Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Rompi Carbon Cool untuk Jemaah Haji Heat Stroke, Ini Penjelasannya

Kementerian Kesehatan memanfaatkan rompi penurun suhu dengan teknologi carbon cool untuk penanganan kasus heat stroke pada haji di Arafah, Muzdhallifa

28 Juni 2022 | 07.38 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Rompi penurun suhu menggunakan carbon cool untuk penanganan kasus heat stroke pada haji di Arafah, Muzdhallifah, dan Mina pada musim haji 2022. (ANTARA/HO-KKHI Mekah)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Mekah - Kementerian Kesehatan memanfaatkan rompi penurun suhu dengan teknologi carbon cool untuk penanganan kasus heat stroke pada haji di Arafah, Muzdhallifah dan Mina (Armuzna) pada musim haji 2022. Pasien akan dipakaikan rompi itu lengkap dengan decker untuk meredam saraf-saraf sensorik yang banyak di bagian tubuh terbuka yang tersengat matahari yaitu bagian lengan, paha, dan betis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi carbon cool digunakan karena memiliki daya tahan dingin yang lama hingga 8-12 jam, jauh lebih lama dibandingkan dengan penggunaan es atau ice gel, serta tidak cepat mencair dan tidak basah. Dalam keadaan darurat, bahan aktifnya bisa langsung ditempelkan di tubuh pasien.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Rompi penurun suhu ini merupakan inovasi pelayanan kesehatan di musim haji 1443 H, untuk penanganan kasus heat stroke yang mungkin terjadi di musim haji 2022," kata Kepala Pusat Kesehatan Haji, Budi Sylvana, di Mekkah, Senin 27 Juni 2022.

Budi menuturkan, rompi akan digunakan oleh petugas kesehatan yang bertugas di wilayah Armuzna sebagai tindakan pencegahan. Sebanyak 10 jaket atau rompi sudah disiapkan untuk petugas, sementara 20 lainnya disiapkan untuk pertolongan pertama pada jamaah heat stroke.

Suzy Indharty dari tim dokter Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekkah mengatakan bahwa pengukuran suhu dan tanda vital jemaah menjadi parameter dalam penggunaan rompi tersebut. "Suhu diukur secara berkelanjutan dan akan dihentikan setelah suhu pasien turun mencapai 38 derajat (Celsius), untuk kemudian diberikan terapi standar," kata spesialis bedah saraf konsultan tumor otak dosen Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara itu. 

Koordinator Surveilans PPIH Arab Saudi Bidang Kesehatan, Rustika, memastikan teknologi ini dibutuhkan untuk penanganan heat stroke pada jamaah haji.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus