TRIO Bebek hanya satu contoh. Mereka memang masih berada di
bawah Hutauruk Bersaudara, Nidya Sisters maupun Lex's Trio.
Tetapi trio ini menjadi menarik karena dalam keadaan masih
amatiran, gaya penampilannya sudah padu. Mereka, yang terdiri
dari Nina (Nina Fariani), Ana (Nurdiana) dan Ani (Nurdiani),
masih menyanyi sebagai iseng-iseng dan menempel dalam kelompok
Swara Maharddhika yang dipimpin Guruh.
Belum sempat rekaman sendiri - meski sudah mulai jadi
bayang-bayang, misalnya dalam rekaman Chrisye Sabda Alam. Belum
lama mereka juga muncul di Teater Terbuka TIM menemani Keenan.
Dan dalam pertunjukan Guruh di Senayan mereka kembali
menunjukkan kemantapan penampilan, sehingga kehadiran
gadis-gadis ini tidak hanya berarti sebagai bagian Swara
Maharddhika, tapi uga potensi.
Penyanyi yang baru mulai biasanya banyak mengabaikan soal
penampilan. Perhatian mereka hanya pada teknik suara -- walaupun
dalam lomba menyanyi pop soal penampilan selalu dikejar. Ketiga
bersaudari anak drs. Harahap - dosen IKIP Jakarta -- ini, sejak
awalnya memang sudah kelihatan memiliki kelenturan tubuh di
samping bisa mengandalkan suara. Dan ini mereka manfaatkan.
Anak-anak itu nongol mula-mula di tahun 1976 dalam lomba Bintang
Radio-Televisi Remaja 1976. Dengan membawakan Juwita Malam
(Ismail Marzuki) dan Ampar-Ampar Pisang, lagu rakyat Kalimantan,
mereka hanya berhasil mencapai juara II -- di bawah Lex's Trio.
Waktu itu mereka masih pakai nama Trio Nauval. Namun, lihat,
dalam bidang penampilan itu tadi mereka unggul sebagai juara I.
Dan memang, kemampuan suara belum benar-benar berhasil mereka
seimbangkan dengan keterampilan gerak.
Junaedy dan Guruh menyatakan bersaudari ini memiliki warna suara
yang tidak seragam tingginya. Malahan dibilang juga nafasnya
kurang panjang. Jadi jalan yang terbaik buat mereka memang
penampilan itu. Guruh sendiri, yang kemudian praktis guru
mereka, sekedar berhasil menggali kelenturan tubuh bersaudari
ini. Memang, dengan itu saja ada kemungkinan baik menunggu di
masa datang -- bila memang benar, seperti yang terlihat,
naga-naganya tahun ini kegiatan musik akan mulai keluar lagi
dari studio rekaman ke panggung.
Di TVRI sendiri sudah terlihat perubahan. Kini para penyanyi
sudah mulai mencari guru gerak dalam membawakan lagu. Kita kenal
orang-orang seperti Rudy Wowor, Titiek Puspa, Titiek Qadarsih di
samping Nidya Sisters, yang memberi arah baru gerakerik
penyanyi, sehingga selain mesam-mesem mereka sekarang mulai
seperti menari. Bahkan Lex's Trio yang begitu kakunya, kini
sudah mulai aksi -- misalnya terasa dalam membawakan lagu
Pelangi (Koes Plus).
Dimodali kelenturan tubuh, penyanyi yang bersuara sedang-sedang
saja punya kesempatan berharga sekarang. Trio Bebek hanya salah
satu contoh. Apalagi penyanyi Indonesia -- pop tentu saja yang
memiliki penampilan yang baik masih dapat dihitung, sementara
penyanyi bagus yang kelelap lantaran tak mampu beraksi banyak
sekali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini