Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pasien yang terpisah oleh jarak bukan penghalang bagi dokter bedah untuk melakukan operasi. Lewat robot kecil yang didesain oleh peneliti dari Universitas Nebraska, para dokter bedah dapat melakukan pembedahan di mana pun ia berada. Meski pasien berada di ruang angkasa sekalipun. Hal ini dimungkinkan karena robot dapat dikendalikan dari jarak jauh oleh dokter melalui komputer.
”Robot ini membuat dokter dapat bekerja tanpa harus menempatkan tangannya pada tubuh pasien,” kata Dr Dmitry Oleynikov, spesialis bedah dari University of Nebraska Medical Center, Amerika, akhir bulan lalu.
Robot ini memang terbilang kecil. Ukurannya hanya selebar lipstik dengan tinggi 7,35 sentimeter. Dengan roda yang dimilikinya, robot senilai US$ 200 tersebut dapat menggelincir guna membuat irisan yang sangat kecil. Cara ini mengurangi ukuran dan jumlah irisan yang dibutuhkan saat operasi berlangsung, sehingga waktu yang dibutuhkan bagi penyembuhan pun akan lebih cepat.
Kamera yang melekat pada robot juga menyediakan sudut pandang yang lebih baik saat operasi berlangsung. Sebab, kamera dapat mengirimkan gambar berwarna yang diperbesar.
Oleynikov berharap, mulai musim semi nanti, NASA mengajarkan kepada para astronautnya cara memakai robot itu sehingga suatu saat nanti pembedahan dapat dilangsungkan di ruang angkasa. ”Bahkan robot ini juga memungkinkan para dokter, yang tengah berada di tempat lain, membedah prajurit yang cedera di garis depan medan pertempuran,” kata Shane Farritor, profesor yang mendesain robot.
Detektor Cerdas Pengendus Kebakaran
Bunyi penanda kebakaran yang acap keliru bisa membuat petugas pemadam kebakaran dan pemilik rumah merasa jengkel. Di Inggris, banyak detektor gagal membedakan kebakaran dengan asap daging babi yang tengah digoreng, atau asap dari panggangan roti. Alhasil, bunyi alarm yang meraung-raung bisa membuat pemilik rumah cuek, padahal api mulai menjalar. Inilah yang menyebabkan dampak kebakaran menjadi berlipat.
Kasus-kasus semacam itu memicu Siemens, perusahaan asal Jerman, mengembangkan sebuah detektor cerdas pengendus kebakaran. Detektor ini memakai dua sensor termal dan dua sensor optik. Seluruh sensor terintegrasi dalam sebuah jaringan saraf tiruan sehingga dapat membedakan apakah kebakaran benar-benar terjadi.
Sensor termal bertugas memantau suhu beserta angka perubahannya. Adapun sensor optik memantau ukuran dan warna asap, hingga mengukur ketebalan asap hitam. ”Pada tiap sensor dibangun kecerdasan buatan,” kata Andrew Morgan, Manajer Keselamatan Kebakaran Siemens, akhir bulan lalu.
Sensor juga diprogram dengan berbagai parameter yang cocok dengan jenis ruangan tempat detektor berada. Fungsinya agar detektor dapat mengetahui bagaimana pola suhu, warna asap, dan ukuran partikel pada keadaan normal atau saat kebakaran mulai terjadi. Sebagai permulaan, Siemens akan menjual detektor anyar itu di Inggris pada Januari 2006.
Pintu Mobil Menolak Pencuri
Pola unik urat darah halus yang berada di balik jari manusia telah memberi inspirasi bagi Hitachi, perusahaan asal Jepang, untuk mengembangkan pintu mobil yang mampu mengenal pemiliknya. ”Aksi pencurian dapat digagalkan karena pintu mobil tak dapat mengenali jari yang menarik pegangan pintu,” kata Isao Ono dari Hitachi.
Otak pintu ini adalah sensor yang terletak di belakang pegangan pintu. Selama mendeteksi, sensor memakai cahaya yang mirip inframerah. Cahaya itulah yang mengenali pola urat darah halus yang melintang di balik jari-jari pemilik mobil.
Adapun pegangan pintu didesain guna memandu tangan pemilik mobil pada posisi yang sama setiap kali ia membuka pintu. Cara ini untuk memastikan agar urat darah halus yang ada di balik jari berada pada posisi yang sama saat setiap deteksi berlangsung.
Pintu mobil penangkal pencuri ini dipamerkan pada acara Tokyo Motor Show 2005, yang berlangsung 22 Oktober hingga 6 November lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo