PRIA yang berpakaian rapi dan bermobil bagus memasuki sebuah
rumah gedung di Kebayoran Seorang asisten membuntutinya.
Sepengetahuan nyonya rumah, mereka mengutak-utik meteran
listrik. Sebentar saja. Ongkosnya lumayan: Rp 250.000. Sambil
bersalaman, tukang yang rapi itu berkata kepada nyonya rumah:
"Saya jamin, orang PLN tidak bisa menjumpai rahasia ini."
Percaya atau tidak, itu suatu praktek menipu PLN. Keluarga itu
dulu biasa membayar rekening listrik sampai Rp 200.000. Kini
sekitar Rp 50.000 saja. Penipuan macam ini, entah berapa
banyaknya, jarang diketahui PLN.
Tapi bagaimana mengurangi rekening PLN tanpa menipunya? Biaya
listrik sudah tinggi, dan cenderung meningkat lagi. Banyak
gedung besar di Jakarta telah mencoba melakukan penghematan.
Tapi Gedung Jaya di Jalan M.H. Thamrin, masih membayar rekening
listrik tiap bulan sampai Rp 17 juta. Dan gedung di seberangnya,
Skyline Building, masih membayarnya sekitar Rp 23 juta per
bulan.
Hotel Borobudur Interontinenul telah memasang stiker save our
energy di kamar-kamar. Sistem key-tag akan dipasang, seperti
halnya di banyak hotel di luar negeri. Sistem ini akan mematikan
lampu dan AC secara otomatis kalau kamar tak dihuni.
Hotel Sari Pacific yang 6 tahun lalu cuma membayar listrik
sekitar Rp 16 juu per bulan, tapi kini sekitar Rp 30 juta per
bulan, juga merencanakan langkah penghematan Tapi baru sekedar
timer otomatis, bagi lampu uman, misalnya. Pada jam tertentu,
lampu dengan sendirinya mati di tempat tertentu.
Untuk menghemat rekening listrik, pihak konsumen sebetulnya bisa
memperoleh semacam buku bimbingan PLN. Di Medan, misalnya,
beredar brosur PLN. Antara lain anjuran memasang kondensator,
"bisa menambah jumlah lampu atau alat listrik lainnya tanpa
menambah daya."
Dianjurkan pula memakai lampu neon (Zuorescent, TL) karena
mempunyai efisiensi penyinaran (intensitas cahaya, lumen) lima
kali lebih besar daripada lampu pijar (bohlam), bahwa lebih
awet delapan kali daripada lampu pijar. Tetapi kalau tidak
dipasang kon densator (capasitor shunt), borosnya sama saja.
Departemen Elektronik dari Fakultas Teknologi Industri, ITB,
telal mengadakan penelitian tentang lampu neon ini. Memang
lampu neon 20 wat akan lebih terang daripada bohlam 20 watt.
Tetapi sering neon tak mau menyala, terutama ketika beban
listrik besar. Bahkan sering sikring utama (pembatas arus dari
PLN) terputus: atau jatuh, hanya karena sebuah neon saja.
Sementara itu, Laboratorium Konversi Energi Listrik di
departemen yang sama telah meneliti lampu neon berikut ballast
(umum biasa menyebut: trafo neon). Kesimpulannya ialah semua
lampu dan ballast yang diuji tak memenuhi persyaratan SII
(Standar Industri Indonesia). Kerugian terbesar bagi konsumen
ialah di ballast ini.
Yayasan Lembaga Konsumen (YLK) juga telah melakukan penelitian
terhadap enam merk lampu pijar yang beredar di pasaran
Indonesia. Penelitian dilakukan dari segi dimensi, mekanik,
elektrik, kimiawi, terang cahaya dan umur lampu. Cuma tiga merk
yang dianggap memenuhi syarat: Phillips (ternyata harganya juga
paling murah), kemudian Insram (produsennya tidak diketahui,
meskipun dapat hak edar) dan Tungsram. Yang paling buruk ialah
merk Delta dan Tristar. YLK juga menandai bahwa masih saja
beredar lampu pijar tanpa karakteristik umur lampu dan daya
(wattage). Juga tidak sebuah pun yang mencantumkan lumen.
Kalau ITB mencantumkan usia neon sekitar 3.500 jam nyala, YLK
memperkirakan lampu pijar 750 jam nyala. Bahkan saran YLK,
jangan sering main mati/hidup, karena hal ini akan mempercepat
putusnya lampu.
BERBAGAI bangunan "memang cenderung mengh ambur energi, " kata
Dr. SoegiyantO. Ahli Fisika Bangunan dari ITB itU menilai banyak
bangunan kurang memanfaatkan cahaya matahari dan udara
sekeliling. Dan dia berpendapat bahwa 70% dari rumah tinggal di
Jakarta boros energi.
Untuk mendapat kondisi nyaman, luas ventilasi
sekurang-kurangnya harus 0,8% dari luas lantai. Kalau udara
masih juga belum bisa mengalir ke ruangan lain, ventilasi harus
diperluas lagi. Boleh sampai 2% dari luas lantai. Sedang lubang
cahaya, harus 7-10% dari luas lantai.
Menurut Soegiyanto, bersamaan dengan kemajuan teknologi, akan
meningkat pula kebutuhan pokok, termasuk kebutuhan-tambahan
sampai kebutuhan mewah. "Berbarengan dengan itu semua," ujarnya,
orang "harus juga belajar berhemat."
Hal ini sudah dimulai dengan gedung LIPI (Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia) yang baru, Widya Graha. Arsitektur gedung
dibuat sedemikian rupa sehingga pemakaian listrik untuk alat
pendingin dan penerangan seminimal mungkin. Fungsi gedung tidak
terganggu seandainya listrik mati. "Walaupun Jakarta kota
metropolitan," kata Rio Rachwartono, Kepala Biro Teknik &
Pembangunan, LIPI, "dari segi listrik, dianggap masih desa."
Gedung berbentuk ellipse ini juga terbuka di bagian tengahnya.
Lewat lubang inilah ventilasi silang secara vertikal maupun
horisontal terjadi. Karena banyaknya jendela kaca dan ruang
tembus terbuka di tengah, akibatnya tetlalu banyak sinar dan
angin. Kini, gedung yang dibanggakan karena hemat energi itu
memasang penutup alur vertikal (vertical blinds) dan AC
sentral. "Bagaimanapun," kata Rachwartono, "ruangan memang lebih
enak kalau memakai AC." Menurut pengakuannya, kapasitas AC hanya
dipasang separuh saja.
Cara ventilasi silang ini juga akah dipakai oleh gedung
Direktorat Tata Kota dan Daerah dari Departemen Pekerjaan Umum.
Yaitu dengan menggunakan energi alami sebanyak mungkin. Bentuk
bangunan silang ini di tengahnya juga berlubang seperti gedung
LIPI. Diperkirakan nanti kalau jadi, pemakaian alat pendingin
cuma 20% dari keseluruhan ruangan. Yaitu hanya di ruangzn
direlitur, perpustakaan, ruang komputer danruang serba guna.
Gedung yang letaknya di Kebayoran ini nantinya bisa menghemat
listrik sampai 40%. Susunan lampu dibikin sedemikian rupa,
sehingga lampu dinyalakan sesuai dengan keadaan cuaca di luar.
"Tetapi penghematan yang nyata akan terjadi," kata Ir. Bambang
A.S., Direktur Uu'ma PT Ciriajasa, pemborong gedung tersebut,
"dan itu tergantung pada si pemakai kantor."
Bagi rumah tinggal, agak sulit menerapkan penggunaan energi
alami. Apalagi kalau letaknya saling berdempetan. Dalam
simposium "Upaya Arsitektonis dalam Usaha Konservasi Energi"
oleh Direktorat Tata Bangunan Dit-Jen Cipta Karya bulan lalu,
ada dijabarkan hal pembuatan rumah berudara segar dan bersinar
matahari dengan biaya ekonomis.
Atapnya harus tinggi dan curam, dengan demikian sinar matahari
yang jatuh akan lebih kecil daripada rumah beratap datar. Pada
atap itu sendiri ada ventilasi, sehingga udara yang panas antara
atap dan langit-langit rumah, bisa keluar masuk. Pergantian
udara ini menjadikan rumah lebih sejuk. Rumah juga sebaiknya
berjendela kaca yang bisa dibuka, sehingga sinar mauhari bisa
mengalahka energi buatan alias listrik.
Rumah hemat energi begini telah dilaksanakan oleh beberapa
orang. Misalnya keluarga Suwarno dari Binuro, Jakarta. Rumah
yang dibuatnya tahun lalu mempunyai jendela besar-besar sehingga
sinar matahari bebas masuk. Arsitek muda ini juga memakai tenaga
surya (solar energy). "Dengan demikian kami menghemat pemakaian
gas," ujar Ny. Dilla Suwarno.
Panas yang dihasilkan dari Solar Haff (bikinan Australia) ini
bisa mencapai 80øC, dan bisa memproduksi sampai 300 liter air
panas. Lewat pipa-pipa kecil yang terletak dalam solar panel,
air yanas dialirkan ke tangki lain. Solar Hart beratnya 300 kg
dan ditaruh di atas atap. Anda kepingin punya? Silakan. Pertama,
sesuaikan dulu kekuatan konstruksi rumah anda. Setelah itu,
sediakan uang Rp 1 juta untuk pembelian berikut pemasangannya.
ADA sebuah kotak bernama gubard. Bukanlah Pak Gubardi yang
menciptakannya. Tetapi nama itu akronim dari "guru, sabar dan
guru jadi," kata Dr. M.S.A. Sastroamidjojo, Direktu PPPTM
(Pusat Penelitian Penerapan Tenaga Matahari), Universitas Gajah
Mada, Yogya.
Kotak ini mudah dibuat, ukuran ditentukan menurut keperluan.
Bahannya mudah pula didapat. "Kotak ini bisa menghemat bahan
bakar sampai 45,5%, kata Pak Seno Sastroamidjojo lagi. Tetapi
karena ini menyangkut masalah perubahan pola hidup, "bersediakah
kaum ibu memakainya?" tanyanya.
Kotak gubardi bikinan PPPTM ini berukuran 40 x 65 x 40 cm.
Dilengkapi dengan kain blacu' 7 meter dan kapas sekitar 10 kg.
Ongkos buat seluruhnya sekitar Rp 32.400. Cara pakai: nasi yang
dimasak dalam panci setelah setengah matang dan airnya kering,
segera angkat dari kompor. Tutup panci jangan dibuka. Lantas
masukkan langsung dalam gubardi. Persis seperti teko teh dengan
tutup penahan panas.
Dalam diskusi panel sektor rumah tangga dari Seminar Konservasi
Energi September lalu, ada juga disinggung masalah kotak penahan
panas ini. Nyonya T. Slamet Danudirdjo sebagai salah
seorang peserta diskusi bahkan mengatakan bahwa penyekat bisa
dari serbuk gergaji, sekam atau bahan-bahan lainnya yang
tersedia.
Di samping itu, kualitas kompor menyangkut pula boros tidaknya
penggunaan minyak tanah. Kompor yang baik cuma menelan minyak
tanah antara 135-147 cc per jam. Nyala pun harus biru dan ini
berarti mempunyai panas yang tinggi, selain hemat bahan bakar.
Kompor dengan sumbu asbes, selain lebih mahal, boros minyak
tanah. Yang baik justru sumbu tali yang terbuat dari katun.
YLK bahkan telah mengadakan penelitian sebanyak 48 macam kompor
yang ada di pasaran Indonesia. Ternyata lebih dari separuh (56%)
tidak memenuhi syarat. Banyak di atas 50øC suhu minyak dalam
bejana ketika kompor dipakai. Kompor yang baik--menurut SII --
tidak boleh melebihi derajat panas tersebut, agar tidak meledak.
YLK juga mencaut bahwa setelah dilakukan penelitian, terbukti
bahwa tidak semua yang diimpor selalu termasuk kclas wahid. Merk
impor seperti Toyoset, Takara dan MMM tidak memenuhi standar
perdagangan dan standar industri. Yang baik justru kompor dengan
merk Dua Saudara dan kompor buatan Cimindi, keduanya dari
Bandung, yang mempunyai efisiensi 60%. Demikian pula merk Terang
Bulan dari Surabaya.
TRANSPORTASI darat (beroda) di Indonesia ternyau telah merampas
63,8% dari seluruh konsumsi bahan bakar semua jenis angkutan.
Bagaimana menghemat bahan bakar? "Tergantung dari pribadi yang
mengoperasikan dan memelihara kendaraan itu," kata seorang
anggota IATO (Ikatan Ahli Teknik Otomotif) yang namanya tidak
mau disebut.
"Pemanasan mobil cukup 2-3 menit saja," ujarnya. Mobil kuno
memang memerlukan pemanasan mesin yang Cukup lama, untuk
mensirkulasikan minyak (oli) ke mesin. Dengan teknologi mutakhir
ini, oli sudah menempel di bagianbagian mesin. Juga karena ada
thermosut, air tak perlu dipanaskan dalam suhu tertentu. Begitu
roda mobil menggelirlding, sebaiknya cepat oper persneling.
Untuk kendaraan bikinan Jepang, puuran mesin yang paling
ekonomis adalah 2.000 - 2.200 rpm. Pedal gas tak usah dipompa.
Bensin terbuang percuma saja. Sebaiknya kecepatan mobil lebih
merata daripada lambat kemudian cepat seperti akan menguber
setan.
Shell pernah mengadakan penelitian bahwa kendaraan yang melaju
dengan kecepatan terlalu tinggi, justru lebih memboroskan
bensin. Tahanan angin (wind resistance) bertambah menurut
kecepatan. Laju kendaraan 70 km per jam akan menghemat 20% bahan
bakar daripada yang lebih laju, 90 km per jam.
Alat pendingin (AC) menyedot 6 dari jumlah bahan bakar. Juga kip
angin, radio dan lampu, meskipun tid sebesar AC. Kalau tonnage
lebih sarat dari ukuran, tentu akan menahan bahan bakar pula.
Selain itu, "pemeliharaan juga penting sekali," tambah anggota
IATO ter sebut. Tali kipas yang kendur, saringan tak bersih dan
tekanan udara pada ban akan mempengaruhi juga seberapa bisa
menghemat bensin. Setiap ban yang mempunyai tekanan udara kurang
dar 5%, pertambahan bahan bakarnya menjadi berkurang « km setiap
1 liter bahan bakar. Misalnya, untuk kendaraan jenis X dengan
pemalcaian bensin yang tadinya 1: 10, jadi 1: 9,5.
Pemilik mobil sering-cuma ikut-ikutan mode saja, tapi berakibat
menambah borosnya bahan bakar. Misalnya, pemakaian ban radial
oleh "mereka yang senang pamer," ujar orang IATO tadi.
Lebih baik membeli Electronic Ignition Amplifier, sehingga bisa
dicek apakah kerja busi meleset atau tidak. Dengan perputaran
busi dalam jarak tertentu (biasanya di atas 3.000 rpm) akan
terjadi penghamburan daya putar.
Rupanya mobil dan motor bikinan Jepanglah yang siap berhemat
energi. PT Astra Internasional baru-baru ini memasarkan model
sepeda motornya yang baru. Honda Super Cub 800 (Honda C 800)
dengan pemakaian bahan bakar 1: 115. Motor 4 tak ini memakai
sistem CVCC (Compound Vortex Conttolled Combustion), yaitu
campuran minimal (lean mixture) ketika terjadi pembakaran antara
udara dan bahan bakar. Keuntungan dari motor yang disebut
econopower motor ini ialah gas CO yang biasanya membuat polusi
itu dibakar kembali, karena banyaknya 02.
Selain itu, pengendara yang suka main-main gas (besar dan kecil)
yang memekakkan telinga itu, akan lebih memboroskan bahan bakar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini