Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Ada Apa dengan Emily?

Film yang diangkat dari kisah nyata. Mengangkat berbagai konflik, termasuk antara keyakinan dan keragu-raguan.

14 November 2005 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Exorcism of Emily Rose Sutradara: Scott Derrickson Skenario: Paul Harris Boardman dan Scott Derrickson Pemain: Laura Linney, Tom Wilkinson, Campbell Scott, Jennifer Carpenter Produksi: Sony Pictures

Awalnya, Emily Rose adalah gadis yang sejahtera. Cerdas, taat beragama, dicintai keluarga. Tapi ia kembali dari asrama sekolahnya dalam kondisi sangat mengenaskan. Sering kejang, mengamuk, meracau, menolak makan dan malah menelan beberapa ekor kecoa.

Hanya beberapa hari di rumah, Emily akhirnya meninggal dunia. Ahli medis menyebut Emily meninggal karena mengidap malnutrisi, epilepsi, dan gangguan kejiwaan. Pastor Moore, rohaniwan yang melakukan upacara pengusiran setan, dipersalahkan telah melalaikan Emily hingga ia meninggal dunia.

Moore dihadapkan ke pengadilan. Inilah uniknya film yang dibuat berdasarkan kisah nyata Anneliese Michel, gadis Jerman. Film ini tak mengobral adegan-adegan menegangkan tanpa alasan. Semua penderitaan Emily saling terkait di ruang pengadilan, tempat Ethan Thomas, jaksa yang dibesarkan dalam lingkungan yang taat beragama, menyudutkan Father Moore dengan bukti-bukti yang ilmiah.

Di ruang itu pula Erin Bruner, seorang pengacara yang tak percaya keberadaan Tuhan, bertarung. Ia mesti menunjukkan bahwa Emily bersama Pastor Moore memang telah melakukan pertempuran spiritual melawan enam setan yang merasuki tubuh Emily. Di saat yang sama, Bruner juga mengalami sejumlah teror setiap pukul tiga malam.

Sejumlah pencinta film horor menilai film ini punya ketegangan setara dengan The Ring. Tapi inilah film yang sangat berhasil menyodorkan dua fenomena kepada penonton: dunia supernatural dan dunia nyata. Tak ada adegan supernatural yang mencederai nalar penonton. Kenyataan itu ada di sana. Dan yang paling penting dari film ini adalah jalan cerita itu sendiri.

Utami Widowati

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus