Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Peluncur Kapal Buatan Lokal

31 Desember 2017 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) merilis produk bantalan udara (rubber airbag) yang mampu menahan kapal berbobot ribuan ton. Bantalan karet berisi udara ini memudahkan pergerakan kapal yang sedang dibangun atau diperbaiki di galangan untuk diluncurkan ke air.

Direktur Pusat Teknologi Material BPPT Asep Riswoko mengatakan peluncur kapal berbentuk selongsong itu dibuat menggunakan bahan dasar karet alamiah. Para peneliti BPPT mengembangkan komposisi karet yang dicampur dengan material nilon dan aditif menjadi senyawa yang dibentuk menjadi lembaran tipis.

Lembar demi lembar material karet campuran itu digulung menggunakan cetakan besi berbentuk tabung yang mengerucut di salah satu ujungnya. "Mirip seperti menggulung kain selendang panjang. Ada empat hingga enam lapisan karet yang dipasang," kata Asep, Rabu dua pekan lalu.

Proses pencetakan selongsong karet itu dilakukan dalam dua bagian agar cetakan bisa diambil lagi sebelum selongsong disatukan. Dengan tekanan dan pemanasan, bahan bantalan udara tersebut akan mengeras. "Di ujung bagian yang mengerucut itu dipasang alat untuk menginjeksi udara," ujar Asep.

Bantalan udara ini telah diuji di Indonesia Marina Shipyard, Gresik, Jawa Timur, untuk meluncurkan tongkang. Kapasitas beban yang ditanggungnya juga bisa disesuaikan dengan ukuran dan bobot kapal yang lebih besar, seperti tanker. Yang penting, menurut Asep, bagian bawah kapal harus datar. Kapal-kapal dengan bagian bawah lancip, seperti kapal pesiar, memerlukan galangan jenis kolam yang airnya bisa dikosongkan.

Asep mengatakan riset pembuatan bantalan udara ini dilakukan sejak 2015. Ide awalnya untuk memanfaatkan dan menambah nilai produk karet Indonesia yang stoknya melimpah. Indonesia adalah produsen karet terbesar ketiga di dunia, setelah Malaysia dan Thailand.

Kepala BPPT Unggul Priyanto mengatakan kemampuan memproduksi sendiri bantalan udara bisa mengurangi ketergantungan terhadap produk impor. "Selama ini diimpor dari Cina," ujar Unggul dalam peluncuran produk perdana bantalan udara itu di Cirebon, Jawa Barat, Kamis tiga pekan lalu.

Harga bantalan udara lokal ini diperkirakan 15-30 persen lebih murah dibanding produk impor. Harga bantalan udara impor Rp 80-120 juta per unit. Untuk memproduksi rubber airbag ini, BPPT bekerja sama dengan PT Samudera Luas Paramacitra.

Martinus Limansubroto, Direktur PT Samudera Luas Paramacitra, mengatakan proses produksi lebih terjamin karena semua bahan tersedia di dalam negeri. Pasokan bahan baku karet pun tergolong aman. Saat ini, kapasitas terpasangnya mencapai 30 unit per bulan. "Bisa ditingkatkan setiap saat," ujarnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus