Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tak mengherankan bila di kampung software (peranti lunak) yang menghadap lembah itu acap terdengar bunyi ketukan jari di papan ketik komputer. Pola kerja muda-mudi itu pun tak beda dengan gaya seniman di Pulau Dewata. Bila bosan memelototi layar monitor, mereka bisa berenang, berlatih kebugaran, mandi sauna, atau rileks di bar.
Sekalipun demikian, dari Lembah Pacung itulah kelak tampil putra Indonesia sebagai pemain penting bisnis peranti lunak. Bali Camp bisa disebut sebagai cikal bakal "Lembah Silikon" di Indonesia, dalam skala kecil. Ia dibangun sejak April 1999, dengan investasi sekitar US$ 3 juta. Kini, proyek bergengsi itu hampir rampung. Fasilitas komplet akan selesai pada Juni 2000. Sebanyak 100 sampai 150 ahli pemrogram komputer bakal berhimpun di situ. Karena lokasinya lumayan terpencil, BC menggunakan jasa satelit untuk berhubungan dengan dunia luar.
Menurut Gunawan Tenggarahardja, Managing Director BC, sementara ini produk Lembah Pacung bukan berupa program komputer yang dijual langsung ke pasar ataupun pesanan suatu perusahaan untuk diaplikasikan. Program komputer yang digarap BC sekarang berupa program modifikasi yang dipesan oleh perusahaan klien mereka.
Ibaratnya, "Kami hanya penjahit, sementara desain programnya dari pemesan," kata Gunawan. Misalnya, untuk paket program perbankan, BC hanya mengerjakan program untuk teller, sedangkan program untuk akuntansi dikerjakan oleh perusahaan pemesan di India. Walhasil, hak cipta program tetap berada di tangan sang pemesan.
Selama ini, bisnis "menjahit" program komputer alias coding software praktis dilakoni oleh para pemrogram secara perorangan. Bisnis jenis ini memang menggiurkan. Tilik saja para pemrogram di India, yang mampu memberikan sumbangan devisa senilai US$ 2 miliar, meski itu baru berasal dari enam persen pangsa pasar peranti lunak di dunia. Sementara itu, para pemrogram Indonesia hanya bisa meraihnya di bawah satu persen.
Nah, dengan adanya kampung software di Lembah Pacung itu, diharapkan pangsa pasar dunia bisa dipanen lebih besar. Apalagi, letak dan situasi BC amat menunjang. Dengan mengunjungi BC, para calon klien tak cuma bisa berbisnis, tapi juga dapat berwisata.
Buat penduduk sekitarnya, BC juga memberikan manfaat tersendiri. Sebab, warga kini memperoleh penghasilan tambahan dari kamar kos yang disewa karyawan BC. Warga pun diperkenankan belajar komputer di BC.
Di Lembah Pacung, yang bisa ditempuh dalam sejam perjalanan darat dari Denpasar, konsep kerja pun diterapkan dengan penuh kegembiraan. Aturan kerja ditetapkan bersama, sebulan sekali. Dan sebutan untuk sesama awak BC bisa bikin orang geleng-geleng kepala. Para pimpinan perusahaan di holding BC, misalnya Toto Sugiri, Chairman BC, disebut monyet karena posisinya di atas, sementara pimpinan yang berada di anak perusahaan dijuluki kerbau karena masih harus "membajak tanah".
Meski para programmer terikat pada jenis pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi tinggi, mereka tak harus terikat waktu kerja seperti pegawai kebanyakan. Yang penting, program selesai dalam tenggat waktu yang sudah ditetapkan. Tenggat biasanya dipatok berdasarkan tingkat kerumitan program.
Dengan suasana kerja cair begitu, tak aneh bila awak BC kerasan. Hal itu diakui Sony Nugrahanto, pemrogram berusia 29 tahun, yang bergabung ke BC sejak sembilan bulan lalu. Sony mengaku tak perlu merasa jemu di BC karena selalu ada proyek baru yang mengharuskannya belajar. Kegembiraan senada diutarakan pula oleh Naomi Rainrung, 30 tahun. "Asyik kerja di BC. Kami bisa berdiskusi terus dengan rekan sekerja," ujar Naomi.
Buntutnya, pola perekrutan pemrogram baru, yang bersifat "member get member", bisa menggelinding mulus. Soalnya, pemrogram yang sudah merasa asyik bekerja di situ, tanpa diminta, pasti ikut menarik rekannya yang dianggap mampu. Bila proyek BC sebagai cikal bakal Lembah Silikon ala Indonesia itu sukses, nantinya akan dibuat kampung serupa di Bandung dan Yogyakarta. Di dua kota itu memang banyak kampus yang bisa memasok calon pemrogram komputer.
Yusi A. Pareanom, Rofiqi Hasan (Bali)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo