Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Juara Olimpiade Barcelona, Susi Susanti membuktikan untuk menjadi patriot tidak selalu bagaimana menumpas kejahatan atau memiliki kekuatan ajaib yang digunakan untuk membela kebenaran. Susi, legenda bulu tangkis Indonesia yang disegani oleh dunia berkat permainannya yang ulet dan tak pernah menyerah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kisah heroik Susi Susanti dijadikan sebuah film biopik yang begitu apik dan rapih oleh sutradara Sim F. Film yang persiapannya memakan waktu lebih dari lima tahun ini, menyuguhkan sosok Susi Susanti yang begitu lengkap. Mulai dari kisah kecilnya hingga sisipan percintaan manisnya bersama Alan Budikusuma.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sim F menuturkan kisah Susi dengan begitu indah dan tertata. Ia meramu sebuah kisah perjuangan dengan bumbu cinta yang pas. "Tim riset jalan setahun sebelum saya join, di 2017 pertengahan saya mulai untuk pengembangan naskah, dan di 2018 baru kami mulai untuk mencari aktor," ujar dia di Plaza Indonesia XXI, Selasa, 22 Oktober 2019.
Laura Basuki dan Dion Wiyoko didapuk menjadi pasangan Susi dan Alan dalam film ini. Mereka begitu piawai memerankan kedua tokoh legenda tersebut. Kedua aktor ini digembleng selama berbulan-bulan hingga dapat berakting layaknya atlet sungguhan.
Laura mengaku sebelum memulai syuting film ini, ia dilatih oleh Liang Chu Sia, pelatih Susi Susanti. Latihannya pun bak atlet sungguhan, Laura menghabiskan waktunya untuk berlatih fisik dan bulu tangkis setiap hari selama beberapa bulan. Alhasil, kala itu tubuhnya berotot dan kuat seperti Susi.
Selain kisah cinta pengantin Olimpiade ini, Sim juga menonjolkan orang-orang di sekitar Susi dan keadaan politik saat itu. Mulai dari rumah Susi di Tasikmalaya, hingga dokumentasi tragedi 1998 yang berdampak pada Susi dan keluarganya. Dalam film ini, Sim senang bermain dengan simbol untuk menunjukan konteks waktu dan situasi.
Pengekspresian perasaan Susi juga ditunjukan Sim lewat warna-warna yang ia pilih dalam tiap scene film ini. "Saya ingin menghadirkan ketika dia berada di rumah, kehangatan yang dimiliki, ketika dia di PB Jaya, di Pelatnas bisa dilihat warna-warna tegas yang ada di sana," tutur Sim F.
Untuk menghadirkan suasana yang begitu otentik, Sim mengambil beberapa lokasi syuting, seperti di Tasikmalaya, Pangandaran, dan Jakarta. Nuansa 80'an yang dibangun oleh Sim ternyata merogoh kocek yang cukup dalam. Tentunya, pengeluaran tersebut untuk menghadirkan properti lawas yang saat ini sudah jarang ditemui.
Eksekutif Produser Daniel Mananta mengatakan biaya produksi yang dikeluarkan untuk film ini cukup besar. Ia enggan untuk menyebutkan angkanya, namun dari pundi-pundi yang dikeluarkan untuk film ini, Daniel merasa puas dengan hasilnya. "Saya bikin film Susi ini bukan hanya untuk pasar Indonesia, melainkan dunia. Saya ingin film ini ditonton dunia," tutur Daniel.
Daniel berujar, Susi Susanti bak Michael Jordan di NBA, yang memiliki penggemar di seluruh dunia. Dalam pemasarannya, Daniel juga menyasar film ini dapat ditonton penggemar Susi di Cina, Thailand, dan beberapa negara lainnya.
Film Susi Susanti Love All merupakan film biopik yang pas, film ini benar-benar menonjolkan Susi sebagai pahlawan bulu tangkis Indonesia. Sim F mengemas kisah cinta Susi begitu manis, menghantarkan penonton untuk tetap fokus pada semangat berjuang dan prestasi Susi Susanti. Film ini akan tayang di seluruh bioskop pada 24 Oktober 2019.