Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Seseorang atau kelompok yang ingin mencapai tujuan akan melakukan sesuatu untuk mencapai tujuannya. Perilaku usaha itu berarti motivasi yang secara sadar meningkatkan kemampuan untuk mencapai sesuatu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip jurnal Psychological Science, ahli psikologi memahami motivasi berdasarkan berbagai analisis. Misalnya, analisis kognitif, perilaku, dan afektif sering digunakan untuk menjelaskan tentang motivasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ada tiga pandangan mengenai motivasi, yaitu teori kebutuhan, humanistis, dan perilaku:
- Teori kebutuhan
Teori ini merujuk pemikiran Abraham Maslow, bahwa motivasi melalui kepuasan kebutuhan diatur dalam tatanan hierarkis. Rasa tidak puas yang menggerakkan seseorang untuk memenuhi kebutuhan.
Manusia sebagai makhluk yang tidak akan puas hanya dengan terpenuhi satu kebutuhan saja. Manusia akan puas jika semuanya terpenuhi, walaupun dipastikan terus mengejar kebutuhan yang baru. Supaya kebutuhan itu terpenuhi, manusia membangun motivasi untuk mendapat segalanya. Kepuasan bersifat sementara waktu.
- Teori humanistis
Teori humanistis menjelaskan, bahwa hanya ada satu motivasi yang dimiliki seseorang. Motivasi itu dimiliki oleh individu sepanjang waktu dan di mana pun berada. Menurut teori ini, menghormati seseorang yang mempunyai potensi dan keinginan untuk belajar.
- Teori perilaku (behavior)
Teori ini berpendapat, motivasi dipengaruhi sepenuhnya oleh lingkungan. Suatu tingkah laku akan termotivasi, apabila konsekuensi perilaku itu menggerakkan emosi individu. Entah itu menjadi suka atau tidak sama sekali. Bila konsekuensi tingkah laku menimbulkan rasa suka, maka tindakan menjadi kuat. Tapi jika tingkah laku itu menimbulkan rasa tidak suka, maka perilaku itu akan ditinggalkan.
HARIS SETYAWAN