Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Teknologi Salju Buatan di Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022

Sebelum diterapkan di Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022, eksperiman salju buatan di Cina telah berhasil memperlambat mencairnya gletser.

5 Februari 2022 | 05.06 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Penampilan pengisi acara saat upacara pembukaan Olimpiade Beijing 2022 di Stadion Nasional, Beijing, Cina, Jumat, 4 Februari 2022. Perhelatan ini melibatkan 3.000 penampil di atas panggung yang terdiri dari layar LED definisi tinggi seluas 11.600 meter persegi yang menyerupai permukaan es.REUTERS/Evelyn Hockstein

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Olimpiade musim dingin 2022 telah resmi bergulir di Beijing, Cina, mulai Jumat 4 Februari hingga Minggu 20 Februari mendatang. Termasuk dalam ajangnya yang digelar di olimpiade ini, setiap kompetisi olahraga ski internasional umumnya diselenggarakan di atas salju buatan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi salju buatan semakin dibutuhkan karena perbedaan cuaca hujan salju di masing-masing tuan rumah penyelenggara olimpiade musim dingin. Perubahan iklim juga berpengaruh dengan musim dingin yang memendek dan lapisan-lapisan es yang mencair.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilaporkan kalau pada akhirnya seluruh arena di Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 pun digelar menggunakan salju buatan. Ada sembilan jenis salju yang telah dirancang sesuai dengan tuntutan kompetisi olahraga yang berbeda-beda. Di antaranya adalah kriteria atau jenis salju yang seperti es.

Salju jenis ini adalah bentuk kualitas salju di resor ski, yang terutama digunakan untuk mengurangi gaya gesekan permukaan lintasan pada ski. Kualitasnya berperan sangat penting dalam meningkatkan kinerja atlet, kenyamanan bermain ski, dan melindungi tubuh mereka saat terjatuh.

Menurut laporan China Central Television, kerapatan salju yang dibuat oleh mesin salju adalah 0,1-0,4 gram per sentimeter kubik, sedangkan kerapatan salju seperti es membutuhkan 0,65 gram per sentimeter kubik. Sebagian besar parameter utama di sepanjang proses produksi, seperti seberapa tebal salju, dan seberapa sering air perlu diisi, tunduk pada blokade teknologi.

Dari 2019 hingga 2021, tim peneliti teknis di Cina mulai melakukan eksperimen produksi salju seperti es ini hingga akhirnya membuat terobosan. Dengan upaya tersebut, laporan itu menyebutkan, Cina secara mandiri membangun jalur es dan salju, alat pengukur kekerasan es dan salju, serta alat pengukur ukuran partikel es dan salju.

Lebih dari itu, peralatan pemantau profesional untuk jalur es dan salju juga telah dilokalisasi, dengan biaya yang lebih efisien, menyediakan model yang hijau dan efisien untuk pembangunan jalur ski di era pasca-Olimpiade musim dingin.

Atlet Freestyle Ski asal Amerika Serikat, Maddie Bowman menujukkan aksinya saat berlaga dalam Olimpiade Musim Dingin di Phoenix Snow Park, Pyeongchang, Korea Selatan, 19 Februari 2018. REUTERS

Menurut laporan dari Science and Technology Daily, teknologi penyimpanan salju juga telah diterapkan untuk melindungi Gletser Dagu di Sichuan, Cina Barat Daya selama dua tahun terakhir. Dalam percobaan tahun lalu, proses mencairnya hampir 70 persen gletser dapat diperlambat dalam dua bulan. Gletser pun terukur dapat menebal sekitar satu meter.

Itu dianggap membuktikan bahwa pencapaian penelitian salju buatan tidak hanya dapat melayani Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022. Setelah pesta olah raga berakhir tetap bisa memberikan dukungan ilmiah dan teknologi untuk perlindungan gletser, dan membantu pengembangan masa depan industri es dan salju di Cina.


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus