Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Unpad Jajaki Kemitraan untuk Pasang PLTS 3,6 Megawatt

Setiap bulan Unpad akan membayar listrik ke investor PLTS dan PLN.

16 Desember 2021 | 05.57 WIB

Gedung rektorat Universitas Padjajaran. wikipedia.co.id
Perbesar
Gedung rektorat Universitas Padjajaran. wikipedia.co.id

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bandung - Universitas Padjadjaran (Unpad) tengah menjajaki kemitraan dengan investor Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dalam negeri. Kerja sama dirancang selama 15 tahun, setelah itu PLTS menjadi milik Unpad.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kita tahu ketahanan alat (PLTS) 25 tahun, jadi 10 tahun Unpad akan treatment sendiri,” kata Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Unpad Hendarmawan kepada Tempo, Rabu, 15 Desember 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Menurutnya, PLTS yang digunakan tidak memakai baterai karena biayanya mahal. Rencananya, listrik dari PLTS akan dipakai langsung pada jam dan hari kerja di Unpad. Di luar itu, penggunaan setrum masih memakai pasokan dari PLN.

Dengan kemitraan itu, setiap bulan Unpad akan membayar listrik ke investor PLTS dan PLN. Agar lebih murah, durasi kerja sama PLTS berlaku selama 15 tahun. “Kalau return diperpendek, misal 10 tahun, pasti lebih mahal dari PLN,” kata Hendarmawan.

Ketua Program Studi Teknik Elektro Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unpad, Mohammad Taufik, mengatakan ada beberapa alasan pemasangan PLTS itu. Penerapan energi terbarukan, menurutnya, ikut masuk dalam kriteria penilaian rangking universitas global.

Selain itu, pemakaian PLTS merupakan bentuk kepedulian terhadap isu lingkungan. “Pimpinan punya target nanti (PLTS) yang akan dikerjasamakan memberikan efisiensi,” ujarnya.

Unpad, kata Taufik, menyiapkan tim teknis dan tim akuntansi keuangan dalam proses lelang PLTS. Target efisiensi itu dilihat dari penghematan sekitar 20-25 persen tagihan listrik per bulan selama kurun waktu kerja sama PLTS. “Ini bukan lagi uji coba tapi real akan membangun dengan daya 3,6 megawatt,” kata dia.

Pada tahap pertama, pemasangan PLTS dilakukan di atap enam gedung baru yang didirikan setelah 2010. Lokasinya di Gedung Rektorat, Laboratorium Sentral dan empat fakultas, yaitu Fakultas Farmasi, Teknik Geologi, Perikanan, dan Teknologi Pertanian. “Gedung-gedung itu baru berdiri, sehingga konstruksinya masih kuat dan cetak birunya lengkap,” kata Taufik.

Listrik PLTS akan digunakan langsung dari pukul 08.00-16.00 WIB dengan sistem yang dilengkapi alat pengalih daya dari sumber PLN.

Selain dari Matahari, Unpad menjajaki pengembangan pembangkit listrik tenaga angin atau bayu (PLTB) dengan pemerintah Austria. Dari laman Unpad, potensi pembuatannya ada di kampus Jatinangor dan Pangandaran.

Baca:
PLTS Portabel Buatan ITB dengan Output Daya 80 Watt Raih Juara

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Erwin Prima

Erwin Prima

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus