Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Cerita ini bak kisah superhero. Pada suatu malam, seorang tentara menyelinap ke sarang musuh dengan ”indra keenam”. Ia mampu melumpuhkan semua lawan meskipun seluk-beluk markas musuh sangatlah asing baginya. Semua itu berkat ”indra keenam”, yakni sebuah radar genggam.
Dengan sensor genggam buatan Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA), Departemen Pertahanan Amerika, itulah si tentara punya kemampuan lebih. Sensor ini mampu menembus dinding, mendeteksi setiap gerak sehalus apa pun, termasuk napas seseorang yang berjarak 15,25 meter di balik tembok.
Cara pemakaiannya sangat mudah, cukup dengan menempelkan alat ke dinding. Sensor ini tetap bisa bekerja meskipun tembok yang memisahkan itu adalah beton setebal 30,48 sentimeter. ”Saat pasukan masuk ke dalam sebuah bangunan, alat ini dapat menolong untuk memprioritaskan ruangan mana yang pertama akan dimasuki,” kata Edward Baranoski dari DARPA.
Untuk bekerja, radar genggam berbobot 680 gram ini hanya butuh baterai ukuran AA. Karena dirancang untuk perang, radar ini seharga US$ 1.000 ini juga dibikin tahan air. Rencananya, alat bernama Radar Scope ini akan dipakai di Irak tahun ini.
Balon Perang Helium
Lebih dari satu abad, balon perang ini hanyalah sebuah fiksi. Ditulis dalam novel berjudul The Angel of the Revolution, George Griffith berimajinasi tentang balon perang yang dapat digunakan untuk mengangkut berbagai perlengkapan tempur.
Di tangan Bob Rist dan Brian Martin, cerita fiksi yang ditulis pada 1893 itu akan segera menjadi kenyataan. Dua peneliti ini memang tengah mempersiapkan Dynalifer, sebuah balon perang seperti yang diidam-idamkan Griffith.
Dengan empat sayap dan mesin pendorong, Dynalifer dibalut dengan kerangka aluminium. Adapun strukturnya yang berbentuk menara dipasang untuk menopang kerangka, sayap, kokpit, dan roda pendaratan. Balon perang ini digerakkan oleh gas helium hibrida. Gas itu ditempatkan dalam sebuah kantong yang besarnya mencapai sepertiga tubuh Dynalifer. Tepat di bagian bawahnya, bercokol kokpit yang dapat menampung dua orang.
Dengan desain seperti itu, Dyanalifer diharapkan dapat membawa muatan hingga 160 ton. Kecepatan terbangnya 44,7 meter per detik. Rencananya, wahana seberat 997,9 kilogram ini akan diterbangkan pada musim semi nanti. Luas lokasi uji coba tak perlu besar, cukup landasan sepanjang 1.219,2 meter sebagai tempat lepas landas dan mendarat.
PlayStation Pengendali Mobil
Bagi kebanyakan orang, PSP (PlayStation Portable) hanya sebuah konsol main genggam, tapi peneliti Metro Electronics dari Amerika menjadikan konsol permainan keluaran Sony ini siap memulai debut barunya: menjadi remote control untuk mobil.
Mau buka pintu, menyalakan lampu, hingga mengemudikan mobil, semuanya bisa diatur lewat mainan anak-anak yang laris ini. Kebolehan ini dipertontonkan lewat sebuah mobil Honda Civic yang ikut pameran di acara Consumer Electronics Show (CES) di Las Vegas, Amerika Serikat, pekan lalu. Semuanya itu dapat dilakukan dengan PSP dan sebuah koneksi Wi-Fi.
Agar semua itu berfungsi, tentu saja mobil Honda Civic keluaran 1994 dan PSP harus dimodifikasi. Bagi Metro Electronics, itu bukanlah perkara sulit. Kebetulan, perusahaan ini telah lama bergerak di bidang penguat elektronik, stereo, dan pemutar DVD pada mobil. Namun, para penggila elektronik bisa gigit jari sebab juru bicara Metro Electronics berbisik, seluruh perangkat itu—baik mobil maupun PSP yang telah dimodifikasi—tidak dijual untuk umum.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo