Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

LordZac, Anak Badak Jawa yang Baru Lahir di Taman Nasional Ujung Kulon

Dua ekor anak badak Rhinoceros Sondaicus atau yang biasa disebut badak Jawa, terekam lahir di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK).

19 Desember 2022 | 15.19 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Tangkapan layar kelahiran dua anak Badak Jawa. Dok: KLHK

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Dua ekor anak badak Rhinoceros Sondaicus atau yang biasa disebut badak Jawa, terekam lahir di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK). Rekaman kelahiran kedua badak tersebut diperoleh tim monitoring badak Jawa Balai TNUK melalui kamera trap.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dari rekaman itu diketahui anak badak Jawa pertama berjenis kelamin jantan dengan ID. 089.2022, terekam pada tanggal 18 September 2022 pukul 08.29 WIB dari induk yang bernama Ratu (ID. 035.2011). Selain itu, terekam pula anak badak yang belum dapat diketahui jenis kelaminnya, namun telah diberikan ID. 090.2022, lahir  dari induk yang bernama Menur (ID. 063.2015).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kelahiran tersebut menambah jumlah anak badak Jawa pada tahun ini, setelah pada periode awal tahun ini juga terekam anak badak Jawa yang baru lahir," ujar Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya pada Sabtu, 17 Desember 2022.

Lebih lanjut Siti mengungkapkan jika kelahiran baru anak badak Jawa ini merupakan usaha rutin dan terus-menerus dari tim monitoring Badak Jawa Balai TNUK yang bekerja tanpa mengenal lelah pada tingkat tapak, di antaranya melalui monitoring berbasis camera trap.

Atas kelahiran dua anak Badak Jawa ini, Siti memberikan nama “LordZac” untuk salah satu anak badak yang berkelamin jantan. “Kelahiran baru dua anak badak Jawa ini membuktikan KLHK terus berupaya meningkatkan populasi badak Jawa dan memastikanmya tidak akan punah,” katanya.

Menteri Siti berpesan agar jajarannya tidak boleh terlena dengan kegembiraan kelahiran anak badak Jawa ini. Meskipun badak Jawa dapat berkembang biak, bukan berarti habitat dan individu badak Jawa aman dari berbagai gangguan. Aktivitas perburuan, predator, penyakit, kemungkinan inbreeding, dan bencana alam mengancam keberadaan dan kelestarian badak Jawa.

"Kita dan semua pihak yang membantu dalam upaya pelestarian badak Jawa tidak boleh lengah dan selalu mengantisipasi terhadap setiap ancaman yang mungkin akan terjadi," imbuhnya.

Monitoring badak Jawa merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan dalam rangka upaya mendapatkan data time series salah satu spesies kunci yang dimiliki Taman Nasional Ujung Kulon, selain owa Jawa (Hylobates moloch) dan banteng Jawa (Bos javanicus).

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus