Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Lebih aman, berkat engels

Engelberth godfired renwarin berhasil menciptakan elektroda pentanahan atau arde listrik/ground rod, berwujud batangan baja yang dilapisi tembaga, hingga lebih mudah pemasangannya. lulus uji pln-lmk.

22 Agustus 1987 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LELAKI berewokan itu kini boleh merasa bersyukur. Dua bulan lalu, Asosiasi Kontraktor Listrik Indonesia (AKLI) Yogyakarta mengeluarkan anjuran resmi agar para anggotanya memakai produk ciptaannya. Sebelumnya, PLN Yogyakarta/Jawa Tengah juga menyarankan supaya para instalatir listrik di wilayah itu menggunakan karya pria berewokan itu, karena produk itu satu-satunya yang telah lulus uji PLNLMK (Pusat Penyelidikan Masalah Kelistrikan). "Syukurlah, sekarang masyarakat mau menerima ciptaan saya," ujar Engelberth Godfired Renwarin, si berewok itu. Ciptaan Engels -- nama panggilannya -- adalah elektroda pentanahan (arde listrik atau ground rod) berwujud batangan baja yang dilapisi tembaga, hingga lebih mudah pemasangannya. "Elektroda buatan Engels lebih praktis, lebih aman, dan biaya pemasangannya lebih murah," kataJonet Haryanto Harlan, Ketua Asosiasi Kontraktor Listrik Yogya. Menurut Jonet, biaya pemasangan elektroda pentanahan dan pipa Rp 1.500.00 per lokasi sedang untuk ciptaan Engels cuma Rp 500. Di samping itu, kecepatannya juga bisa ditingkatkan dan maksimal 10 menjadi 30 pemasangan tiap hari. Di daerah berbatu-batu seperti Gunungkidul, elektroda baja ini lebih menguntungkan: tidak akan patah bila dipukul palu dan membentur batu. Karena itu, bisa dimengerti bila PLN Distribusi Ja-Teng DIY merekomendasikan pemakaiannya. "Kami tak memaksa. Tapi memang hanya buatan Engels yang telah teruji," kata Tedjo Purnomo, Kepala Bagian Teknik PLN Yogya. Komponen ini diperlukan oleh setiap instalasi listrik. Elektroda pentanahan ini berfungsi menghubungkan sebuah sekring pada setiap unit pemakai listrik dengan tanah. Hubungan ini memang diperlukan pada sebuah jaringan listrik arus bolak-balik, seperti pada jaringan PLN. Bumi, dalam sistem jaringan itu, boleh diibaratkan sebuah j bank elektron, tempat jaringan itu membuang atau mengambil elektron yang diperlukan. Sumbangan Engels, 40 tahun, terhadap sistem jaringan ini berupa elektroda yang fcktif sebagai jalur transportasi elektron. Jika dalam jalur ini terdapat tahanan listrik yang besar, akibatnya bisa merugikan. Gambar yang tiba-tiba berbintik-bintik pada pesawat TV atau suara radio yang gemersak, bisa jadi akibat kesalahan elektroda ini. Akibat lain, bisa berupa radio atau kulkas tiba-tiba terasa mengalirkan setrum ke tangan. Yang paling gawat, elektroda yangburuk ini bisa menyebabkan kebakaran, lantaran arus elektron yang tertahan itu menimbulkan pijaran api. Elektroda konvensional berupa sebatang pipa besi sepanjang 275 cm, diameter 15 dim. Bagian atas pipa dililit kawat tembaga. Pada kedua ujung lilitan, kedua dua mata kawat itu masuk ke dalam rongga dan muncul di ujung-ujung pipa. Kawat tembaga dari ujung atas diteruskan hingga menyambung ke sekring. Sedangkan mata kawat yang lain dipatri pada ujung bawah pipa. Engels mengubah batang pipa itu menjadi batang baja sepanjang 240 senti. Ujung bawah batang besi itu dibentuk runcing 45 derajat. Lalu batang besi itu disepuh, kecuali ujung atasnya. Pelapisan dengan tembaga memang dilakukan dengan cara klasik, yakni melalui proses elektrolisa. Ada dua tahap pelapisan. Pada pelapisan pertama, Engels menggunakan elektrolit tembaga sianida, dan proses kedua menggunakan tembaga sulfat. Untuk menggerakkan proses elektrolisa itu, Engels menggunakan aki 6 volt. Sebelum menjalani proses pelapisan tembaga, batang besi berdiameter 16 mm ini dibersihkan. Tempelan minyak dan lemah, dihilangkan dengan sabun. Lalu, batang diamplas halus. Bagian-bagian yang berkarat dihapus dengan gosokan asam sulfat. Setelah dibilas, pelapisan pertama dilakukan. Kutub positif aki dihubungkan dengan batang besi. Lalu batang besi itu dimasukkan ke dalam bak berukuran 260 x 120 cm yang berisi larutan campuran tembaga sianida (CuCn) yang dicampur dengan larutan natrium sianida (NaCn), natrium karbonat (Na2CO3), dan garam Rechella, masing-masing dengan kepekatan 3%, 3%,1,6%, dan 4%. Pelapisan tahap I ini berlangsung lamban memang. Tapi, "Ikatan tembaganya lebih kuat," kata Engels. Sesudah pembasuhan kedua, batang besi itu menjalani pelapisan tahap II dengan larutan tembaga sulfat (CuS04) dan asam sulfat (H2SO4), masing-masing kepekatannya 25 dan 6%. Karena larutan ini begitu pekat, laju pelapisan pada tahap ini lebih cepat dibanding tahap I. Kedua proses elektrolisa ini dilakukan pada bak yang berbeda, dan keduanya di bawah kuat arut 1-6 amper. Proses keseluruhan makan waktu sekitar sembilan jam. Kini dalam sebulan Engels baru mampu memproduksi seribu unit, dengan harga Rp 5 - 10 ribu. Keuntungan Industri Pelapisan Logam Engels, nama perusahaan mini ini, pukul rata Rp 1 juta sebulan. Dalam waktu dekat ini Engels akan memindahkan tempat usahanya dari rumah kontrakannya ke Lingkungan Industri Kecil (LIK) di Maguwoharjo, sebelah timur Yogya. Barangkali ini wujud tekad Engels yang ingin mengejar permintaan pasar Jawa Tengah dan Yogya yang mencapai 23 ribu unit sebulan. Tujuh tahun sudah Engels merintis usaha ini. "Saya memulainya dari bayang-bayang yang kabur," tutur bekas pegawai Dinas Kehutanan Irian Jaya yang telah 17 tahun meninggalkan tanah kelahirannya, Boven Digul, Ir-Ja. Tahun 1984, karya Engels mulai mendapatkan pengakuan dari Lembaga Metalurgi Nasional (LMN) LIPI, Bandung, dan Balai Besar Bahan dan Barang Departemen Perindustrian. Sekarang Engels berharap ada investor yang mau menggalang kerja sama untuk membangun sebuah "Metal Finishing Industry" yang dicitakannya. "Tapi jangan harap membeli hak paten dari saya," ujarnya tegas. Setelah itu ia ingin memulai penelitian untuk mendapatkan bahan pelawan karat. Putut Tri Husdo, Laporan I Made Suarjana (Biro Yogya)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus