Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Sebening Hi-Fi, Sejernih Bir

19 Juli 2004 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penelitian tak pernah menghasilkan produk gagal. Itulah pelajaran yang dipetik dari Philips. Raksasa penghasil barang-barang elektronik dari Belanda itu pada 1990-an pernah bermimpi membuat suara kaset sebening suara cakram digital (compact disc atau CD). Philips pun menggelontorkan gulden-gulden mereka untuk membuat kaset format baru hi-fi yang diberi nama digital compact cassette (DCC). Seperti halnya kaset, DCC ini masih memakai pita magnetik. Suara "ditanamkan" ke pita yang memiliki lubang-lubang kecil berdiameter 70 mikrometer. Philips menggunakan microchip khusus untuk membuat lubang sekecil itu.

Namun, rupanya, DCC tak bisa sebagus CD. Temuan baru ini pun kemudian dibuang ke "keranjang sampah", sampai akhirnya ada perusahaan kecil bernama Fluxxion tertarik dengan terobosan membuat lubang kecil dengan microchip itu. Perusahaan asal Eindhoven, Belanda, itu pun memanfaatkan teknologi ini guna membuat saringan un-tuk bir yang terbuat dari cakram silikon. Pada piringan berdiameter 15 sentimeter itu mereka membuat 3 miliar lubang ukuran 0,45 mikrometer.

Saringan baru ini ternyata bisa membuat bir lebih bersih dan jernih. "Sudah lama dunia industri bir ingin menyaring bahan sebesar debu yang sering mengotori bir. Selama ini sebenarnya kita takut material ini berdampak buruk pada kesehatan," kata seorang juru bicara pabrik bir di Bavaria, Jerman, kepada NewScientist.

Chip Penegak Hukum

Ini terobosan baru di dunia hukum. Di Meksiko, perang melawan para mafia dimulai dengan menanamkan sebuah chip khusus di lengan jaksa agungnya, Rafael Macedo. Sejumlah anak buahnya yang terpilih juga mendapat chip yang sama. Dengan chip itu, jaksa agung dan orang-orang tertentu bisa mengakses database kriminal. "Ini khusus untuk mengakses tempat dengan pengamanan yang superketat," kata Macedo kepada Reuters.

Dengan chip di lengan, Macedo juga akan aman dari aksi penculikan. Di mana pun Macedo berada, sepanjang masih ada di wilayah Meksiko, jaksa agung itu akan diketahui keberadaannya, karena chip itu akan memancarkan sinyal yang bisa ditangkap oleh satelit. "Memasang chip ini memang sedikit sakit, tapi ini chip yang berguna," ujar Macedo lagi.

Bagi Meksiko, chip itu merupakan alat yang ampuh untuk memulai aksi penegakan hukum. Negara itu memang punya masalah besar: banyak penegak hukum yang tak berdaya menghadapi para mafia. Selain banyaknya polisi yang korup, para mafia juga biasa bertindak kejam. Penculikan adalah hal biasa. Polisi, jaksa, wartawan sering menjadi target penculikan. Dari 1992 hingga 2002, di Meksiko tercatat ada 15 ribu aksi penculikan. Angka itu, kata Inter-American Development Bank, angka terbesar kedua setelah Kolombia.

Balon Mata-Mata untuk Kapas

Invasi pasukan Amerika Serikat di Irak ternyata bisa menjadi inspirasi bagi para peneliti kapas di AS. Ilmuwan dari University of Georgia kini sedang mengembangkan cara baru mengamati perkembangan kapas dengan melihat dari atas seperti sebuah pesawat AS yang memata-matai musuhnya.

"Jika kami bisa terbang dan memata-matai Irak dari atas, mengapa kami tidak bisa menggunakan balon udara untuk mengawasi kapas kami?" ujar Craig Bednarz, ahli kapas dari University of Georgia, kepada kantor berita AP.

Untuk keperluan itu, Bednarz menggunakan balon udara yang berbentuk seperti Zeppelin. Balon udara bermesin ini mengambang di udara cuma beberapa meter di atas pohon kapas. Dengan Zeppelin ini, para peneliti bisa memotret hamparan kapas melalui dua kamera digital, yakni kamera digital inframerah dan kamera biasa. Peneliti bisa melihat hasil bidikan kamera ini dari monitor yang ada di bawah tanah.

"Ketika petani berjalan di ladang, dia hanya melihat sebagian hamparan kapas," kata Glen Ritchie, mahasiswa yang terlibat penelitian itu. "Saat tanaman layu, ia berhenti tumbuh. Tak ada fotosintesis. Dengan balon udara, kita bisa melihat seluruh hamparan kapas dan kita tahu kapas sedang menghadapi masalah apa." Dengan cara itu, para peneliti bisa segera menuliskan "resep" agar kapas bisa diobati dan menghasilkan panen yang melimpah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus