SETELAH dilarang main di TVRI Jakarta, kelompok The Hawaiian
Seniors (THS) seolah berganti nama. Atau tidak, melainkan
memecah diri?
Akhir Agustus di Hotel Orchid, Tomang, Jakarta, ada acara Aloha
Night -- dimeriahkan dengan lilin-lilin yang ditaruh pada kulit
kelapa (dengan sabutnya), dan para tamu berkalung rangkaian
bunga. Minuman dihidangkan dalam potongan bambu yang dihias
sekuntum anggrek. Dan di pinggir kolam renang, sekelompok orang
menyanyikan lagu-lagu Hawaiian itu. Bukan orang asing. Ada Willy
Pesik, Henk Muskita, Uce Ratumusa, Ade Kolendam, Limansyah, juga
Bram 'Aceh' Titaley -- yang sebelumnya dikenal sebagai anggota
inti THS. Mereka ini tampil dengan nama The Orchid Hawaiian
(TOH).
Hoegeng Kaget
"Kami keluar dari Hawaiian Seniors bukan karena kelompok itu
dilarang main di TV," kata Henk Muskita. Aha, jadi ini grup
baru.
Menurut Henk, TOH baru berusia 1 1/2 bulan -- dan muncul
kira-kira 1 1/2 bulan setelah THS mendapat surat larangan main
itu. Pertama kali mereka nongol di Arena Pasar Seni Taman Impian
Jaya Ancol, akhir Juli. Kemudian dalam satu perjamuan di gedung
pertemuan DKI dan di gedung pertemuan Departemen Luar Negeri.
Anehnya, pasal mereka keluar dari THS disebut sebagai tak ada
hubungannya dengan soal TVRI. Melainkan, secara langsung
dikatakan Henk "Karena masuknya kembali seorang pemain lama."
Konon, pemain itu dulu dikeluarkan karena dianggap merusak nama
baik kelompok. Dan ternyata setelah diterima kembali, menurut
Henk pula, tetap berulah seperti dulu.
Hoegeng Iman Santoso, pimpinan THS, kaget. Ia memang menerima
kembali orang yang disebut-sebut Henk, karena orang itu telah
minta ampun. "Lagi pula saya menerim orang itu atas desakan
mereka yang kini keluar itu." tambah pensiunan Kapolri ini.
Memang. Secara tersirat, keluarnya Henk dan beberapa kawannya
mempunyai harapan lain -- yang rupanya tak terpenuhi di THS.
Mereka kepingin bermain di luar negeri. Dua tahun lalu THS
ditawari ke Negeri Belanda. Tapi menolak. "Waktu itu Pak Hoegeng
lebih memprioritaskan TVRI," tutur Henk. Juga, nah, inilah
soalnya, rupanya mereka juga ingin tampil kembali di TV. "Kalau
toh kami diizinkan tampil di TV lagi, kami hanya akan
menyuguhkan lagu Indonesia atau daerah," ujar Henk meyakinkan."
Lagu Hawaii asli hanya sebagai pelengkap." Acara Aloha Night itu
sendiri memang mereka isi hampir seluruhnya dengan lagu hiburan
Indonesia dan lagu daerah Maluku.
Tapi alasan memang bisa bermacam-macam. Dari catatan Hoegeng
sendiri, ketika THS mengadakan beberapa kali pertemuan
sehubungan dengan dilarangnya mereka main di TVRI, memang ada
yang mengusulkan THS bubar. Orang itu tak lain Bram Titaley,
yang kini memimpin TOH. Dan dalam pertemuan akhir Juni, 3 orang
anggota minta cuti (antara lain Bram juga). Sedang seorang, Uce,
terus terang mengundurkan diri -- satu sikap yang dipuji
Hoegeng. Keempat mereka itu kini ada dalam TOH.
Memang tak ada kata terus terang -- mengenai TV itu. Hanya
memang diketahui, seperti dikatakan Hoegeng sendiri, siaran di
TVRI berarti juga promosi (TEMPO, 7 Juni).
Toh dalam sejarah THS yang bermula dengan nama Elshinta Hawaiian
Seniors, ini merupakan perpecahan kedua kali. Yang pertama 1975,
yang melahirkan THS ini.
Mengenai hadirnya TOH sendiri, sebenarnya Hoegeng tak melarang
anggotanya bermain di luar atau membentuk grup sendiri. Yang
menyakitkannya, "mengapa mereka tak berterus terang saja." Dan
satu lagi dalam publikasinya TOH memberi embel-embel namanya
dengan 'eks Hawaiia Seniors'. Ini 'kan bisa diartikan Hawaiian
Seniors sudah mati," kata Hoegeng. Padahal, THS telah bermain
beberapa kali sejak dilarang muncul di TV di Hotel Borobudur, di
gedung pertemuan DKI dan di sebuah pesta perkawinan.
Tetapi dengan keluarnya 6 anggotanya, THS yang memiliki 16
pemain senior tetap akan melanjutkan hidupnya. Hanya saja
pensiunan Kapolri ini agaknya paham. "Dalam keadaan yang sulit
kita baru tahu siapa sahabat sejati," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini