KOLONEL dr. Poernomo Kasidi akan terpilih menjadi wali kota Surabaya pada sidang pleno DPRD akhir Mci nanti. Lahir di bawah bintang Virgo dengan shio ayam, Kepala Kesehatan Kodam Brawijaya itu diramalkan berbintang terang, dan rejekinya akan terus mengalir. Ini bukan hasil kerja paranormal, tapi ramalan Fortune Teller, nama sebuah komputer yang sejak awal bulan ini dipajang di Rumah Makan Phoenix di Surabaya. Robot berbentuk manusia itu tingginya 1,5 meter, dan sekujur tubuhnya yang kelabu itu dihiasi lampu berkelap-kelip. Seseorang yang mau menanyakan peruntungannya cukup mengetikkan nama, alamat, serta tanggal dan jam lahir pada mesin ketik yang menempel di dada robot. "Tapi harus disi dengan jujur," kata Poppy, wanita manis yang mengoperasikan komputer tadi. Data itu nanti akan terpampang di bagian wajah robot, yang berbentuk layar TV tiga inci. Dan satu menit berselang selembar kertas panjang, 25 cm, menjulur dari perut mesin nujum dari situlah nasib bisa dibaca. Tampaknya, ilmu nujum kini tak lagi monopoli kaum paranormal. Di Jakarta, selama seminggu terakhir ini, sudah dioperasikan tiga komputer peramal rajah tangan buatan Jepang. Peminatnya bukan main. "Dalam seminggu sudah 2.000 orang," kata Muliawan, Direktur PT Rako Perkasa Jaya, perusahaan yang mengoperasikan mesin itu. Berbeda dengan yang di Surabaya, mesin ini kerjanya lebih rumit. Mula-mula, telapak tangan sebelah kiri "pasien" difotokopikan pada selembar kertas putih ukuran folio. Kertas itu kemudian diletakkan di atas papan digital berukuran 60 cm + 120 cm. Selanjutnya, seorang operator akan menusirnya dengan suatu alat bulat kecil yang mengandung magnet, namanya digitaiser, persis mengikuti rajah tangan yang menempel di lembaran kertas tadi. Di layar terminal segera tergambar garis tujuh warna - sesuai dengan jumlah karakter rajah tangan menurut sistem ini: warna kuning adalah garis kecerdasan atau biru tua garis kehidupan, hijau garis karier, biru muda garis keberhasilan, dan merah garis kesehatan. Karakter garis yang direkam digitaiser akan diantarkan aliran listrik ke diskette komponen mesin yang lain, berupa piringan magnetis penyimpan memori. Lalu semua data diolah oleh central processing unit CPU), yang biasa dijuluki otak komputer. Sekarang tinggal mengambil hasilnya. Masukkan saja kertas fotokopi tadi ke printer, dan tiga menit kemudian di bagian kiri kertas akan tercetak ramalan mesin pintar itu. "Sekitar 70% ramalannya bisa diperaya," kata Muliawan, mempromosikan barangnya. Diakuinya, kata-kata ahli nujum elektronik itu kurang spesifik, misalnya begini: "Masa awal percumbuan Anda dengan mudah dihancurkan pihak ketiga. Kesukaran timbul setelah menikah, ...." Sudah tentu, namanya saja ramalan, ada yang meragukan. Misalnya tentang Robert G., 30, seorang pengusaha, yang diramalkan mesin itu menderita lemah jantung. "Padahal, dokter mengatakan jantung saya sehat," katanya kepada TEMPO. Ramalan yang cocok, katanya, "Ya, sekitar 40%." Untuk ramalan itu. Robert membayar Rp. 5.000. Ini lebih mahal dibandingkan tarip komputer Surabaya, yang cuma Rp 1.000. Sementara itu, "calon wali kota Surabaya" tadi mengelak mengomentari ramalan tentang dirinya. "Jawaban dari saya sebenarnya sudah ada pada Anda," katanya kepada TEMPO. Sejak pencalonan akhir April lalu, kolonel itu santer disebut sebagai calon kuat, karena dua calon lainnya cuma staf Wai Kota Surabaya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini