ORANG sering deg-degan kalau mau disuntik. Apakah itu suntikan injeksi, menyedot, atau transfusi darah. Sebagian memang takut karena sakit. Tapi yang paling mengerikan adalah penularan berbagai penyakit lewat jarum suntik. Mungkin penyakit yang diidap lenyap. Tapi ini yang paling menakutkan, pasien bisa ketularan penyakit baru, misalnya hepatitis B atau AIDS. Penularan bisa terjadi terutama bila alat suntik itu dipakai untuk ramai-ramai. Kemungkinan penularan virus yang nempel di jarum ke tubuh orang lain bisa dihindari dengan alat suntik "sekali pakai buang". Baru-baru ini, dalam lomba Dewan Desain Inggris, dipamerkan alat suntik itu. Alat itu dijamin tak bakal menularkan bibit penyakit yang mengerikan itu. Penemunya seorang pengusaha bernama William Bates. Ia telah memodifikasi alat suntik biasa sehingga pemakainya terpaksa membuangnya setelah memakai. Karena penemuan alat ini, Bates terpilih sebagai salah satu nominator dari 21 finalis dalam lomba temuan tahunan. Pada alat suntik biasa, hanya ada satu klep karet yang didorong ke depan untuk memompa cairan masuk tubuh lewat lubang jarum. Setelah selesai, alat suntik bisa diisi cairan obat dengan menariknya ke belakang. Demikian seterusnya, alat itu bisa dipakai berulang kali. Beda dengan alat buatan Bates. Bentuknya sepintas sama dengan sepet biasa atau alat suntik plastik sekali pakai, yang sering digunakan anak muda yang suka "nyepet". Tapi, di belakang klep pendorong cairan masih ada klep tambahan dengan konstruksi tertentu. Setelah klep didorong ke depan untuk menyemprotkan cairan, klep yang belakang meregang dan menjepit dinding tabung yang tembus pandang itu. Dengan demikian, alat suntik itu tak bisa lagi ditarik untuk menyedot cairan, dan bahkan porosnya bisa copot. Masih ada pengaman lain. Begitu cairan habis disemprotkan, lubang tabung langsung tersumbat begitu poros atau pendorong dicoba ditarik ke belakang. Artinya, tak ada gunanya lagi kecuali dibuang ke kotak sampah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini