Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Ronce

Ahmed bahgat fattouh merancang jam sembahyang untuk menunjukkan waktu sembahyang dan arah kiblat. (ilt)

10 November 1984 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MAKA, salat pun akhirnya memasuki era mikroprosesor. Tersebutlah Ahmed Bahgat Fattouh, insinyur kelahiran Mesir, yang baru-baru ini berhasil merancang sebuah alat yang dinamakannya jam sembahyang. Alat yang bukan jam ini akan berbunyi tiap lima menit sebelum salat lima waktu sehari semalam, dilengkapi dengan sebuah jarum yang serta merta menunjukkan arah kiblat. Para pemakai tinggal menyetel alat ini, yang dirancang mustahak untuk 204 kota di seluruh dunia. Kemudian sebuah mikroprosesor mengalkulasikan waktu dan arah kiblat yang dibutuhkan, yang berubah-ubah menurut perbedaan tempat dan waktu. Fattouh mempercayakan pembuatan alat ini pada perusahaan Locheed-Getex di Atlanta, AS, yang kemudian menentukan harga US$ 75 untuk setiap alat yang digerakkan baterai dan cip itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus