Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Kupu-kupu sekolah dasar

Dokter yang mengutuhkan kembali kepecahan selaput dara seorang gadis, dinilai melawan moral yang dianut masyarakat. selaput dara merupakan batas nilai dan tonggak yang mengisyaratkan kemutlakan allah. (kl)

7 Januari 1984 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

IDE penciptaan selaput dara sungguh luar biasa. Tuhan Mahakreatif. Ia mampu menyimpan konsep agung di balik wujud yang begitu sepele dan berbau tak harum. Manusia melangkah ke depan dengan-tak bisa tidak-mengantungi masa silam. Ketika pada suatu malam selaput dara anak gadis kita pecah oleh sesuatu yang memang berfungsi untuk memecahkannya, ia tak bisa diganti. Hati dan pikiran selalu menyodorkan kenangan yang jujur, tanpa bisa ditindas penipuan. Bahkan, payudara yang mengendur, leher, pantat, atau aurat otot tertentu senantiasa juga bersetia kepada apa adanya. Karena itu, selaput dara bukan serpihan plastik surga, melainkan batas nilai dan tonggak. Ia begitu bersahaja, tapi mengisyaratkan kemutlakan penciptanya. Sungguh, hanya Allah yang mampu punya ide selaput dara. Dokter yang "mengutuhkan" kembali kepecahannya tak lebih dari maling picisan yang ditertawakan-Nya. Sampai berapa jauh lagi kita hendak mengelabui hal yang tak bisa dikelabui? Kita telah makin jauh bergeser dari nilai. Apakah sebenarnya pembimbing kita? Suatu cara berpikir sudah lama mengelisahkan kita. Mesin otak kita galakkan menjadi lokomotif abad mutakhir, serba tegar dan menguasai, tetapi masinis kita adalah semangat seks. Hati adalah gerbong paling belakang, dipakai lebih banyak untuk lobi-lobi kompromistis. Norman Brown pernah mengutip King James, yang berucap: "Apa yang telah dihubungkan Tuhan jangan ada yang memisahkan. Akulah suami, dan seluruh tanah ini adalah istri sahku!" Brown menimpali: kepribadian para pemimpin yang kebelet dan khalayak yang mlumah, menyatu dalam coits. Raja kita adalah errection dari tubuh politik.... Segala kebesaran dan gemerlap kita ini personifikasi penis. Herbert Marcuse tak begitu percaya ada sesuatu yang lain, yang bajik dan nyata, toh belum jelas juga mana telur mana ayamnya. Adakah sistem nilai lingkungan ini pantulan isi psikis kita? Ataukah sebaliknya, kejiwaan kita yang lebih dikondisikan sistem nilai lingkungan? Adakah kamuflase selaput dara itu merefleksikan kejiwaan kita, ataukah masyarakat sedang digiring oleh sesuatu dari luar dirinya? Nah, kalau perawan anak gadis kita pecah, jangan nangis. Tapijuga tak usah diganti. Nanti dobel defisit. Bursa seks pelajar, itu kisah lama. Pegawai P&K menjumpai siswa SD di lokalisasi, itu artinya sang pegawai pergi ke lokalisasi. Di televisi barusan Benyamin mengajari putra-putri kita berpacaran via telepon. Di kota-kota besar Amerika kita bisa baca banyak iklan gadis yang menawarkan sexual intercourse lewat telepon. Angka 2 mesti dan O dulu, kemudian 1. Masinis seks punya peranan besar. Paha dan susu menjadi rumus mayoritas film. Video pasti dengan gampang berwarna biru. Televisi domestik juga "masih" harus lebih banyak beli film mancanegara yang mengajari bagaimana membunuh dan berciuman. Ada kiriman dari kenalan baru di Tanjunkarang. Sebuah gambar kupu-kupu. "Saya peroleh ini dari anak-anak SD. Mereka cekikikan dan makin lama makin banyak yang memfotokopi." Tahukah rahasianya? Lipat ia horisontal, tatap ia seperti melihat negatif film. Selebihnya, marilah sembahyang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus