Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat atau NASA mengumumkan pemberian dana sebesar US$ 11,5 juta (setara kurang lebih Rp 182,29 miliar) untuk mendukung pengembangan desain pesawat komersial generasi baru yang lebih efisien dan berkelanjutan. Dana tersebut akan digunakan untuk lima studi desain baru dalam inisiatif Advanced Aircraft Concepts for Environmental Sustainability (AACES) 2050.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Inisiatif disebut bertujuan untuk menciptakan pesawat dengan emisi rendah yang dapat mengurangi dampak lingkungan dari penerbangan dan mendukung daya saing teknologi Amerika Serikat di masa depan. “Meningkatkan daya saing teknologi AS pada 2040-an, 2050-an, dan seterusnya,” kata Administrator Asosiasi NASA untuk Direktorat Penelitian Aeronautika, Bob Pearce, dikutip dari Space.com, Rabu, 27 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebanyak lima organisasi terlibat dalam studi ini. Mereka adalah Aurora Flight Sciences dari Boeing, Electra, Georgia Institute of Technology, JetZero, dan Pratt & Whitney yang akan mengembangkan berbagai konsep desain pesawat. Setiap organisasi membawa keahlian dalam berbagai bidang, mulai dari sumber bahan bakar alternatif hingga teknologi propulsi dan desain kendaraan aerodinamis.
Area studi yang dilakukan oleh Aurora Flight Sciences, Electra, dan Pratt & Whitney akan mencakup pengembangan berbagai aspek teknologi penerbangan, termasuk bahan bakar alternatif, sistem propulsi, dan desain aerodinamis pesawat. Aurora Flight Sciences akan memeriksa bahan bakar alternatif dan sistem propulsi, sementara tim Electra akan fokus pada propulsi listrik serta desain aerodinamis unik untuk badan pesawat dan sayap guna mengurangi emisi dan kebisingan.
Peneliti dari Georgia Institute of Technology akan mengeksplorasi teknologi keberlanjutan lebih lanjut, termasuk konfigurasi pesawat yang ramah lingkungan. Di sisi lain, JetZero akan mengkaji pemanfaatan hidrogen cair kriogenik sebagai sumber bahan bakar untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Sedangkan Pratt & Whitney akan memprioritaskan efisiensi termal dan propulsif untuk mengurangi konsumsi bahan bakar serta dampak pemanasan global.
“Proposal yang terpilih datang dari beragam organisasi yang akan memberikan eksplorasi menarik dan luas mengenai skenario, teknologi, dan konsep pesawat yang akan memajukan penerbangan menuju tujuan keberlanjutan transformatifnya,” kata Nateri Madavan, Direktur Program Kendaraan Udara Lanjutan NASA.
Desain pesawat yang dikembangkan melalui AACES diharapkan dapat mulai beroperasi dalam 25 tahun ke depan. Dengan berfokus pada pengurangan ketergantungan pada bahan bakar tradisional yang berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca, NASA bertujuan mendukung pencapaian emisi penerbangan net-zero pada 2050.