Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Fluktuasi harga avtur bisa jadi tak akan lagi mempengaruhi bisnis penerbangan. Kini, matahari bisa menjadi sumber energi pesawat. Rabu dua pekan lalu, Solar Impulse mengangkasa tanpa bahan bakar minyak setetes pun. Pesawat buatan konsorsium Solvay, Omega, dan Swisscom itu memanfaatkan sang surya sebagai sumber energi.
Dalam uji coba, pilot Markus Scherdel lepas landas dan mendarat mulus. Selama satu setengah jam ia melayang hingga ketinggian 1.600 meter di wilayah Payern, bagian barat Swiss, dengan kecepatan 70 kilometer per jam. Chairman Solar Impulse, Bertrand Piccard, mengatakan bahwa penerbangan ini sukses dan menakjubkan. "Belum ada pesawat semacam ini bisa terbang," kata Piccard, seperti dilansir Associated Press.
Solar Impulse memang bukan yang pertama mengembangkan pesawat berbasis sel surya. Namun, hingga bulan lalu, belum ada yang bisa terbang hingga ketinggian 300 meter. Itu pun sumber energinya masih dipadukan dengan minyak.
Menurut Piccard, pesawat yang dikembangkan sejak 1993 itu berbobot 1,6 ton. Rentang sayapnya 63,4 meter, satu meter lebih pendek daripada Boeing 747. Di sayap ini terpasang 12 ribu sel surya. Ada empat mesin penggerak yang terdiri atas baterai litium polimer 100 kilogram dan motor. Agar panas baterai tetap terjaga dan berfungsi hingga suhu minus 40 derajat Celsius, digunakan isolasi termal.
Untuk mengumpulkan energi, sinar yang tertangkap alat semikonduktor diubah menjadi energi listrik oleh sel fotovoltaik dan disimpan dalam baterai. Pesawat memanfaatkan semua sumber energi yang didapat ketika terbang: energi kinetik ketika mendapat kecepatan, energi mekanik melalui sistem propulsi, energi potensial pada ketinggian, dan energi panas dari berbagai sumber akibat panas dan gesekan.
Saat ini pesawat itu baru mampu membawa satu awak. Di dalam kopkit yang lumayan sempit terdapat panel instrumen untuk memonitor indikator daya, yang menunjukkan revolusi per menit dan suhu mesin. Kokpit juga dilengkapi sistem yang menyingkirkan karbon dioksida dan kelembapan.
Sekitar 70 insinyur terlibat dalam proyek yang didanai Deutsche Bank ini. Meski telah menelan US$ 93,5 juta atau Rp 841,9 miliar, proyek terus disempurnakan, antara lain memangkas berat baterai. Pada 2012, burung besi itu akan melakukan tur dunia melalui garis khatulistiwa dengan lima tempat pemberhentian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo