Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Para Ilmuwan NASA baru-baru ini mengungkap penemuan sebuah “kota” bertenaga nuklir yang terkubur 100 kaki di bawah lapisan es Greenland, Amerika Utara. Penemuan ini dilakukan menggunakan teknologi radar canggih yang mendeteksi tanda-tanda konstruksi manusia di bawah lapisan es yang tebal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Camp Century, sebuah instalasi militer Amerika Serikat yang dibangun pada era Perang Dingin dan ditinggalkan pada 1967, ditemukan kembali oleh pesawat Gulfstream III milik NASA pada April lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami sedang mencari dasar es dan tiba-tiba muncul Camp Century,” kata Alex Gardner, seorang ilmuwan kriosfer di NASA’s Jet Propulsion Laboratory yang membantu memimpin proyek ini, seperti dilaporkan New York Post. “Kami tidak tahu itu apa pada awalnya.”
“Tujuan kami adalah untuk mengkalibrasi, memvalidasi, dan memahami kemampuan serta keterbatasan UAVSAR untuk memetakan lapisan internal lapisan es dan antarmuka es-dasar,” kata ilmuwan NASA Chad Greene.
Camp Century sendiri dirancang untuk menjadi ‘kota di bawah es’, dengan rencana pembangunan lebih dari 3.000 mil terowongan yang bertujuan memberi keunggulan taktis dalam pertempuran nuklir melawan Uni Soviet (kini bernama Federasi Rusia).
Menurut laporan Washington Post, Camp Century awalnya dirancang untuk tiga kali ukuran Denmark (yang memiliki Greenland), seluas 52.000 mil persegi (sekitar ukuran Louisiana) dan dilengkapi dengan 2.000 posisi tembak dari mana 600 ‘rudal Iceman’ akan diluncurkan dalam perang nuklir dengan Soviet —sebuah revolver yang dipahat dari es.
Rudal-rudal ini akan diluncurkan melalui terowongan ‘cut-and-cover’ yang digali 28 kaki di bawah permukaan es. Proyek ini, yang dikenal dengan nama Proyek Iceworm, dirahasiakan dari Kerajaan Denmark dan baru terungkap pada tahun 1997. Proyek ini ditinggalkan pada tahun 1967 karena kesulitan dalam membangun di bawah lapisan es yang terus bergerak, serta biaya yang mencapai lebih dari US$ 25 miliar dengan nilai saat ini.
Penemuan ini mengungkap ambisi AS untuk mempertahankan penggunaan rudal nuklir darat sebagai bagian dari kebijakan pencegahan nuklir. Pada masa kepresidenan Dwight D. Eisenhower, Korps Insinyur Angkatan Darat AS membangun struktur ini dengan tujuan strategis menghadapi potensi ancaman dari Uni Soviet.