Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - George Michael, mahasiswa program studi Arsitektur lulus dari Institut Teknologi Bandung (ITB) berkat tugas akhir merancang penjara berkonsep humanis. George yang merupakan angkatan 2018 diwisuda pada Sabtu, 23 Juli lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lewat penelitian bertajuk “Memanusiakan Warga Binaaan: Perancangan Lembaga Pemasyarakatan dengan Pendekatan Arsitektur Humanis”, George mengkaji desain penjara yang lebih manuasiawi. Di bawah arahan dosen pembimbingnya Woerjantari Kartidjo, George selalu diingatkan untuk banyak mengeksplor gambar dan informasi lapas melalui buku dan film. Sang dosen pembimbing juga memberikan pandangan dan diskusi terkait keamanan dan kebutuhan di lapas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ide untuk mengkaji desain lapas dari sisi arsitektural ini muncul dari keprihatinan George melihat kondisi lapas. Selama berkuliah di ITB, George pernah terlibat dalam salah satu kepanitian yang mencanangkan slogan “Memanusiakan Manusia”. Namun, dia merasa bahwa implementasinya di masyarakat nyata masih amat minim, terlebih di lapas.
“Saat itu saya merasa, walaupun sudah sering mendengar slogan ini, tapi tetap saja tidak direalisasikan. Dari situ saya terinspirasi untuk menerapkan prinsip yang sama, namun untuk aplikasi ke desain Lembaga Pemasyarakatan,” ujar George dikutip dari lama resmi ITB pada Selasa, 26 Juli 2022.
Sebelum akhirnya memutuskan untuk mengambil kasus rancangan lapas, George sempat memikirkan tempat pembinaan lainnya, seperti Pusat Rehabilitasi Narkoba dan Rehabilitasi Oran dengan Gangguan Jiwa. Namun, George akhirnya memutuskan untuk ambil topik rancangan lapas karena menurutnya menarik dan masih jarang dibahas dalam diskursus arsitektur.
Menurutnya, pembinaan institusi kemasyarakatan seperti lapas selain harus berdiri dengan aturan dan kebijakan-kebijakan hukum sebagai pilar utamanya, juga harus disokong dari aspek desain atau arsitektur. Apabila kedua unsur ini dijalankan bersama maka, kata dia, program pembinaan masyarakat akan mampu dioptimalkan.
George berharap ke depannya akan lebih banyak partisipasi arsitek dalam institusi pemasyarakatan. Selain itu, dia juga berharap masyarakat perlahan dapat mengubah pola pikir yang sempit terkait narapidana. “Narapidana di penjara harusnya dapat dibina dan diberikan pelatihan agar mereka siap ketika kembali ke masyarakat,” tambahnya.
George menyampaikan agar mahasiswa bisa terus semangat untuk bisa berkontribusi kepada sesama manusia dan juga negara. “Untuk teman-teman dan adik-adik semua, jangan takut beda dan jangan takut salah. Manfaatkan kesempatan sebaik mungkin selagi masih menjadi mahasiswa. Coba untuk terapkan keilmuan kita guna menjawab permasalahan yang ada di sekitaran. Dengarkan keresahan kita sendiri, dan tawarkan solusinya,” pesan George.
Usai lulus S1, Geroge mengatakan akan melanjutkan sekolahnya ke jenjang magister di ITB dengan mengikuti program Pembinaan Program Studi Magister (PPSM atau Fast-Track) yang dapat lulus magister dalam satu tahun.