Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah teropong elektronik baru yang didesain untuk menambah akurasi bidikan senjata laras panjang diketahui berada di tangan militer Amerika Serikat. Alat itu, SMASH 2000 Plus, mengunci target drone ke dalam medan pandangnya dan peluru tidak akan ditembakkan hingga akurasi target didapat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Alat bidik elektronik itu mengadopsi teknologi meriam tank untuk senjata senapan serbu otomatis, membuat misi menembak target yang bergerak—terutama drone—jauh lebih mudah. Ini adalah cara lain dari memerangi drone musuh selain teknologi pelacak sinyal alias jammer.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Foto penggunaan alat bidik baru pada senjata laras panjang M4A1 itu diperoleh Stars and Stripes dari Defense Visual Information Distribution Service (DVIDS). Foto-fotonya, diunggah Special Operations Joint Task Force-Operation Inherent Resolve, diketahui berasal dari sebuah lokasi dekat At-Tanf Garrison, Suriah, pada akhir Mei lalu.
Teropong elektronik SMASH 2000 pada senjata laras panjang itu menggunakan teknologi yang selama ini hanya terbatas di tank dan kendaraan-kendaraan tempur. Pelacak automatiknya didesain untuk mendeteksi dan mengunci target dalam medan pandang si teropong, lebih tepatnya membuat target bidikan masuk dalam sebuah kotak berwana cerah. Itu memungkinkan untuk membidik yang sedang bergerak cepat.
SMASH 2000 menggunakan teknologi pelacak automatis yang ditanam di punggung sebuah senapan serbu atau senjata laras panjang otomatis. Seorang penembak jitu dapat menggunakannya melacak target dan kemudian menekan menahan pelatuk.
Sistem pada teropong akan bekerja mencegah senjata itu menembakkan pelurunya sampai ke momen ketika sudah didapat kalkulasi yang presisi kalau peluru akan tepat mengenai target itu. Senjata ini juga mengkalkulasi sebuah peluru yang jatuh lebih jauh, dan beberapa versinya termasuk diperkuat dengan kemampuan perbesaran obyek dan pandangan malam.
Teknologi tropong baru ini awalnya ditujukan untuk senjata biasa yang menarget manusia, tapi belakangan diadopsi untuk menggunakannya membidik drone-drone. Teropong SMASH 2000 Plus menunjukkannya lewat fitur 'Mode Drone'.
Menurut pabrikannya yang asal Israel, Smartshooter, “Sistem kontrol tembakan SMASH meletakkan kemampuan anti drone yang presisi di telunjuk para penggunanya lewat algoritma yang dibangun di dalamnya yang bisa melacak dan menembak drone yang bahkan sangat kecil dan sedang melesat di ketinggian sampai 120 meter hanya dengan sekali tembak.”
Smartshooter bekerja sama dengan raksasa industri senjata laras panjang Sig Sauer untuk menyodorkannya ke program masa depan Squad Weapon Fire Control militer Amerika Serikat.
Menurut Stars and Stripes, teropong dan teknologinya itu telah selesai diuji oleh Amerika tapi ini kali pertama terobservasi digunakan di sebuah lokasi dekat kawasan perang. Berlokasi di bagian dalam perbatasan Suriah, At-Tanf adalah sebuah target potensial untuk serangan drone yang dioperasikan negara-negara di kawasan itu maupun kelompok milisi bersenjata.
Mengadopsi senjata dengan teropong yang bisa menembak jatuh drone yang sedang terbang dinilai sebagai solusi yang lebih efisien untuk medan tempur seperti si At Tanf. Sementara teknologi pengacak sinyal atau jammer bisa mempersempit ruang terbang drone-drone, perangkat optis seperti SMASH 2000 Plus bisa mengubah senjata reguler seperti M4A1 menjadi sebuah senjata yang mampu membidik serdadu maupun drone musuh sekaligus.
Militer Amerika saat ini belanja perangkat teknologi generasi masa depan untuk mempersenjatai personel infanterinya. Melihat perkembangannya di dunia, sepertinya persenjataan masa depan akan mengintegrasikan kemampuan anti drone. Semakin banyak tentara bisa menembak jatuh drone berbahaya dianggap semakin baik.
POPULAR MECHANICS | STAR AND STRIPES