Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Cina terus membangun kekuatannya di laut dan udara di Pasifik, dan telah mengembangkan persenjataan nuklir hingga enam kali lipat. Dua hal itu mengisi laporan militer tahunan terbaru Pentagon tentang Cina, yang telah dipublikasi 28 November 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Laporan dari Departemen Pertahanan Amerika Serikat untuk Kongres itu berjudul Military and Security Developments Involving the People’s Republic of China 2022. Apa yang belum disinggung di dalam laporan setebal 196 halaman itu adalah pelajaran apa yang diambil Cina dari perang Rusia di Ukraina, jika satu hari nanti Cina memutuskan menginvasi Taiwan?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Laporan tahunan itu adalah sebuah overview terbuka terhadap observasi terbaru dan tren kekuatan di dalam Tentara Pembebasan Rakyat (PLA). Pentagon menyatakan bahwa kebijakan militer Cina mencakup 'menjaga kedaulatan, keamanan dan kepentingan pembangunan-nya' sembari menekankan peran globalnya yang semakin besar.
PLA diperkirakan akan menyelesaikan program peremajaan mekanisasi, informatisasi, dan intelejenisasi pada 2027, tepat di usia 100 tahun Tentara Pembebasan Rakyat Cina. Sedangkan tepat di usia 100 tahun Republik Rakyat Cina pada 2049 ada target menjadikan PLA sebagai angkatan bersenjata modern 'kelas dunia'.
PLA Daily menulis bahwa brigade rudal DF-26 dirancang untuk menjalankan dua misi. Misi pertama adalah melakukan serangan balik nuklir yang cepat, misi kedua adalah melakukan serangan presisi jarak menengah terhadap target-target penting musuh di darat dan kapal berukuran sedang dan besar di laut. Andy Wong/REUTERS
PLA diperkirakan memiliki 2,2 juta personel, bandingkan dengan 1,4 juta di militer Amerika Serikat. Perbandingan anggaran belanja pertahanannya adalah 261 miliar dan 801 miliar dolar (setara Rp 4.000 triliun dan Rp 12,5 ribu triliun). Lembaga think tank di Swedia, menggunakan metrik yang berbeda, menyebut angka anggaran belanja militer Cina sebesar 293 miliar dolar.
Senjata Nuklir
Laporan Pentagon juga memperkirakan penambahan cadangan senjata nuklir Cina mengalami akselerasi dari 200-an pada 2020 menjadi saat ini sekitar 400, dan menuju 1.500 sampai 2030 nanti. Persenjataan nuklir yang baru itu terdiri dari ratusan rudal balistik antarbenua, dua kapal selam, dan pesawat bomber siluman H-20 di masa depan.
Cina dikabarkan sedang melakukan uji coba terakhir dari pesawat bomber siluman strategis Xian H-20 di pangkalan udara Hotan. Uji coba terakhir dari pesawat bomber siluman strategis Xian H-20 imulai pada 8 Juni dan akan berlanjut hingga 22 Juni. Asiantimes.com
Pentagon mengklaim perubahan dalam kebijakan nuklir Beijing ikut mendorong ekspansi senjata nuklir di negara tersebut. Kebijakan awal adalah Cina membangun sejumlah minimum senjata nuklir yang dibutuhkannya untuk bertahan dari serangan pertama negara lain, kemudian langsung melancarkan serangan balik ke pusat-pusat kota musuh.
Kebijakan terkini, Pentagon menganalisa, menjadi seperti Amerik Serikat dan Rusia, yakni tak akan menunggu konfirmasi nuklir musuh sedang meluncur ke arah wilayahnya. Kebijakan ini dikenal sebagai “launch on warning” yang sebenarnya bisa sangat berbahaya, menyebabkan bencana secara tidak disengaja. Dalam sebuah situasi krisis, sebuah korsleting pada komputer, sensor, atau bagian lain bisa menyebabkan suatu negara meyakini sedang diserang, dan langsung meluncurkan nuklirnya.
Armada Laut
Fokus lain dari laporan Pentagon adalah pada kekuatan Angkatan Laut Cina. Diperkirakan, Cina kini menjadi angkatan laut terbesar di dunia dengan 340 platform tempur. Termasuk di dalamnya personel yang besar, kapal selam, kapal amfibi, kapal ranjau, kapal induk, dan tambahan armada laut lainnya. Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat Cina disebutkan sedang menuju kekuatan armada 400 kapal pada 2025 dan 440 per 2030 nanti.
Cina meluncurkan kapal induk generasi baru pada hari Jumat, kapal pertama yang dirancang dan dibangun secara mandiri. Kapal induk Tipe 003 bernama Fujian ukurannya mirip dengan kapal induk super kelas Ford dan Nimitz milik Angkatan Laut AS. Foto : Twitter
Klaim dalam laporan itu masih membutuhkan klarifikasi. Pasalnya, Cina memang memiiki lebih banyak kapal perang, tapi bobot rata-rata jenis kapalnya jauh lebih kecil dibandingkan yang ada pada Angkatan Laut AS. Kapal korvet tipe 056 dan missile boat tipe 022, misalnya, sepertinya lebih pas untuk patroli pantai.
Pentagon juga tak membandingkannya degan sebelas kapal induk yang dimiliki Angkatan Laut-nya. Setiap kapal itu berbobot 100 ribu ton, sedangkan Cina mempunyai dua kapal induk yagn saat ini beroperasi dengan bobot, masing-masing sekitar 60 ribu ton.
Dengan semua kemampuannya itu, pertanyaannya, dapatkan Cina menyerang Taiwan sekarang? Laporan terbaru Pentagon tak mambahasnya, dan kebanyakan analis setuju Cina masih kekurangan armada laut dan udara untuk bisa menyeberangi perairan Selat Taiwan dengan sukses--per sekarang ini.
Tapi, untuk Cina, strategi lain disebutkan masih bisa dijalankan, termasuk blokade darat dan laut atau menguasai Kinmen, sebuah pulau milik Taiwan di lepas pantai Cina.
POPULAR MECHANICS, MEDIA.DEFENCE.GOV