INILAH wawancara pelukis R.G.A Sukirno dengan wartawa TEMPO
Syarief Hidayat:
Tanya: Kok hampir setiap lukisan ada gambar Pak Kirno ?
Jawab: Ya, daripada melukis wajah orang kan lebih baik wajah
sendiri.
T: Tapi kenapa selah-olah Pak Kirno ini ingin mengejek diri
sendiri?
J: Kalau ngejek orang lain nanti marah. Tapi kalau saya ngejek
saya, siapa yang mau marah.
T: Jadi apa tujuan Pak Kirno melukis?
J: Untuk kepuasan batin.
T: Hanya itu?
J: Ya. Soalnya begini, bagi saya melukis adalah membuat catatan
pribadi dan sekelilingnya. Dan saya tidak pernah melukis untuk
dijual.
T: Kalau begitu, bagaimana untuk membiayai keluarga?
J: Jual obat. Kalau saudara sakit boleh datang ke rumah saya,
nanti saya obati. Pasti sembuh.
T: Terima kasih, pak. Tapi bagaimana cara menjual obatnya?
J: Barangkali saudara perlu tahu bagaimana saya hidup. Saya ini
pelukis yang tidak pernah menjual lukisan. Tapi juga belum
pernah berhenti melukis. Isteri saya 3. Tinggal dalam 3 rumah
yang berdekatan. Isteri saya yang pertama menerima jahitan dan
anaknya cuma satu, karena yang satu meninggal. Isteri ke-2,
membantu saya membuat obat. Dan ini yang paling banyak anaknya,
jumlahnya 9. Sedangkan yang ketiga membantu jualan obat. Isteri
yang bungsu tidak punya anak.
T: Jadi lukisan 3 perempuan telanjang ditelan oleh pak Kirno itu
apa artinya?
J: Oh, itu artinya tiga isteri saya ikut membantu memberi makan
saya. Tapi lihat dalam lukisan itu, masih separo yang belum
tertelan, sedangkan mata saya kelihatan layu, Artinya, saya
tidak sampai hati memberi beban pada isteri saya.
T: Nah, yang ini apa pak? Kok seperti gambar iklan saja. Ada
roti ada bir, perempuan telanjang dan wajah pak Kirno, asyik
memegang pipa yang asapnya mengeluarkan not balok.
J: Lukisan ini saya beri judul "Karya dan Upah". Dan artinya
setiap karya akan menghasilkan upah. Dan upah itu berarti makan,
minum dan perempuan. Not balok itu, untuk menggambarkan orang
yang bekerja dengan gembira akan mudah mendapat upah.
T: Nah, gambar pak Kirno bertanduk dengan wajah yang kejam
seperti raja jin ini apa artinya pak?
J: Wah itu kenangan lama. Dulu saya pernah dijanjikan akan
menjadi penguasa di Irian Barat. Tapi kemudian tidak jadi karena
situasi politik yang berbeda. Itulah sebabnya lukisan itu saya
beri judul Wakil Ratu Irian Barat.
T: Aliran apa yang pak Kirno ikuti?
J: Saya tidak ikut aliran mana pun. Tapi coba lihat. Saya kira
garis-garis itu banyak condong pada surealisme bukan?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini