PERANAN iklim dan kesuburan tanahnya menyebabkan peradaban
berkembang terutama di wilayah Amerika Tengah, sebelah selatan
Teluk Meksiko. Peninggalannya antara lain berupa kota-kota megah
yang terhampar pada dataran luas, piramida dan kuil sebagai
pusat keagamaan, istana dan menara penuh ukiran, pahatan,
lukisan dinding dan perkakas rumah tangga, pertanian dan perang.
Semua itu membuktikan betapa tingginya sudah peradaban Indian di
zaman ratusan tahun sebelum Masehi.
Salah satu di antaranya yang paling tersohor adalah peradaban
bangsa Maya. Wilayahnya meliputi Semenanjung Yucatan, terutama
terpusat sekitar Peten di Guatemala Utara, sebagian Messiko
Selatan dan Belize.
Agama bangsa Maya -- seperti halnya agama semua peradaban di
Benua Amerika itu -- berdasarkan pemujaan Dewa Matahari. Agama
ini amat mempengaruhi dan mendorong perkembangan dalam bidang
arsitektur, penanggalan, ilmu matematika, tata negara dan
kehidupan sosial.
Peradaban Maya ini mulai muncul sekitar 300 tahun S.M. --
membentuk berbagai kota seperti Tikal, Palenque, Uaxactun dan
Copan. Terutama Tikal tumbuh menjadi pusat upacara keagamaan
dengan belasan kuil dan piramida besar. Dan Tikal mencapai
puncak perkembanganna sekitar tahun 700 M. Pada saat itu sudah
berkembang tulisan Maya berdasarkan gambar hieroglif, mirip
tulisan Mesir, penanggalan yang amat teliti dan kompleks serta
seni rupa dalam bentuk pahatan, lukisan dinding serta hiasan
pada perkakas rumah tangga.
Tapi sekitar tahun 900 M kota-kota besar ditinggalkan, dan
peradaban Maya runtuh tanpa perkembangan lagi. Belum jelas apa
yang menyebabkan malapetaka ini. Banyak yang belum terungkap
dari peradaban besar ini Terutama karena literatur mereka - yang
diduga amat banyak -- dihancurkan oleh penakluk bangsa Spanyol
dengan dalih membasmi tulisan kafir. Beberapa naskah Maya yang
sempat ditemukan belum dapat diungkapkan artinya oleh para
sarjana purbakala.
Salah satu teka-teki peradaban ini adalah bagaimana cara mereka
bercocok tanam. Tapi ketika tabun 1978 peralatan radar Pioneer
Venus Orbiter dari ketinggian 8,5 km menemukan pola jaringan
saluran irigasi di bawah tumbuhan rimbun hutan tropis, teka-teki
ini sedikit mulai terungkap.
Dr. Patrick Culhert dari Arizona University dan Prof. Richard
Adams dari Cambridge University, berdasarkan penemuan radar itu,
kemudian menjelajahi wilayah Guatemala. Selama satu bulan
(Februari lalu) di sana kedua ahli purbakala itu menemukan bahwa
radar itu betul mengungkapkan sistem irigasi yang selama ini
tersemhunyi di bawah hutan tropis yang lebat.
Para ahli purbakala selama ini belum memperoleh jawaban atas
persoalan bagaimana kebudayaan Maya memperoleh makanan bagi
penduduknya, terutama yang berdiam dalam kota-kota. Diduga
persoalan itu kini terjawab.
Sesudah runtuhnya kebudayaan itu di wilayah selatan, kota-kota
Maya di daerah utara seperti Chichen Itza, Mayapan dan Uxmal
--sekalipun sudah dikuasai bangsa Tvltec dari Meksil) I engah
--masih memelihara nilai keoudayaan Maya. letiga kota itu
brkembang dalam lentuk persel utuan sampai awal abad ke-16
ketika dihancurkan oleh Cortz, penakluk bangsa Spanyol.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini