Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Akrobatik yang sukses

Pelukis amri yahya sering berpameran tunggal di beberapa kota di negara barat, kemudian beralih ke negara timur tengah. sejumlah lukisan batik dipamerkan di tim. (sr)

14 April 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BINTANG pelukis Amri Yahya sedang naik. Berpameran tunggal sejak umur 21 tahun (dia lahir 1939), kini pameran tunggalnya sudah tercatat hampir 40 kali -- di dalam maupun luar negeri. Belum lagi sejumlah pameran bersama. Hebatnya, lebih 20 pameran itu diselenggarakannya hanya 5 tahun terakhir. Dan tahun ini, setelah berpameran di Abu Dhabi, 3-14 April sejumlah lukisan batik, cat minyak dan cat airnya dipamerkan pula di Taman Ismail Marzuki. Ini orang hebat. Dan agaknya kegiatan pamerannya memang terencana dengan baik. Kalau melihat produktivitasnya (menurut seorang pembantunya, minimal 30 lukisan batik per bulan) dan seringnya pameran, tentu Amri tidak bekerja sendiri. Benar. Sejak 1976 ia dibantu Ny. Taufiq Ismail dalam menyelenggarakan pameran. Amri agaknya memang sadar akan perlunya kerjasama. "Sekarang tak bisa berusaha apa pun tanpa promosi," ujarnya. Tanpa semacam manajemen, pun waktunya akan terbagi antara berkarya dan mengatur pameran -- dan itu tentu merugikan kreativitas. Sementara itu Ny Taufiq, isteri penyair Taufiq Ismail, memang senang mengurus lukisan. "Meski pun tak laku, menyelenggarakan pameran begini ini saya sudah senang," katanya kepada TEMPO. Nyonya itu sebenarnya agak merendah-rendah. Soalnya, menurut pengakuannya sendiri, sepanjang pengetahuannya sejak bekerja sama dengan Amri belum pernah sekalipun karya pelukis yang dipamerkan itu tidak laku. Minimal dua-tiga lukisan diangkat orang-dengan harga yang berkisar antara Rp 75 ribu sampai Rp 5 juta lebih. Menurut seorang pembantunya, sebuah lukisan batik bahkan pernah laku Rp 10 juta di Hotel Hilton Jakarta. Namun berapa pendapatan Amri dari karyanya, tentunya sulit dicek. Ny. Taufiq hanya ketawa ketika ditanya berapa kira-kira hasil Amri sebulan lewat pamerannya Hanya diceritakannya, di Galeri Amri di Yogyakarta (didirikan 1972) paling sedikit sekali seminggu satu lukisan dibeli orang. Pernah juga sebuah lukisan batik seharga Rp 3 juta dibeli seorang turis asing di galeri itu. Naluri Bisnis Tapi sejak semula modal memang ada pada Amri. Isterinya sendiri sudah sibuk dengan perusahaan batik dan butik di Yogya, dengan pekerja sekitar 25 orang. Sedang Amri, ketika mulai melahirkan lukisan batik di tahun 1968 sudah punya pembantu (untuk mengerjakan segala proses batik di luar disain) sekitar 15 orang. Dan kalau anda kenal Amri, orangnya memang cukup berkwalitas wiraswasta. Pernah satu saat dia menasihati seorang pelukis muda. Katanya: "Kalau mau maju, tutup telinga." Yang dia maksud jangan dengarkan kritik yang macam-macam. Dan memang, bukankah kritik terhadap Amri keras terdengar? Apalagi mereka yang masih melihat karya seni sebagai pusaka yang sakral, dan seniman bagai empu, tentulah terkejut melihat ia nampang di TVRI menawarkan merk cat. Padahal ini dianggap Amri sebagai salah satu ciri memperkenalkan diri pada masyarak -- sementara honorarium yang diterimanya tentulah tak sedikit. Setelah sejak 1974 Amri berpameran di beberapa kota di Barat (Melboum, Sydney, Koln, Washington DC, Los Angeles), mulai 1976 ia mengalihkan perhatian ke negara-negara petro-dollar Arab Saudi, Suriah, Kuwait dan lain-lain. Amri agaknya memang punya naluri bisnis yang baik di samping bakat artistik. Dia pernah mendapat penghargaan tertinggi untuk karya-karyanya ketika lulus dari Akademi Seni Rupa lndonesia Yogyakarta (ASRI waktu itu belum menjadi sekolah tinggi). Tapi kayak apa sih karya Amri sebenarnya? Judul-judulnya memang tepat: Embun di Daun, Rumput-rumput Air, Lebak. Pokoknya yang menyarankan pemandangan di pinggir pantai, atau obyek yang manis. Tentu saja tidak realistis, tapi merupakan sapuan dan goresan sugesti. Eksperimen dalam batiknya memang menghasilkan warna-warna yang bersih dan enak dilihat. Dekoratif, nyaman sebagai hiasan, walaupun mungkin kita cepat bosan. Semuanya lebih memberi kesan masinal daripada satu sapuan yang datang dari dalam -- juga Untuk sketsa hitam-putihnya, cat airnya maupun cat minyaknya. Tetapi Amri memang sukses.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus