AKHIRNYA selendang yang membalut Venus tanggal. Wajahnya yang
bopeng dan kerut terungkap. Dan citra indah yang dibayangkan
jiwa romantis selama berabad-abad tersapu oleh hasil penelitian
para ilmiawan NASA, badan penerbangan ruang angkasa Amerika
Serikat.
Selama 18 bulan mereka menghimpun data radar yang dikirim oleh
kapal ruang angkasa Pioneer Venus Orbiter, hingga berhasil
menyusun sebuah peta yang mencakup hampir 93% permukaan planet
Venus. Peta ini baru saja diperkenalkan kepada umum oleh Dr.
Harold Masursky dari US Geological. Survey, (USGS' -- Badan
Penelitian Geologi AS) dan Dr. Gordon Pettingill dari
Masachusetts Institute of Technology.
Keduanya peneliti utama dalam proyek radar NASA itu --
mengemukakan bahwa permukaan tuna-air planet Venus "berbeda dari
permukaan bumi". Hanya 16% permukaannya merupakan dulang rendah
yang sebanding dengan dulang yang membentuk samudra di bumi.
Wilayah samudra dan laut di bumi mencakup 70,8% permukaannya.
Garis tengah rata-rata Venus ditetapkan sebesar 6.050 km. Ukuran
ini menjadi patokan untuk menentukan tinggi rendah wilayah di
permukaan planet itu, seperti halnya permukaan laut di bumi.
Mulai Tersingkap
Planet Venus di Indonesia dikenal sebagai bintang Fajar, Kejora,
Johor, Timur dan banyak lagi nama. Ia terdekat dengan bumi
Ribuan tahun sebelum Masehi manusia sudah mengenalnya dengan
berbagai nama. Bintang itu tampak menjelang fajar di ufuk timur
atau lepas senjata di ufuk barat dan merupakan benda langit
paling cemerlang setelah matahari dan bulan.
Orang Yunani menamakannya Phosph di kala tampak fajar hari dan
Hes perus di kala senja. Nama dewi cinta Venus pun sudah
melekat sejak ribuan tahun. Dan mungkin ia berakar dalam nama
Isthar, dewi cinta dan perang bangsa Babilonia. Orang Arab
menamakannya Athar.
Sejak Galileo di awal abad ke-17 mengarahkan teropongnya ke
planet ini, diketahui bahwa ia diselimuti lapisan awan tebal
berwarna putih kekuning-kuningan. Lapisan tebal ini belum pernah
tertembus teleskop terkuat mana pun hingga planet itu tetap
diliputi rahasia.
Pernah orang menggambarkan permukaan planet itu terdiri dari
lautan merata atau gurun asir yang luas atau rimba lebat. Ada
pula dugaan bahwa permukaan itu dilipti zat hidro-karbon
seperti minyak dengan awan terdiri dari zat formaldehida
bahkan sampai tahun 1960-an belum bisa diketahui masa putaran
planet itu melalui porosnya.
Baru setelah Uni Soviet, Februari 1961, meluncurkan sebuah
kapal ruang angkasa menuju planet itu, rahasianya mulai
tersingkap sedikit. Kemudian, Juli dan Agustus 1962, Amerika
Serikat meluncurkan Mariner- I dan II. Sejak itu bisa dipastikan
bahwa masa putaran Venus amat lamban, hampir sebanding dengan 8
bulan di bumi atau lebih 243 hari bumi. Pusingan itu pun
berlawanan dengan arah jarum jam.
Semua planet dalam tatasurya -- termasuk bumi -- berpusing
mengikuti arah jarum jam, terkecuali planet Uranus. Bagi "orang
Venus", matahari terbit di ufuk barat dan tenggelam di ufuk
timur.
Penelitian terhadap Venus berlangsung terus dengan peluncuran
berbagai kapal ruang angkasa. Umpamanya Amerika Serikat
meluncurkan lagi Pioneer Venus orbter dan Pioneer Venus Multi
Probe, ke planet itu.
Pioneer Venus Orbiter yang dilengkapi dengan peralatan radar
tiba di sana 4 Desember 1978. Peralatannya mencalat dan mengirim
datanya kembali ke Bumi. Ditemukan bahwa titik tertinggi di
Venus -- kemudian diberi nama Max well Montes - menjulang sampai
11.800 m, jauh lebih tinggi dari Gunung Everest (8.848 m di
bumi. Sebaliknya, kedalaman rata-rata permukaan Venus hanya
sekitar 3.000 m, dibanding dengan parit Mariana di Samudra
Pasifik Barat, misalnya, 11.022 m.
Ditemukan juga sebuah parit raksasa yang sepanjang 2.250 km
melilit wilayah khatulistiwa. Lebarnya yang mencapai 300 km dan
dalamnya ratarata 5 km. Bandingkanlah dengan jurang terbesar di
lumi, Grand Canyon di Amerika Serikat, yang panjangnya "hanya"
700 km, lebar 10 sampai 20 km dan kedalaman 1,5 sampai 2 km.
Planet Venus -- hampir sama dengan Bumi -- mengelilingi
matahari dalam orbit lebih kecil dengan masa cdar 223 hari.
Jarak terdekat dengan Bumi (42 juta km) terjadi di kala Venus
berada antara bumi dan matahari. Bila jarak ini ditempuh dengan
plet berkecepatan 40 km sejam tanpa berhenti, hanya dibutuhkan
120 tahun. Ini ditambah 610 tahun lagi bila Venus kebetulan
berada di balik matahari, pada jarak terjauh, 256 juta km dari
bumi.
Pioneer Venus Multi Probe tiba di Venus 5 hari kemudian, 9
Desember 1978. Sejumlah pesawat pendarat yang dibawanya
diturunkannya di berbagai tempat di permukaan Venus. Melalui
pesawat-pesawat ini diperoleh data. Seperti suhu, tekanan udara,
kepadatan atmosfir dan jenis zat yang terkandung dalamnya, gaya
berat dan banyak lagi.
Ternyata suhu di Venus amat panas dan merata di seluruh planet.
Manusia tak mungkin bertahan dalam suhu yang mencapai 500ø C itu,
apalagi menghirup udara yang terutama terdiri dari zat
karbondioksida. Sebagai penyegar, awan yang terdiri dari zat
asam belerang terkadang menyiram planet ini dengan huan zat
itu.
Penemuan sampingan yang cukup berharga bagi ilmu pengetahuan
adalah ketika peralatan radar Pioneer Venus orbiter dicoba tidak
lama setelah peluncurannya. Radarnya menemukan bekas jaringan
saluran irigasi yang amat luas, peninggalan kebudayaan Maya
(lihat box) di Amerika Tengah. Pola jaringan ini tersembunyi di
bawah hutan lebat, tapi dapat terungkap oleh peralatan radar
itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini