Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
The Future: Six Drivers of Global Change
Penulis: Al Gore
Penerbit: WH Allen
Edisi: I, 2013
Tebal: xxxi + 558 halaman (termasuk catatan dan bibliografi)
Al Gore selama ini dikenal sebagai aktivis yang gigih menyuarakan keprihatinan terhadap pemanasan global. Buku dan film dokumenternya, An Inconvenient Truth (2006), disambut hangat. The Future, buku terbarunya, menghadirkan sosok Wakil Presiden Amerika Serikat semasa Bill Clinton ini sebagai warga dunia dengan jangkauan horizon yang lebih luas.
Beranjak dari premis bahwa kita hidup di zaman yang berubah sangat cepat dan mendalam—ia menyebutnya "new period of hyper-change", Gore berusaha menjawab pertanyaan "apa yang menggerakkan perubahan global ini". Gore menemukan enam penggerak terpenting: globalisasi ekonomi, revolusi digital, pergeseran keseimbangan kekuatan global, pertumbuhan yang berlebihan, kemajuan ilmu hayati, dan kekacauan hubungan manusia dengan semesta.
Globalisasi yang berlangsung cepat mendorong munculnya apa yang disebut Gore sebagai Earth Inc. Entitas ekonomi di seluruh dunia terkoneksi dan membentuk pola-pola hubungan yang baru. Dalam konteks ini, transnational corporations berperan penting dalam mempengaruhi perubahan. Perubahan relasi di antara faktor-faktor produksi telah berkontribusi terhadap kemelut yang dialami kapitalisme.
Revolusi digital, yang termanifestasi dalam Internet dan beragam teknologi lain, menciptakan apa yang diistilahkan Gore sebagai Global Mind—barangkali ia terÂilhami oleh H.G. Wells dengan "world brain"-nya. Inilah virtual global mind yang menghubungkan pikiran dan perasaan miliaran orang serta mengoneksi mesin-mesin cerdas, robot, sensor, serta database.
Gore menaruh harapan pada Global Mind untuk mengimbangi proses demokrasi tradisional karena membuka peluang partisipasi yang lebih luas. Di Mesir dan Tunisia, Internet menstimulasi perubahan, tapi di Cina teknologi ini membentur firewall yang kokoh. Peran strategis informasi digital dalam menjalankan Earth Inc. mendorong munculnya berbagai medan pertempuran baru.
Pergeseran keseimbangan kekuatan politik, ekonomi, dan militer juga mendorong perubahan global. Kekuatan pasca-Perang Dingin yang berpusat pada Amerika kini terpecah menjadi jejaring yang lebih kompleks, yang melibatkan negara Timur dan Barat, negara maju dan berkembang, serta aktor-aktor privat dan multinasional yang melampaui struktur negara-kebangsaan modern. Di sinilah pengaruh Earth Inc. terasa. "Kita tak bisa mengabaikan kekuatan korporasi karena lebih dari separuh dari 100 ekonomi terbesar di dunia adalah korporasi," tulis Gore.
Pertumbuhan yang sangat cepat dan melampaui batas alamiahnya (outgrowth) menimbulkan dampak perubahan yang luar biasa. Pertumbuhan konsumsi, aliran polusi, serta penurunan sumber daya strategis (air bersih, lapisan tanah, dan spesies makhluk hidup) berlangsung cepat. Kota-kota bertumbuh, obesitas meningkat, begitu pula kelaparan, dan ini melahirkan tekanan yang kian kuat terhadap lingkungan hidup.
Beriringan dengan revolusi digital, kemajuan ilmu-ilmu hayati telah mentransformasi secara radikal bidang kedokteran, pertanian, dan ilmu-ilmu molekuler. Namun yang disebut "kemajuan" ini mulai menimbulkan masalah ketika menyentuh persoalan eksistensial manusia. Konvergensi revolusi digital dan ilmu hayati, kata Gore, merupakan permulaan dari perubahan "siapa kita".
Dalam hemat saya, penggerak keenam yang disebut Gore—yakni kekacauan radikal dalam hubungan manusia dengan ekosistem semesta—merupakan alasan paling fundamental dari perubahan global. Pandangan-dunia berwatak Cartesian-Newtonian yang dianut selama ini meletakkan manusia dalam posisi mendominasi alam; dan inilah yang menimbulkan kekacauan radikal.
Gore mungkin bukan futurolog bila dimaksudkan harus menyusun skenario atau membuat ramalan masa depan yang spesifik (specific forecast), yang dibingkai dalam rentang waktu tertentu, dan menerapkannya dalam imagined future world yang dibentuk skenario itu. Walau begitu, Gore telah memperlihatkan kelasnya sebagai warga global visioner, yang meneruskan tradisi Alvin Toffler dengan Future Shock dan John Naisbitt dengan Megatrends.
Menarik bahwa jejak pikiran Ilya Prigogine terasa dalam The Future. Nobelis kimia ini masyhur dengan gagasan self-organizing-nya: sistem terbuka akan mengalami kekacauan, tapi karena aliran energi terus berlangsung, sistem ini mereorganisasi diri menuju kompleksitas yang lebih tinggi (Self-Organization in Non-Equilibrium Systems, 1977, dan Order Out of Chaos, 1984). Gore agaknya membayangkan dunia kita tak ubahnya sistem seperti itu.
Upaya Gore menunjukkan dampak konvergensi dan interaksi keenam penggerak perubahan begitu ambisius. Sebagian patut dipujikan, sebagian lainnya perlu diperiksa lebih cermat. Yang menarik untuk didiskusikan selanjutnya ialah usul Gore untuk mempengaruhi perubahan dengan, antara lain, mereformasi demokrasi dan kapitalisme melalui pengintegrasian prinsip-prinsip keberlanjutan ke dalamnya. Demokrasi yang dibajak oleh kekuatan kapital, kata Gore, harus direformasi.
Gore percaya "kapitalisme baru" ini mampu melayani dunia lebih baik dibandingkan dengan sistem ekonomi apa pun untuk memperbaiki hubungan antara manusia dan sistem ekologi-biologi bumi. Sayang, sejumlah ide untuk "merebut kembali kendali atas takdir kita dan membentuk masa depan kita" yang ia tawarkan dieksplorasi terlampau ringkas dibandingkan dengan upayanya membangun argumentasi untuk menjawab pertanyaan pemantik lahirnya buku ini.
Dian Basuki, penulis blog Tempo.co
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo