Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Film sejarah The Six Triple Eight tayang di Netflix sejak Desember 2024.
Film ini mengenang peran perempuan kulit hitam Amerika Serikat pada Perang Dunia II.
Diskriminasi dan rasisme terhadap masyarakat kulit hitam masih terjadi di Amerika Serikat.
SAMBIL mengendong senapan M1 Garand di bahu kanan, seorang prajurit Amerika Serikat berjalan menuju sebuah kantong besar di tengah sebuah kamp prajurit. Dia menggenggam secarik surat di tangan kanannya. Pilu, kertas itu penuh noda darah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kertas yang sebagian sudah berwarna merah itu lantas dimasukkan ke dalam kantong besar yang terbuat dari kain tebal tersebut. Kantong bertali di mulutnya itu khusus untuk menampung surat-surat prajurit yag akan dikirim untuk keluarga di rumah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Prajurit itu dan ribuan rekannya di kamp tersebut baru pulang dari medan perang. Mereka adalah tentara Amerika Serikat dalam Perang Dunia II di Eropa. Amerika Serikat hadir di Eropa untuk menekan kekuatan musuh dari Jerman dan Italia. Tak butuh waktu lama, kantong kain itu sudah penuh. Seorang prajurit lantas mengambil kantong itu dan mengirimnya ke kantor pos militer.
Itulah sejumlah adegan awal film The Six Triple Eight yang tayang di platform streaming film Netflix sejak 6 Desember 2024. The Six Triple Eight adalah film bergenre perang yang menyuguhkan sisi lain dari peristiwa Perang Dunia II. Ya, film aksi ini membahas pasukan khusus yang bertugas mengurusi surat-surat prajurit yang dikirim ke kampung halaman.
Ya, meski dalam kondisi perang, surat-menyurat menjadi kegiatan yang lumrah. Maklum, pada masa itu, surat merupakan satu-satunya cara prajurit berkomunikasi dengan keluarga. Bagi prajurit dan negara yang terlibat Perang Dunia II seperti Amerika Serikat, surat membawa peran penting. Kabar dari keluarga di kampung menjadi penyemangat serdadu mengangkat senjata di garis depan pertempuran.
Surat dari medan pertempuran juga menjadi obat rindu sekaligus hal yang paling ditunggu keluarga di rumah. Hanya lewat surat itulah istri, anak, ayah, ibu, kakak, adik, dan anggota keluarga lain tahu bahwa sang prajurit masih hidup.
Kerry Washington dalam Six Triple Eight. Dok.Netflix
Karena itu, sirkulasi surat prajurit dan keluarga harus lancar. Kalau kedatangan surat-surat itu macet, bisa ditebak, prajurit dan keluarganya bakal cemas. Khusus untuk prajurit, rasa waswas memikirkan keluarga di rumah bisa membuat semangat juang mereka hancur.
Celakanya, keterlambatan pengiriman surat terjadi pada pasukan Amerika Serikat di Eropa pada 1940-an. Sengitnya pertempuran Perang Dunia II menjadi alasan loyonya alur surat-menyurat itu. Total sekitar 17 juta surat mandek dan terbengkalai di gudang.
Karena masalah ini, militer Amerika Serikat memutuskan untuk menugasi Batalion 6888th Central Postal Directory ke Eropa. Batalion 6888th atau yang disebut The Six Triple Eight merupakan sekumpulan khusus tentara perempuan Afro-Amerika yang terdiri atas 855 orang.
Batalion ini dipimpin oleh Mayor Charity Adams (diperankan oleh Kerry Washington), yang sangat tegas dan tak kenal takut. Selain Mayor Adams, tokoh sentral dalam The Six Triple Eight adalah Lena Derriecott Bell King yang diperankan oleh Ebony Obsidian.
Lena King memutuskan bergabung dengan tentara karena sakit hati pacarnya, Abram (diperankan Gregg Sulkin), gugur di medan pertempuran. Gelap mata, Lena punya keinginan besar membunuh Hitler yang ia anggap sebagai penjahat karena telah menimbulkan perang dunia hingga Abram meninggal.
Mayor Adams, Lena, dan ratusan perempuan kulit hitam diterjunkan ke Eropa untuk menuntaskan pekerjaan 17 juta surat. Petinggi militer Amerika Serikat memberi target Adams cs menuntaskan sirkulasi semua surat itu dalam tempo enam bulan.
Pekerjaan pasukan The Six Triple Eight tak semudah membalikkan telapak tangan. Surat-surat yang menggunung itu tentu memerlukan waktu untuk dikirim ke keluarga. Belum lagi Batalion 6888th harus bekerja dengan peralatan terbatas. Bahkan gudang surat tempat mereka bekerja kurang pencahayaan dan tak punya mesin penghangat. Padahal saat itu musim dingin menyerang.
Kerry Washington (tengah) dalam film Six Triple Eight. Dok.Netflix
Namun tantangan terbesar bagi pasukan 6888th adalah diskriminasi gender dan ras yang mereka terima. Ya, pada masa itu rasisme di Amerika Serikat hingga Eropa masih kencang terjadi. Sebagai contoh, dalam adegan pasukan The Six Triple Eight tiba di Eropa dan berbaris, mereka mendapat cibiran masyarakat.
Lalu bagaimana dengan rekan sesama tentara? Perlakuan rasis mereka lebih parah. Hampir semua perwira dan petinggi militer Amerika Serikat meremehkan bahkan merendahkan pasukan perempuan kulit hitam. Bukan satu-dua kali perwira Amerika yang muncul menghina Mayor Adams dan anak buahnya.
Namun hinaan itu menjadi pelecut semangat pasukan 6888th. Mereka ingin membuktikan layak mengemban tugas berat.
Puncaknya adalah ketika para prajurit Amerika Serikat antre untuk mengetahui ada balasan surat dari keluarga atau hendak mengirmkan surat ke keluarga. Semangat juang mereka kembali setelah tahu ada surat balasan dari orang terkasih di kampung halaman.
Kerry Washington layak mendapat kredit positif dalam The Six Triple Eight. Perempuan 47 tahun itu sukses menampilkan sisi tangguh Mayor Adams yang gigih menjaga martabatnya dan pasukannya di tengah gempuran aksi diskriminasi dan rasisme.
Namun, di sisi lain, Kerry masih bisa menampilkan karakter manusiawi Adams yang penuh kerentanan. Salut juga layak diberikan kepada Ebony Obsidian yang memerankan Lena.
Pada akhir film diperlihatkan para perempuan personel The Six Triple Eight di kehidupan saat ini. Mereka yang sudah menua mendapat kesempatan berbagi sisa-sisa ingatan tentang pekerjaan mereka pada masa Perang Dunia II, khususnya yang membereskan sekitar 17 juta surat itu.
Salah satunya Lena Derriecott Bell King yang menjadi sumber inspirasi penulis cerita sekaligus sutradara The Six Triple Eight, Tyler Perry. Perry bertemu dengan Lena King di Las Vegas pada 2022.
The Six Triple Eight
Rilis: 6 Desember 2024
Durasi: 127 menit
Sutradara: Tyler Perry
Pemeran: Kerry Washington, Ebony Obsidian, Dean Norris, dan Oprah Winfrey
Skor: 6,7/10 (IMDb)
Saat itu Perry terkejut karena Lena, yang sudah berusia 99 tahun, sanggup menceritakan kisahnya dengan detail. Bahkan Perry pernah mengkonfirmasi ke salah seorang sejarawan tepercaya. Hasilnya, sang sejarawan itu menganggap cerita Lena benar dan diceritakan dengan runtut.
Dari pertemuannya dengan Lena, Perry butuh waktu dua pekan untuk menuntaskan naskah film ini. Pembuat film berusia 55 tahun itu kagum kepada Lena yang masih sehat dan jernih pikirannya. Termasuk saat Lena menceritakan kisah cintanya dengan Abram yang pilu.
"Ketika dia bercerita tentang Abram, saya mendapat ide di situlah jalan masuknya film ini," kata Perry seperti dikutip dari The Hollywood Reporter.
Sayangnya, Lena King wafat pada 18 Januari 2024. Perry mengatakan kesehatan Lena memburuk beberapa saat sebelum meninggal. Beruntung Perry sempat berjumpa lagi dengan Lena sembari membawa separuh film yang belum kelar diproduksi. Perry pun memperlihatkan sebagian filmnya itu kepada Lena yang sedang sakit.
Sutradara Tyler Perry bersama para pemeran film Six Triple Eight. Dok.Netflix
Dalam pertemuan itu, Perry mengatakan Lena menangis saat menonton sebagian film The Six Triple Eight. Bagi Lena, setiap gambar yang ditayangkan mengingatkan kembali pada setiap peristiwa yang terjadi lebih dari 80 tahun lalu itu.
Perry mengatakan bersyukur sempat memperlihatkan sebagian gambar The Six Triple Eight kepada Lena sebelum wafat. Sebab, sejak awal bercerita, Lena berpesan untuk menyampaikan cerita penting ini kepada generasi muda. "Agar dapat memberi tahu mereka bahwa perempuan kulit hitam juga berkontribusi," kata Perry menirukan perkataan Lena seperti dikutip dari Variety
Perry berharap film The Six Triple Eight bisa mengangkat kembali fakta peran para perempuan berkulit hitam nan hebat dalam peristiwa penting dalam sejarah Amerika Serikat. Sekaligus mengangkat isu buruknya diskriminasi dan rasisme di Negeri Abang Sam dari zaman ke zaman.
Faktanya, kisah Batalion 6888th nyaris terlupakan di masyarakat Amerika Serikat. Gejolak penghargaan baru muncul pada 2018 ketika pemerintah Amerika Serikat membangun monumen penghormatan untuk prajurit The Six Triple Eight di Buffalo Soldier Monument Park, Kansas. Lalu, pada 2022, Presiden Amerika Serikat saat itu, Joe Biden, memberikan Medali Emas Kongres kepada Batalion 6888th.
Penghormatan juga diberikan kepada Charity Adams selaku Komandan Batalion 6888th. Namanya diabadikan sebagai pusat pangkalan militer di Fort Gregg-Adams di Virginia pada 2023. Walhasil, Charity Adams menjadi perempuan kulit hitam pertama dalam sejarah Amerika Serikat yang menerima penghormatan tersebut.
Namun, faktanya, diskriminasi dan rasisme masyarakat kulit hitam di Amerika Serikat masih terjadi hingga sekarang. Bahkan dianggap sudah mengakar layaknya fenomena gunung es.
Tentu belum hilang dalam ingatan kasus kematian George Floyd, seorang pria kulit hitam, di tangan seorang polisi kulit putih di Minnesota pada 2020. Kematian George Floyd membuat geger Amerika Serikat lewat aksi demonstrasi dan huru-hara di berbagai kota. Peristiwa itu juga memicu gerakan Black Lives Matter yang masif hingga ke negara-negara lain lintas benua. ●
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo