Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Penangkapan tokoh gaek sepakbola DIY sekaligus anggota Komisi Disiplin PSSI nonaktif, Dwi Irianto, yang akrab disapa Mbah Putih di Yogyakarta, Jumat 28 Desember 2018, mengagetkan sejumlah pihak. Penangkapan Mbah Putih diduga kuat karena ikut terlibat dalam pengaturan skor Liga 2 dan Liga 3 musim ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tak hanya pihak keluarga, Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta pun juga tak ikut campur dalam proses penangkapan itu. "Polda DIY belum dilibatkan (dalam proses penangkapan Mbah Putih) itu," ujar juru bicara Polda DIY Ajun Komisaris Besar Polisi Yulianto Sabtu 29 Desember 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Satgas Anti-Mafia Sepak Bola Polri sebelumnya menangkap pria yang sempat menjadi Sekretaris Umum Asprov PSSI DIY dan Wakil Ketua Umum PSSI DIY itu di sebuah hotel di Yogya sekitar pukul 08.00 WIB. Usai ditangkap, Mbah Putih di bawa ke rumahnya di Gondokusuman Yogya sekitar pukul 09.00 WIB. Berikutnya Mbah Putih di bawa ke Kepolisian Sektor Gondokusuman Kota Yogya pada pukul 10.00 WIB sebelum diterbangkan ke Jakarta sekitar pukul 14.00 WIB.
Kapolsek Gondokusuman, Komisaris Polisi Boni Fasius Slamet kepada Tempo membenarkan jika pihak yang melakukan penangkapan Mbah Putih langsung dari personil Mabes Polri. "Tahu-tahu sudah ditangkap," ujar Boni.
Putra kedua Mbah Putih, Berlandika Candra, membenarkan jika usai menangkap ayahnya, tim Satgas sempat membawa pulang ayahnya ke rumah terlebih dulu, di Jalan Pendowo, Demangan, Kota Yogya, sebelum dibawa menuju Mapolsek Gondokusuman, sembari menunggu penerbangan ke Jakarta pukul 14.00 WIB.
"(Ayah) dari hotel, nggak tahu ada keperluan apa, kalau semalam masih di rumah. Terus, paginya tiba-tiba dijemput petugas, tapi sempat pulang dulu, ambil baju ganti dan berkas, sepertinya berkas sidang Komdis, yang berkaitan dengan PSSI," katanya.
Dika menuturkan para petugas itu saat membawa pulang ayahnya ke rumah datang secara baik-baik. Seperti tamu biasa, tidak memakai seragam dan memperkenalkan diri. Para patugas itu lalu masuk rumah dan Dika serta Ketua RT kampung ikut menemani. "Petugas itu juga tanya (Ayah), berkas di mana, lalu disuruh ambil, dan ditunjukkan," ujar Dika.
Dika menjelaskan, Mbah Putih dibawa dengan cara baik-baik, tanpa ada borgol atau penangkapan paksa seperti dialami Ketua Asprov PSSI Jateng Johar Lin Eng yang ditangkap Satgas Anti Mafia Sepakbola juga sehari sebelumnya dalam dugaan kasus yang sama. "Penangkapannya enggak kayak di di film-film yang sepertinya heboh dan keras, datang baik, pergi juga baik-baik," ujar Dika kepada Tempo.
Hanya saja, Dika menuturkan, petugas yang datang ke kediaman anggota Komite Disiplin PSSI yang nonaktif ini cukup banyak, sekitar 10 orang lebih. "Para petugas itu juga bilang, selama di Jakarta (Mbah Putih) akan dijamin makannya dan tidurnya. Bahkan, kalau punya sakit diminta bawa obat-obatan,"
PRIBADI WICAKSONO