DUA dasawarsa terakhir abad ke-20 ditandai oleh "ledakan informsi dan komunikasi. Kebutuhan akan komunikasi kilat melonjak naik. Orang menginginkan "percakapan" antarkomputer, pengiriman pos elektronis, telekonperensi bisnis. Dalam hal ini, satelit buatan memang sangat menolong. Tapi, untuk telekomunikasi dengan volume dan kecepatan tingi, jawaban satu-satunya ialah optika serat. Optika serat mengirimkan infonnasi dalam bentuk isyarat berupa pulsa cahaya melalui serat-serat gelas sehalus rambut. Gelas itu dibuat demikian murni hingga misalnya bila samudra terbuat dari kaca seperti itu, kita akan dapat melihat kepiting meranggkak pada. dasarnya. Ada empat keuntungan optika serat dibandingkan dengan kabel coaxial konvensional: tidak membutuhkan terlalu banyak pengulang (repeaters) untuk memperkuat isyaratnya, bebas dari gangguan elektromagnetis, dapat menangani setiap macam data (suara dan gambar), dan dapat mengirimkan data dalam jumlah amat besar. Kini, optika serat dapat mengirimkan informasi dalam kecepatan 140 megabit/detik. Artinya, mampu mengirimkan konversasi suara dua ribu sekaligus. Karena itu, dalam pengertian perekonomian skala, optika serat sangat ekonomis. Hingga saat ini, optika serat menggunakan sistem multimode. Yaitu serat-serat denangan inti yang besar disertai laser kasar untuk sumber cahaya. Semua optika serat terdiri dari inti dalam yang membawa pulsa-pulsa cahaya untuk informasi. Inti tadi dikelilingi lapisan luar yang kurang murni, semacam pembungkus atau cladding, yang mengurung agar sinar tadi tetap berada di inti dalam. Optika serat dengan sistem multimode generasi kedua sedikit berbeda. Tidak ada lagi cladding yang jelas, tetapi gelas pada kedua bagian tadi berubah sifat secara bertahap. Hal itu mengurangi distorsi isyarat. Perkembangan selanjutnya, yang akan membawa perubahan besar pada optika serat, ialah penggunaan serat monomode disertai pengembangan laser modern. Cara ini hanya membutuhkan pengulangan setiap 100 km. Kecepatan transmisi juga akan bertambah besar. Bagi negara seperti Indonesia, penggunaan optika serat tergantung pada kemampuan membuat serat itu sendiri. Gelas untuk inti harus murni sekali. Diameter serat tidak boleh berubah dengan panjangnya. Pengendalian mutu harus ketat sekali. Cara memproduksikan serat itu memang sudah terpecahkan melalui proses di laboratorium penelitian telekomunikasi di Inggris, Jepang, dan Amerika Serikat. Kendati kita memperoleh kunci rahasia pembuatan itu melalui suatu licence, kesulitan utama ialah menciptakan kondisi yang menjamin presisi tinggi. Selain keterampilan dan keahlian, sikap dan tingkah laku mengelakkan kecerobohan juga sangat menentukan. M.T.Zen
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini