Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Tim peneliti di Telkom University Bandung membuat Smart Mannequin atau manekin pintar untuk menguji keamanan dan keselamatan kendaraan tempur. Riset dan pengujiannya bekerja sama dengan PT Pindad yang memberikan rekomendasi-rekomendasi seperti kestabilan kendaraan dan lingkungan di dalam kompartemen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tim sudah mendapat masukan banyak hal,” kata wakil ketua tim peneliti Periyadi kepada Tempo di sela pameran inovasi di Telkom University Bandung, Senin 2 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Manekin berperan sebagai prajurit yang menumpang kendaraan tempur. Tim mengujinya pada tiga kendaraan tempur buatan Pindad yaitu Anoa, Komodo, dan Maung. Lokasi pengujian pada arena khusus di dalam perusahaan, serta di daerah kebun teh Sukawana, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, pada 26 dan 28 November 2024.
Ukuran dan berat manekin disesuaikan seperti prajurit Indonesia yaitu tinggi 165-170 sentimeter dengan bobot 65-70 kilogram. Sensornya, kata Periyadi, mulai dari Light Detection and Ranging (Lidar) di kepala bagian atas yang berfungsi untuk mengukur jarak ketinggian antara kepala dengan atap kendaraan. "Jika kepala sering menyundul, perancang kendaraan perlu meninggikan bagian atap."
Di bagian mata, dipasang sensor kamera untuk melihat kondisi dan jumlah penumpang. Sementara di bagian hidung diselipkan sensor untuk mendeteksi gas berbahaya. Tim riset juga memakai sensor untuk mengukur tingkat kebisingan di dalam kendaraan. “Di bagian leher ada pengukur seberapa aktif gerakan kepala penumpang yang bisa mempengaruhi kesehatan,” ujar Periyadi.
Sensor kulit ikut dipasang untuk mengetahui gesekan atau benturan antar-penumpang. Pengukuran lain yaitu detak jantung, misalnya saat kendaraan diuji naik lintasan dengan kemiringan 50 derajat. Menurut Periyadi, riset dengan manekin yang telah dirintis sejak 2021 ini bertujuan menghasilkan standar pengukuran yang seragam dan obyektif. “Biaya risetnya Rp 300 juta,” katanya.
Manekin pintar itu, ujar Periyadi, bisa digunakan juga untuk mengukur keamanan dan kenyamanan kendaraan lain, tidak hanya moda militer. Estimasi harga jualnya beserta sistem yang dipakai berkisar Rp 400-500 juta.