Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Akibat gaya

Nina, ana dan ani lebih menarik dengan penampilannya yang mantap, meskipun suaranya biasa saja. kelenturan tubuh penting bagi penyanyi.(ms)

20 Januari 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TRIO Bebek hanya satu contoh. Mereka memang masih berada di bawah Hutauruk Bersaudara, Nidya Sisters maupun Lex's Trio. Tetapi trio ini menjadi menarik karena dalam keadaan masih amatiran, gaya penampilannya sudah padu. Mereka, yang terdiri dari Nina (Nina Fariani), Ana (Nurdiana) dan Ani (Nurdiani), masih menyanyi sebagai iseng-iseng dan menempel dalam kelompok Swara Maharddhika yang dipimpin Guruh. Belum sempat rekaman sendiri - meski sudah mulai jadi bayang-bayang, misalnya dalam rekaman Chrisye Sabda Alam. Belum lama mereka juga muncul di Teater Terbuka TIM menemani Keenan. Dan dalam pertunjukan Guruh di Senayan mereka kembali menunjukkan kemantapan penampilan, sehingga kehadiran gadis-gadis ini tidak hanya berarti sebagai bagian Swara Maharddhika, tapi uga potensi. Penyanyi yang baru mulai biasanya banyak mengabaikan soal penampilan. Perhatian mereka hanya pada teknik suara -- walaupun dalam lomba menyanyi pop soal penampilan selalu dikejar. Ketiga bersaudari anak drs. Harahap - dosen IKIP Jakarta -- ini, sejak awalnya memang sudah kelihatan memiliki kelenturan tubuh di samping bisa mengandalkan suara. Dan ini mereka manfaatkan. Anak-anak itu nongol mula-mula di tahun 1976 dalam lomba Bintang Radio-Televisi Remaja 1976. Dengan membawakan Juwita Malam (Ismail Marzuki) dan Ampar-Ampar Pisang, lagu rakyat Kalimantan, mereka hanya berhasil mencapai juara II -- di bawah Lex's Trio. Waktu itu mereka masih pakai nama Trio Nauval. Namun, lihat, dalam bidang penampilan itu tadi mereka unggul sebagai juara I. Dan memang, kemampuan suara belum benar-benar berhasil mereka seimbangkan dengan keterampilan gerak. Junaedy dan Guruh menyatakan bersaudari ini memiliki warna suara yang tidak seragam tingginya. Malahan dibilang juga nafasnya kurang panjang. Jadi jalan yang terbaik buat mereka memang penampilan itu. Guruh sendiri, yang kemudian praktis guru mereka, sekedar berhasil menggali kelenturan tubuh bersaudari ini. Memang, dengan itu saja ada kemungkinan baik menunggu di masa datang -- bila memang benar, seperti yang terlihat, naga-naganya tahun ini kegiatan musik akan mulai keluar lagi dari studio rekaman ke panggung. Di TVRI sendiri sudah terlihat perubahan. Kini para penyanyi sudah mulai mencari guru gerak dalam membawakan lagu. Kita kenal orang-orang seperti Rudy Wowor, Titiek Puspa, Titiek Qadarsih di samping Nidya Sisters, yang memberi arah baru gerakerik penyanyi, sehingga selain mesam-mesem mereka sekarang mulai seperti menari. Bahkan Lex's Trio yang begitu kakunya, kini sudah mulai aksi -- misalnya terasa dalam membawakan lagu Pelangi (Koes Plus). Dimodali kelenturan tubuh, penyanyi yang bersuara sedang-sedang saja punya kesempatan berharga sekarang. Trio Bebek hanya salah satu contoh. Apalagi penyanyi Indonesia -- pop tentu saja yang memiliki penampilan yang baik masih dapat dihitung, sementara penyanyi bagus yang kelelap lantaran tak mampu beraksi banyak sekali.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus