Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Mahasiswa program studi Oseanografi Institut Teknologi Bandung (ITB), Muhammad Firman Nurrudin, menggagas pemetaan ikan tuna di perairan Indonesia. Konsep yang dinamakan sebagai Java Tuna Watch itu menjadi kampiun di ajang kompetisi Esri Young Scholar Award 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Firman menerangkan, karyanya itu merupakan suatu program berbasis website yang memanfaatkan teknologi Geographic Information System (GIS). Program itu dapat digunakan untuk memetakan daerah-daerah yang dapat dijadikan area proteksi ikan tuna. “Datanya bisa dipakai nelayan untuk menangkap tuna di waktu yang tepat,” katanya di laman ITB, 5 Mei 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Program gagasannya itu bekerja dengan memodelkan data klorofil dan suhu permukaan laut yang didapat melalui Satelit Aqua Modis dengan menggunakan persamaan matematis. Data itu dibutuhkan untuk mengetahui keberadaan ikan pelagis kecil yang merupakan mangsa dari ikan tuna. “Setelah dimodelkan, data ini akan mengungkap di titik mana ikan pelagis tersebut berkumpul,” ujarnya.
Kondisi itu dapat dijadikan acuan bagi nelayan untuk mengetahui keberadaan lokasi ikan tuna di laut. Menurut Firman, harga pemakaian sistem ini diperkirakan terjangkau oleh masyarakat. Namun begitu dia masih minta waktu untuk pengembangan. Sebelumnya, Firman menyiapkan idenya dalam waktu dua bulan untuk kepentingan lomba.
Dia mengaku masih perlu banyak data yang lebih beragam seperti data arus dan data gelombang laut. “Saya juga membutuhkan tim yang bisa bekerja sama untuk pengembangan alat ini agar output yang dihasilkan bisa maksimal,” kata dia.
Lomba tahunan pada April 2021 itu diselenggarakan oleh Esri Indonesia, perusahaan pembuat software ArcGIS. Tujuannya, untuk menjaring talenta-talenta muda terbaik di bidang Geographic Information System.
Karya Firman itu dilatarbelakangi oleh keprihatinan mahasiswa ITB itu tentang kondisi perikanan terutama ikan tuna di daerah Selatan Jawa yang saat ini masih belum dikelola dengan baik. Dampaknya bisa mengancam kelestarian tuna yang terlalu dieksploitasi. Data Model yang dibuat oleh Blue Marine Foundation memperkirakan tuna di selatan Jawa dapat punah pada 2026 apabila praktik perikanan tuna masih seperti sekarang, belum diatur dengan cara lestari.