Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Pasta Gigi Antibakteri

24 Oktober 1999 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KUNCI perawatan gigi yang baik adalah menjaganya tetap bersih. Gigi yang kotor hanya akan membuat bakteri leluasa bersarang. Padahal, bakteri dapat menimbulkan suatu lapisan tipis yang disebut plak di permukaan gigi. Plak inilah yang mengakibatkan gigi keropos dan berlubang serta menyebabkan penyakit gusi. Agar gigi bersih dan sehat, para dokter sering menganjurkan menggosok gigi minimal dua kali sehari atau setiap 30 menit sehabis makan. Gosok gigi, juga kumur-kumur, bermanfaat mencegah bakteri bersarang di permukaan gigi.

Para ilmuwan di Guy's Hospital, London, kini punya cara baru untuk merawat gigi. Mereka berhasil menciptakan bahan yang dapat mencegah bakteri bersarang di gigi. Bahan ini dicampur dengan suatu cairan pembersih mulut dan berfungsi sebagai pasta gigi cair. Temuan ini dimuat di situs warta sains Popular Science.

Pasta gigi cair yang terbuat dari semacam asam amino ini bekerja dengan cara membuat permukaan gigi tidak menjadi tempat yang nyaman bagi bakteri Streptococcus. Dalam suatu percobaan klinis, orang-orang yang setiap hari berkumur dengan cairan tersebut—dan mereka yang giginya dilumuri cairan tersebut secara langsung dua kali dalam sepekan—terbukti bebas bakteri selama tiga bulan.

Salah satu kelebihan pasta gigi cair ini, asam amino tadi hanya menghalangi bakteri bersarang di gigi, dan tidak membunuhnya, sehingga tidak mengakibatkan efek resistan atau kebal.


Teknik Canggih Bikin 'Chip'

BESARNYA tak lebih dari seujung kuku jari manusia dewasa. Tapi kemampuannya begitu luar biasa. Itulah chip, otak komputer. Di dalam sebuah chip, ada jutaan transistor mini. Saking kecilnya, untuk membuat pola dan memasang transistor itu, diperlukan teknik tersendiri. Dalam dunia komputer, teknik itu disebut litografi.

Para ahli litografi di Northwestern University berhasil meningkatkan teknik "menggambar" pola chip menggunakan mikroskop yang digerakkan komputer. Berkat bantuan mikroskop tersebut, mereka mampu memisahkan garis dengan jarak hanya seper-500 miliar sentimeter.

Chad A. Mirkin, salah satu ilmuwan itu, mengatakan bahwa peningkatan teknik itu memungkinkan mereka menggambar garis dengan lebar hanya 15-30 nanometer dan jarak antargaris 5 nanometer. Satu nanometer sama dengan sepermiliar meter. Sebagai perbandingan, lebar rambut manusia 10 ribu nanometer. "Berkat cara ini, kami bisa memasukkan 80 juta kata dalam setiap inci persegi," kata Mirkin, seperti dikutip jurnal ilmiah Science.

Mirkin menambahkan, teknologi ini merupakan gabungan antara teknik pena kuno dan ketepatan mikroskop yang digerakkan komputer atomik, sehingga para litograf mampu menggoreskan suatu garis pola di suatu permukaan. Garis-garis ini nantinya akan menjadi semacam penghubung antara satu transistor dan transistor lainnya.


Baterai Sel Tahan Lama

BATERAI sampai sekarang merupakan sumber energi yang sangat terbatas daya tahannya—terutama untuk peralatan elektronik yang boros tenaga. Baterai laptop paling canggih, misalnya, paling banter cuma tahan dipakai empat jam. Rata-rata baterai telepon genggam kurang dari seminggu bisa bertahan tanpa isi ulang. Baterai semacam ini biasanya terbuat dari bahan nikel kadmium dan ion litium.

Belakangan, ada kecenderungan para ilmuwan melirik baterai berbahan sel (fuel cell) sebagai pengganti baterai biasa. Ini sumber daya berukuran subkilowatt yang memanfaatkan reaksi hidrogen dan oksigen guna memicu aliran listrik. Prinsip dasar semua bahan bakar sel yang menggunakan hidrogen adalah hidrogen bertemu dengan oksigen, lalu membentuk air, sehingga energi pun tercipta. Energi membawa listrik dan sebagian panas yang terbuang.

Berkat hidrogen, baterai sel mutakhir punya kelebihan dalam hal berat dan daya tahan. Baterai ini diperkirakan mampu bertahan berminggu-minggu hingga sebulan. "Baterai sel punya kemampuan menakjubkan dalam mengekstraksi energi dari atom hidrogen," kata Christopher Dryer, anggota senior staf teknik di Motorola Labs, di Tempe, Arizona, Amerika Serikat, kepada The New York Times.

Kelebihan lain, dari segi bahan baku, tak sulit membuat baterai sel. Oksigen, misalnya, tersedia gratis di alam semesta ini dan melimpah ruah, sedangkan hidrogen dapat diambil dari metanol (alkohol dari kayu pohon). Sebelum ini, baterai berbahan sel sudah dicoba dan diterapkan pada mobil, bus, dan stasiun pembangkit tenaga listrik. Dan sukses.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum