Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di antara awan putih dan langit biru, ada satu hal yang menakutkan para pilot perkasa. Kumulonimbus. Inilah nama bagi sang awan badai yang terdiri dari kristal es. Awan yang melayang hingga ketinggian 11 kilometer ini pula yang dituding sebagai awal petaka pada pesawat Adam Air rute Surabaya-Manado awal tahun ini.
Untuk keluar dari cengkeraman awan itu, pilot harus dituntun pengatur lalu lintas udara di bandar udara terdekat. Tapi petugas di darat tidak dapat langsung menuntun pilot. Ia biasanya meminta pilot bertahan, lalu mencari pesawat terdekat untuk meminta informasi jalur yang relatif aman.
”Ini memakan waktu,” kata peneliti Pusat Atmosfer Nasional Amerika Serikat, Marcia Politovich. Pilot yang semakin khawatir biasanya meminta izin turun di ketinggian 3.000 meter, yang terbebas dari awan ini tapi rentan serangan turbulensi udara dan hadangan gunung.
Politovich mengatakan, lembaganya telah merancang prosedur baru untuk menuntun pilot keluar dari awan galak. Informasi terkini itu langsung terbaca oleh pilot di kokpit. Menurut Politovich, sistem ini merupakan integrasi antara satelit data cuaca, radar, observasi darat, dan laporan pilot. Sistem ini baru dipakai di Amerika pada akhir Desember lalu. Semoga Indonesia segera memilikinya.
Bakteri Rumput Gajah untuk Sawi
Sekelompok mahasiswa Institut Pertanian Bogor menemukan bakteri untuk melawan penyakit akar gada, yang membuat akar tanaman sawi membengkak dan daunnya mengkerut. Andrea Emma Pravitasari, salah seorang mahasiswi yang terlibat penelitian itu, mengungkapkan bahwa bakteri pada akar rumput gajah itu merupakan musuh alami bakteri penyebab akar gada, yakni Plasmadiapora presicae.
Mahasiswi semester tujuh jurusan ilmu tanah dan sumber daya lahan ini mengatakan, bakteri dari akar rumput gajah cukup dicampurkan dengan kompos. Dari uji coba, bakteri ini tidak hanya baik untuk sawi, tapi juga tanaman lain seperti cabe, tomat, dan anggrek.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo