Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, San Francisco - Badan antariksa Cina mengatakan sebagian besar dari stasiun antariksa Tiangong-1 akan terbakar saat masuk kembali ke atmosfer pada hari Senin, 2 April 2018, di Pasifik Selatan tengah, sebagaimana dilaporkan laman Phys.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Laboratorium antariksa eksperimental itu kembali memasuki Bumi sekitar pukul 8:15 pagi waktu Beijing, kata China Manned Space Engineering Office.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Para ilmuwan yang memantau orbit satelit yang hancur itu telah memperkirakan bahwa pesawat itu akan terbakar dan hanya akan menimbulkan risiko kecil bagi orang-orang. Analisis dari Pusat Kontrol Kedirgantaraan Beijing menunjukkan stasiun itu sebagian besar terbakar.
Brad Tucker, astrofisikawan di Australian National University, mengatakan akan lebih baik jika stasiun itu tidak berputar ke arah Bumi. "Bisa lebih baik, tentu saja, jika stasiun itu tidak jatuh, tetapi mendarat di Samudra Pasifik Selatan adalah apa yang diharapkan untuk pendaratannya," kata Tucker.
Tucker mengatakan jika stasiun itu jatuh dan berputar, maka akan lebih sulit untuk memprediksi apa yang terjadi pada stasiun itu. Dia membandingkan dengan pendaratan pesawat terbang, di mana akan lebih sulit untuk memprediksi lokasi pendaratan pesawat yang "berguncang dan bergerak" dibandingkan pesawat yang turun dengan mulus.
Laman CBS News melaporkan pejabat di Joint Force Space Component Command mengatakan satelit masuk kembali setelah jam 8 malam ET (1 April) atau jam 7 pagi waktu Jakarta (2 April).
Pernyataan mereka menyebutkan bahwa reentry itu dikonfirmasi "melalui koordinasi dengan rekan-rekan di Australia, Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, Korea Selatan dan Inggris".
Diluncurkan pada tahun 2011, Tiangong-1 adalah stasiun antariksa pertama Cina, yang berfungsi sebagai platform eksperimental untuk proyek-proyek yang lebih besar, seperti Tiangong-2 yang diluncurkan pada September 2016 dan stasiun antariksa permanen Tiongkok masa depan.
Dua awak astronot Cina tinggal di stasiun itu saat menguji prosedur docking dan operasi lainnya. Kru terakhirnya berangkat pada tahun 2013 dan kontak dengan stasiun itu dihentikan pada tahun 2016. Sejak itu, Tiangong-1 telah mengorbit lebih dekat ke Bumi secara berthap.
PHYS | CBS NEWS