Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INILAH teknologi yang diperkirakan bakal menjadi kepala berita tahun depan. Dari sinar T sebagai pengganti sinar X, pesawat tak berawak yang bisa terbang nonstop selama lima tahun, hingga evolusi teknologi material dari nanoteknologi ke pikoteknologi.
Sinar T
T kependekan dari terahertz. Sinar T, yang memiliki panjang gelombang antara gelombang mikro dan inframerah, bakal menggantikan beberapa peran sinar roentgen alias sinar X. Ini berkat kemampuan sinar ini menembus pakaian serta masuk ke bawah kulit sedalam beberapa milimeter. Berbeda dengan sinar X, sinar T bukan sinar yang terionisasi, sehingga tak mengakibatkan kanker.
Hidrogel
Salah satu masalah besar untuk menumbuhkan tulang, pembuluh darah, atau organ adalah tidak adanya media tanam yang ideal. Tapi tahun depan para ilmuwan bakal memiliki media tersebut, yang terbuat dari sejenis jeli polimer yang disebut hidrogel. Di Carnegie Mellon University, media tanam ini terbukti cocok untuk menumbuhkan kembali tulang; di Baylor and Rice bahan ini dipakai meregenerasi jaringan gigi yang terkena karang gigi.
Pikoteknologi
Ketika fisikawan Jerman menggunakan mikroskop elektron khusus yang beresolusi ultratinggi untuk mengamati obyek berukuran beberapa pikometer pada musim panas lalu, mereka sedang memulai era baru teknologi material renik: dari nanoteknologi (1 nanometer=sepersemiliar meter) ke pikoteknologi (1 pikometer=sepersetriliun meter).
Hale
Telah lama lembaga riset Pentagon, DARPA, mengembangkan pesawat tak berawak yang bisa terbang lama. Melalui proyek Vulture, mereka ingin pesawat yang dapat terbang nonstop selama lima tahun. Selain untuk keperluan militer, pesawat ini dapat menggantikan peran satelit orbit rendah. Nah, tahun depan bakal diramaikan oleh uji coba pesawat-pesawat itu.
Otostereoskopi
Tahun depan bakal menjadi era televisi tiga dimensi. Ini sudah dimulai oleh raksasa elektronik Belanda, Philips, yang belum lama ini meluncurkan sistem WOWvx. Lensa lentikular pada layar kaca televisi ini menyajikan gambar yang membikin obyek memiliki ”kedalaman”. Harganya memang masih mahal, sekitar US$ 12 ribu (Rp 144 juta) untuk layar 42 inci. Tapi tahun depan harganya bakal lebih murah, karena Sharp dan produsen lainnya juga berencana meluncurkan televisi jenis ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo