Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jika kamu ingin menjadi drummer hebat, dengarkan karya-karya musikus hebat, Jo Jones, Buddy Rich. Kamu tahu, Charlie Parker tak mungkin terkenal seperti sekarang jika Jones tak melempar kepalanya dengan simbal." Dengan tatapan mata tajam, suara tegas, dan senyum tipis, Terence Fletcher mengulang kisah saksofonis jazz legendaris asal Amerika Serikat berjulukan Bird itu kepada Andrew Neiman, drummer muda berbakat yang baru saja menjadi anggota grup band jazz yang dipimpinnya.
Neiman pemuda 19 tahun yang ditinggalkan ibunya sejak balita dan besar di bawah asuhan sang ayah. Sejak usia 8 tahun, ia sudah mencintai drum dan bertekad menjadi pemain drum sehebat Buddy Rich, drummer jazz asal Amerika Serikat yang dikenal sebagai pemain drum terhebat di dunia karena teknik, gaya, kekuatan, dan kecepatannya. Ambisi hampir serupa mengendap di kepala Fletcher. Pria paruh baya berkepala plontos yang juga profesor musik itu bermimpi bisa melahirkan musikus sehebat Charlie Parker, pemain saksofon dahsyat sekaligus komponis yang pemikiran-pemikiran inovatifnya mengenai harmoni dan melodi menjadi dasar bebop.
Dua kepala dan dua ambisi sama besar itu dipersatukan di sebuah sekolah musik di New York, Shaffer Conservatory. Neiman melihat, meski sinis dan angkuh, Fletcher adalah "dewa" yang mampu menggembleng dirinya. Tapi tunggu dulu. Itu cuma kesan pertama. Ketika Neiman mulai berlatih, karakter Fletcher yang sesungguhnya terkuak. Neiman tak menyangka bahwa Fletcher laksana monster yang menyiksa fisik dan mentalnya. Ya, inilah Whiplash. Adapun kata whiplash, yang diambil dari komposisi milik komposer jazz Amerika Serikat, Hank Levy, dalam bahasa Indonesia bisa diartikan lecutan cemeti.
Chazelle, yang menulis sendiri skenario filmnya, menawarkan kisah mentor yang mendidik keras anak-anak didiknya. Untuk film berlatar olahraga, kriminal, atau perang, mungkin ini bukan hal baru. Tapi Whiplash, yang sukses memboyong tiga Piala Oscar untuk editing, tata suara, dan aktor pendukung terbaik (J.K. Simmons), menawarkan sebuah psychological thriller dengan latar belakang musik jazz yang kental.
Sesungguhnya film ini sudah muncul dalam versi film pendek dua tahun lalu. Lantaran tak punya dana, Chazelle lebih dulu membuat Whiplash dalam bentuk film pendek. Tak cuma mendapat pujian di Festival Film Sundance 2013, Whiplash ternyata sukses menarik investor untuk membiayai pembuatan film panjangnya. Seperti versi pendeknya, Chazelle mempercayakan peran Fletcher kepada J.K. Simmons, yang dalam film ini menjelma menjadi konduktor perfeksionis, dingin, temperamental, intimidatif, dan manipulatif. Begitu juga dengan Miles Teller, yang menghidupkan karakter seorang drummer ambisius tapi naif.
Dihiasi tiga nomor jazz legendaris, Whiplash dan Upswingin dari Tim Simonec serta Caravan milik Juan Tizol, konflik dibangun pada salah satu elemen penting yang wajib dimiliki drummer profesional: menjaga tempo. Gara-gara tempo permainan Neiman yang tak tepat, Fletcher tak segan melemparkan kursi ke arahnya.
Mungkin kisah Jo Jones yang melemparkan simbal ke arah Charlie Parker itu tak seakurat cerita aslinya. Tapi cara bertutur Chazelle dalam filmnya rasanya sanggup membuat penonton mempercayai kisah yang dipakai Fletcher membenarkan cara mengajarnya yang tak kenal belas kasihan itu.
Dalam film ini, Chazelle membuktikan bahwa ia benar-benar memahami dunia drum. Dengan cermat dia menghadirkan kesalahan-kesalahan seorang drummer ketika menerjemahkan partitur. Dan, sebagai penonton, kita ikut-ikutan cemas ketika Neiman dengan tubuh berdarah-darah menahan sakit, mencoba menggebuk drum di atas panggung.
Akhir film ini mengejutkan. Konflik Neiman-Fletcher berpuncak di panggung Carnegie Hall yang prestisius. Film ini membuktikan bahwa sebuah film musik pun mampu memicu adrenalin sama kuatnya dengan film laga.
NUNUY NURHAYATI
Whiplash
Sutradara: Damien Chazelle
Penulis Naskah: Damien Chazelle Pemain: Miles Teller, J.k. Simmons, Paul Reiser, Melissa Benoist, Austin Stowell
Durasi: 107 menit
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo