Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

NASA Umumkan Misi ke Bulan 2023, Jelajahi Kutub Gelap Permanen

Misi ke bulan oleh robot penjelajah VIPER akan mendahului dan membuka jalan misi yang berawak, Artemis, setahun berikutnya.

25 Mei 2021 | 23.53 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Antariksa dan Penerbangan Amerika Serikat, NASA, mengumumkan misi ke bulan pada 2023 bernama Volatiles Investigating Polar Exploration Rover (VIPER). Misi robot penjelajah ini bertujuan mencarikan lokasi pendaratan yang potensial untuk Artemis, misi berawak, yang akan diluncurkan setahun setelahnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain itu, misi VIPER yang senilai Rp 6,2 triliun juga akan mencari sumber air dengan rencana menjelajahi kutub selatan bulan. "Mencari lapisan es air ataupun sumber daya lain yang dapat dipanen oleh manusia," kata Direktur Divisi Ilmu Planet NASA, Lori Glaze.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Glaze menilai VIPER adalah contoh lain bagaimana misi ilmu robotik dan eksplorasi manusia berjalan seiring. “Keduanya diperlukan saat kami bersiap untuk membangun keberadaan yang berkelanjutan di Bulan,” ujar Glaze.

Misi Artemis rencananya akan mengantar astronot perempuan pertama bersama astronot yang pria mendarat di bulan pada 2024. Seperti diketahui, misi berawak pertama yang mendarat di bulan telah dilakukan sejak 1972 lalu.

VIPER dirancang menjadi penjelajah pertama di bulan dengan lampu depan. Sinar lampu akan membantunya menjelajahi wilayah bulan yang telah berada dalam kegelapan permanen selama miliaran tahun. Robot seukuran golf cart itu akan menghabiskan tiga hari di permukaan bulan, atau sekitar 100 hari Bumi.

Belum jelas medan permukaan bulan yang akan dijelajahi itu. Sedang variasi suhunya diperkirakan terentang hingga 260 derajat Celsius. "Data yang diterima dari VIPER memiliki potensi untuk membantu para ilmuwan kami dalam menentukan lokasi dan konsentrasi es yang tepat di Bulan," kata Glaze.

Setelah berada di Bulan, VIPER akan menjelajahi kawah bulan menggunakan seperangkat roda dan sistem suspensi khusus untuk mencakup berbagai tanjakan dan jenis tanah. Desain VIPER secara signifikan dibangun di atas konsep robotik sebelumnya yang disebut Resource Prospector, yang dibatalkan NASA pada awal 2018.  

VIPER telah berevolusi untuk meningkatkan kemampuan sains Prospector, memungkinkan lebih banyak pengumpulan data di permukaan bulan untuk membantunya mempersiapkan misi awak di masa depan. Termasuk memperpanjang usia misi dari sebelumnya yang hanya ditetapkan satu hari lunar.

NASA tidak bisa memastikan seperti apa tanah di wilayah kutub bulan—keras dan padat, halus, atau di antara keduanya. Jadi VIPER diklaim dirancang untuk kelincahan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Penjelajah dapat mengemudi ke samping atau diagonal, berputar dalam lingkaran dan bergerak ke segala arah tanpa mengubah cara menghadapnya.

VIPER akan membawa empat instrumen, termasuk bor palu Regolith dan Ice Drill untuk Exploring New Terrains (TRIDENT) dan instrumen Mass Spectrometer Observing Lunar Operations (MSolo) ke bulan. Misi ke bulan ini juga akan diperkuat Sistem Spektrometer Volatil Dekat Inframerah (NIRVSS) dan Sistem Spektrometer Neutron (NSS).  

Sedang pada gambar di atas memperlihatkan baju astronot yang sudah disiapkan NASA pada 2019 lalu untuk misi ke bulan Artemis pada 2024 nanti.

DAILY MAIL | NASA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus