Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Tim UGM Jadi Juara di London Berkat Ide Riset BBM dari Plastik

Tim mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada (UGM) membuat bahan dasar bahan bakar minyak dengan limbah plastik.

23 Juli 2018 | 17.06 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Mahasiswa UGM rancang mobil penghasil bahan bakar dari sampah plastik. ugm.ac.id

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Sleman - Tim mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada (UGM) membuat bahan dasar bahan bakar minyak dengan limbah plastik. Caranya tidak dibakar dengan kompor gas atau lainnya. Tapi, menggunakan panas asap knalpot mobil untuk mengubah plastik menjadi gas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dari proses menjadi gas lalu masuk ke penampungan (reaktor polirolisis) menjadi bahan dasar BBM (bahan bakar minyak). Ide ini menjadikan tim dari Jurusan Teknik Kimia tersebut menjadi juara usai menyisihkan 3.336 tim mahasiswa berbagai universitas dari 140 negara dunia dalam ajang kompetisi Shell Ideas 360 di London beberapa waktu lalu. Mereka mendapatkan juara di kategori Judges Choice dan Audience Voice.

"Ini masih ide. Pembuatan bahan bakar dari plastik sudah banyak. Tapi yang memanfaatkan panas knalpot mobil hanya kami," kata Herman Amrullah, tim Smart Car MCS (Microalgae Cultivation Support), di kampus UGM, Senin, 23 Juli 2018.

Selain Herman, tim ini terdiri dari Sholahuddin Alayyubi, Thya Laurencia Benedita Araujo, serta Naufal Muflih. Ide seperti ini membawa mereka menjadi jawara dan bisa melanglang ke luar negeri.

Cara membuat bahan dasar bahan bakar minyak dari limbah plastik itu sebenarnya sederhana. Mobil diatur sedemikian rupa untuk ditambahi tabung penampung limbah plastik. Tabung itu disaluri gas pembuangan mesin melalui knalpot. Panas pembuangan itu otomatis membakar plastik melalui proses pirolisis. Dari tabung sampah plastik itu diberi pipa ke bak penampungan bahan dasar bahan bakar minyak.

Tidak hanya menghasilkan bahan dasar bahan bakar minyak, mobil yang sudah dipasangi alat ini justru sangat mengurangi emisi karbon gas buang. Sebab, Di ujung pipa knalpot juga dipasangi carbon capture. Hasilnya, jumlah CO2 gas buang pada kendaraan sangat berkurang sekitar 16,88 persen. "Ide kami, mengembangkan teknologi yang bisa mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar cair dan mengurangi emisi gas buang kendaraan," kata Herman.

Ia menambahkan, mereka memodifikasi mobil dengan penambahan sejumlah alat seperti tabung reaktor pirolisis untuk menampung dan mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar cair yang berada di dalam bodi mobil. Tabung ini dapat menampung hingga 2 kilogram sampah plastik.

Melalui proses pirolisis sampah plastik ini dikonversi menjadi bahan bakar cair dengan memanfaatkan panas dari gas buang knalpot mobil yang suhunya bisa mencapai 400-500 derajat celcius. Hasil dari proses pirolisis berupa bahan bakar cair yang ditampung dalam tabung penampungan di bawah mobil. "Bahan bakar cair yang sudah ditampung lalu diambil dan bisa diolah menjadi bahan bakar minyak," kata dia.

Untuk satu kilogram sampah plastik dapat diolah menjadi 1,2 liter bahan dasar bahan bakar cair. Plastik yang bisa digunakan dalam proses ini adalah semua jenis sampah plastik kecuali plastik jenis PVC. Karena plastik PVC mengandung chlorida yang berbahaya bagi kesehatan.

Carbon capture, kata dia, dibuat dengan teknologi Microalgae Cultivation Support (MCS). Fungsinya untuk mengurangi jumlah CO2 gas buang pada kendaraan. Menurut Shalahuddin Alayyubi, salah satu anggota tim, ide ini berawal dari keprihatinan mereka terhadap banyaknya sampah plastik di lingkungan. Jumlah limbah plastik terus meningkat dari waktu ke waktu dan telah menjadi persoalan dunia. Karena sampah plastik sulit terurai di tanah.

"Plastik juga dibuat dari minyak bumi. Kami mengembalikan plastik menjadi ujud awalnya yaitu minyak bumi," kata dia.

Simak kabar terbaru dari UGM hanya di kanal Tekno Tempo.co.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus