Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Akrobat Kendang untuk Vivaldi

Empat musikus menyajikan musik klasik secara berbeda. Mereka menamai pentasnya Concerto A Circus Skills.

12 Mei 2013 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hungarian Dance No. 5 karya Johannes Brahms, yang kaya dengan derum tambur dan trompet yang melengking, dimainkan empat sekawan. Mereka berasal dari disiplin musik berbeda: Iwang Noorsaid, Liliek Jasqee, Jalu G. Pratidina, dan Ome.

Iwang sibuk memegang piano di tangan kanan dan keyboard di sebelah kiri, Liliek asyik menggesek biola, Jalu duduk di lantai panggung memegang kendang besar-perkusi, sementara Ome menggebuk drum.

"Dansa Hungaria" karya Brahms, komposer yang hidup di zaman romantik pada 1820-1900, itu mengungkapkan kegairahan perasaan para pedansa. Dinamika dan temponya cepat. Instrumen kendang memberi daya tarik yang lain dari sebagaimana biasanya musik ini dimainkan.

Malam itu pertunjukan bertajuk Concerto A Circus Skills di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, ini memang cukup unik. Para musikus memilih komposisi-komposisi dari era klasik dan romantik, tapi memainkannya dengan kecepatan tinggi. Pertunjukan musik konserto ini mengandalkan teknik improvisasi setiap personel.

"Kami memilih lagu yang populer tapi tingkat kesulitannya cukup tinggi," kata Iwang. Lagu Turkish March-Sonata in A karya Beethoven mereka pilih. Juga Badinerie karya Johann Sebastian Bach, yang hidup di era barok dan rokoko, yang menekankan improvisasi spontan.

Lagu Thais yang meditatif dan Serenade in D karya Mozart, yang berasal dari era romantik, disuguhkan pada lagu ketujuh dan kedelapan, dari 13 lagu yang ditampilkan. Duet piano dan biola dimainkan Liliek, yang berasal dari disiplin musik klasik, dan Iwang, yang piawai membawakan jazz dan klasik.

lagu L'Estate No. III karya Antonio Vivaldi, yang sering dinamai Summer, diakui Iwang menjadi lagu yang tersulit dimainkan, selain Flight of the Bumblebee karya Nikolai Andreyevich Rimsky-Korsakov, komposer Rusia yang menciptakan lagu ini pada 1899.

Komposisi musiknya supercepat, terdengar seperti lebah mendengung. Jalu dan Iwang unjuk gigi dalam menyajikan ritme nan tinggi. Keduanya terlihat berusaha keras memadukan kecepatan dengan alat musik berbeda. Tepukan kencang kendang yang bersinergi dengan pencetan tuts piano dan keyboard menghasilkan harmoni yang asyik. Jalu terlihat begitu energetik mengeksplorasi kendangnya dari yang besar sampai yang kecil. Pada lagu kesembilan, ia membawakan kendang solo.

"Kecepatan tempo L'Estate No. III karya Vivaldi ini mencapai 200 metronome, padahal biasanya hanya 180," ujar Iwang, memberi analogi ketika sedang berpadu main dengan Jalu. Ia sampai seperti sedang melakukan olahraga squat jump yang memberi rasa ngilu di kedua tangannya. "Tangan saya sakit. Harus diolesi minyak angin, baru enak," kata Iwang.

Iwang adalah putra almarhum Said Kelana serta saudara kandung penyanyi Lydia dan Imaniar. Pada usia 14 tahun, Iwang main musik dengan Embong Rahardjo dan Yance Manusama serta ikut rekaman dengan James F. Sundah. Dia mendirikan band fusion Emerald serta membuat aransemen album Iwan Fals (Antara Aku, Kau, dan Bekas Pacarmu), album pop Trio Libels, lagu Emosi Jiwa dengan penyanyi Yana Julio, dan album Krisdayanti. Iwang juga pernah bergabung dengan God Bless dan Gong 2000.

Simaklah bagaimana lagu Habanera yang diambil dari opera Carmen Georges Bizet asyik dimainkan. Empat musikus itu melengkapi komposisi dengan suara akordeon yang sudah diprogram. Yuyun, mantan vokalis grup Discus, yang memiliki suara etnis yang khas, ikut menyumbang. Pertunjukan ini ditampilkan dengan suasana santai dan cair. Empat sekawan itu saling canda, terutama ketika Jalu atau Ome tidak hafal lagu Libertango karya komposer terkenal Spanyol, Astor Piazzolla, yang akan dimainkan. "Wah, Jalu bisa dipecat nih dan enggak dikasih honor," Iwang berkelakar.

Musik klasik dan keterampilan bermain cepat ala pemain sirkus. Iwang dan kawan-kawan berharap ini menjadi inovasi baru menikmati musik klasik.

Evieta Fadjar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus