Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Makin kaku, makin kencang

Raket tenis jenis wide body atau berangka lebar kini makin populer karena bisa memberikan pukulan yang lebih keras. berdasar uji coba, terungkap keunggulannya dibanding jenis konvensional.

28 Oktober 1989 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ADA "senjata" jenis baru yang sedang ngetop di arena tenis: raket berangka lebar (wide body). Ratu tenis Steffi Graf dan Martina Navratilova adalah pemain yang kini memakai raket jenis ini. Di Indonesia, belum banyak pemain nasional yang menggunakan raket jenis ini. Tintus Arianto Wibowo adalah salah satu petenis yang sudah menggunakan raket berbadan lebar itu. "Lebih ringan, tali bisa memberikan pukulan lebih keras," tutur Tintus. Bekas juara Asia ini pekan lalu mulai menggunakan raket wide body Yonex RQ 360. Sepintas, bentuk raket WB (wide body) memang tak beda dengan raket konvensional. Bentuk kepalanya bulat telur, dengan lingkaran seluas 90-110 inci persegi. Tapi, dari arah samping, keduanya tampak amat berlainan. Jenis WB ketebalan rangkanya antara 3 dan 3,6 cm, sedangkan yang konvensional rata-rata di bawah 2,5 cm. Uji coba oleh Butch Seewagen, penasihat perlengkapan tenis pada majalah World Tennis, telah mengungkapkan keunggulan WB dibanding jenis konvensional. Berdasarkan pengetesan sejumlah raket dari berbagai merk, ukuran, dan bahan baku, Seewagen menyimpulkan, raket BW bisa memberikan pukulan yang lebih kencang. Dalam riset kecil-kecilan itu, Seewagen mengerahkan sejumlah pemain, yang menguji raket WB itu dengan cara membuat dua pukulan servis berturut-turut. Lantas kecepatan luncuran bola diukur dengan Jugs Speed Gun, alat yang sering digunakan untuk mengukur kecepatan gerak seorang pitcher dalam base-ball. Secara rata-rata, pukulan servis pertama, dengan raket WB jenis Wilson Profile 95 memberikan laju bola setinggi 104,7 mil per jam. Sedangkan laju bola pada pukulan kedua menurun hingga tinggal 90,7 mil/ jam. Dari lima jenis raket WB yang diuji Wilson Profile 95 memberikan pukulan paling keras. Raket WB jenis Dunlop Max Impack Plus, dalam pengujian Seewagen, bisa menghasilkan laju bola 97 mil/jam pada servis pertama, dan 82,6 mil pada pukulan kedua. Sekelas di bawahnya adalah raket WB Spalding Professional, Prince Thunderstick 110, dan Head Astral Master. "Secara statistik, raket wide body bisa memberikan pukulan lebih keras dan kencang," kata Seewagen. Rangka yang lebar pada jenis WB, menurut mantan pemain pro ini, bisa memperbaiki kekakuan raket. Alhasil, tubuh raket tak perlu melengkung saat diayunkan dan membentur bola. Dengan begitu, "Tenaga yang tercurah untuk memukul bola menjadi lebih besar," tutur Seewagen. Hanya saja, raket kaku itu cenderung membuat lecet tangan pemain. Namun, pemilihan raket mempertimbangkan pula unsur stabilitas, yang menyangkut keseimbangan konstruksi, sehingga tubuh raket tidak melintir ketika terayun dan membentur badan bola. Desain raket yang penjol, atau kekakuannya tak seragam, bisa memberikan efek pelintir itu. Semakin kencang ayunan, kian besar pula efek pelintir yang ditimbulkannya. Dalam istilah teknis, efek pelintir itu sering disebut momen inertia sudut. Para pemain tenis juga mementingkan segi kenyamanan raket. Ini memang subyektif, tergantung perasaan pemakai. Unsur ini penting untuk memberi arah dan kecepatan yang dikehendaki pemain, terutama saat melakukan pukulan voli dan lob. Segi lain ialah vibrasi. Semakin cepat meredam efek vibrasi (getaran), raket dianggap makin bagus. Sebab, semakin cepat vibrasi teredam, berarti semakin pendek pula gangguan getaran pada tangan pemain. Dulu ada anggapan bahwa hanya raket berangka kayu yang bagus untuk meredam vibrasi. Tapi kini komposit aluminium dan kevlar terbukti bisa meredam getaran. Desain raket dengan rangka kepala yang tebal dan leher tipis ternyata juga bisa menjinakkan vibrasi sampai 80. Masih ada satu hal yang perlu disimak dalam menilai keandalan raket, yakni power-nya. Di sini yang ditekankan adalah luas daerah senar di dalam rangka, yang bisa mengarahkan pukulan yang diingini pemain, dengan kecepatan bola yang terukur (sweetspot). Semakin luas sweetspot, sebuah raket dipandang makin baik. Seewagen dkk. secara berkala melakukan uji coba atas sejumlah raket baru, di lapangan dan lab milik World Tennis, yang dirancang oleh Karl Hendrick, guru besar fisika dari Institut Teknologi Massachusetts (MIT). Dalam hasil tes tim itu, keunggulan dalam hal kekakuan, kenyamanan, stabilitas, vibrasi, dan power, jarang bersemayam dalam satu jenis raket. Wilson Profile 95, misalnya, dikenal sangat kaku. Lewat uji coba Seewagen, raket yang rangkanya terbuat dari campuran grafit dan kevlar itu memperoleh skor 9,2, dan stabilitasnya 7,5. Kemampuan meredam vibrasi pun dinilai excellent. Tapi dalam soal kenyamanan, dia hanya punya skor 7, kalah oleh Prince Thunderstick (terbuat dari grafit), yang kekakuannya 5,7. Prince jenis kenyamanannya menldapat skor 5,7, dan stabilitasnya luar biasa, 10,2. Namun, tak berarti raket lentur selalu nyaman. Spalding Taxi (dari komposit grafit dan serat gelas), misalnya, kekakuannya dinilai rendah (3,1), tapi toh tak nyaman juga dipakai, skornya cuma 6,5. Tapi Spalding ini dinilai memiliki power tinggi (8,1), yang bisa memberikan sweetspot lebih baik ketimbang Wilson Profile 95, yang power-nya cuma 7,7. Kalaupun ada yang perlu disebut sebagai raket istimewa versi Seewagen, dialah Wilson Profile 110, yang punya skor kekakuan 11,6, stabilitas 9,4, dan power 11,0. Tapi dalam hal kenyamanan skornya cuma 7. Tak ada raket yang memborong semua aspek keunggulan. Maka, Seewagen pun melecehkan pemain yang semata-mata mencari raket kaku agar bisa membuat pukulan keras. "Semakin baik seorang pemain, dia makin tak tertarik bicara soal pukulan keras," ujarnya. Perlu juga diingat, juara Wimbledon 1989 Boris Becker, juga Ivan Lendl, yang terkenal dengan pukulan kerasnya, tak memakai raket wide body. PTH dan Priyono B. Sumbogo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus