Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Setiap Bulan 3.000-an Orang Tak Bisa Dilayani Rumah Sakit Gigi Bandung

Pandemi Covid-19 ikut menyulitkan orang yang membutuhkan layanan Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut (RSKGM) Kota Bandung.

21 Januari 2022 | 21.01 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi dokter gigi menggunakan APD. ANTARA/Zabur Karuru

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi Covid-19 ikut menyulitkan orang yang terganggu kesehatan gigi dan mulutnya. Di Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut (RSKGM) Kota Bandung, berlaku pembatasan jumlah pasien sejak awal pandemi sampai sekarang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Berdasarkan data dari sistem daring diketahui ada sekitar 3000-an orang per bulan yang tidak bisa masuk,” kata Direktur RSKGM Kota Bandung Lucyanti Puspitasari, Jumat, 21 Januari 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Banyaknya jumlah pasien yang datang dan tertahan itu, menurut Lucyanti, karena fasilitas kesehatan gigi dan mulut lainnya seperti di Puskesmas masih terbatas. Dari pantauan Tempo di Puskesmas Kujangsari, Bandung, misalnya, dokter gigi hanya bisa memeriksa keluhan pasien, lalu mengeluarkan surat rujukan untuk tindakan ke rumah sakit.

Selama pandemi sejak Maret 2020 hingga sekarang, RSKGM dengan 11 klinik itu tetap buka. Namun, sesuai imbauan organisasi profesi kedokteran gigi, hanya pasien dalam kondisi darurat yang pada awalnya bisa ditangani. “Karena dokter gigi dalam proses pelayanannya kontak sangat erat dengan pasien sehingga sangat riskan terjadi penularan Covid-19,” ujarnya.

Terbukti pada masa awal pandemi  beberapa dokter, perawat, dan staf rumah sakit ada yang terinfeksi. “Tapi tidak terbukti infeksinya dari hubungan dengan pasien,” kata Lucyanti.

Berdasarkan hasil penelusuran kasus (tracing), rata-rata mereka terkena dari lingkungan keluarga. Sementara di rumah sakit, mereka harus disiplin memakai alat perlindungan diri.

“Sekarang juga masih pakai APD level tiga, kewaspadaan tidak berubah,” kata Lucyanti sambil menambahkan RSKGM memiliki 40-an dokter, yaitu 22 orang spesialis dan selebihnya dokter gigi dan dokter umum.

RSKGM Kota Bandung mulai Agustus 2020 berangsur membuka semua jenis layanan dengan berbagai penyakit gigi dan mulut, tidak hanya untuk kategori darurat. Namun jumlah pasien dibatasi, dari biasanya sebelum pandemi mencapai 300 orang menjadi separuhnya per hari.  

Agar pasien tidak menumpuk di waktu pagi, waktu layanan dibagi ke siang. Waktu peralihan selama setengah jam digunakan untuk membersihkan ruangan dengan disinfektan.  

Prosedur pasien sebelum masuk RSKGM yaitu harus melewati screening seperti cek suhu, apakah pernah melakukan perjalanan ke luar negeri, atau dalam keadaan flu. Khusus pada pasien yang dicurigai terpapar Covid-19 dites swab antigen di RSKGM. Sedangkan tes PCR dirujuk ke Puskesmas.

Pemerintah Kota Bandung menurutnya kini tengah menyiapkan lokasi dan gedung baru RSKGM. Nantinya RSKGM yang kini berada di Jalan L.L.R.E. Martadinata nomor 45 itu akan pindah. “Bangunan ini sudah terbatas, sedangkan minat masyarakat sangat besar,” ujarnya.

Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Kota Bandung kini sedang menyiapkan diri untuk naik ke kelas B. Konsekuensinya sesuai standar yang harus dipenuhi seperti penambahan ruang layanan.


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Zacharias Wuragil

Zacharias Wuragil

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus