KENANGAN DESEMBER
Cerita: Yudi Astono Cahaya
Skenario: Arifin C. Noer
Sutradara: Ami Priyono
Produksi: PT Bhaskara Indah Cine Production.
BAIK Ami Priyono, sutradara, maupun Arifin yang menulis
skenario, semuanya tahu syarat bikin film baik. Tapi mereka bisa
alpa. bukan?
Dan film ini pun cuma nyaris enak ditonton.
Amat sayang bahwa justru faktor kebetulanlah yang menyebabkan
ketidak-hadiran hal terpenting bagi jalannya sebuah cerita.
Bahkan dalam hidup sehari-hari faktor sebab-akibat senantiasa
merupakan titik pusat perjalanan hidup, apa lagi dalam cerita
film yang disepakati sebagai kondensasi cerita kehidupan. Adalah
faktor sebab-akibat itu yang dilupakan dalam film Kenangan
Desember ini.
Maunya film ini berkisah tentang Anna (Tanti Yosepha) yang hidup
sebatang kara -- tidak dijelaskan karena apa - serta tentang
keluarga Frans (Ishaq Iskandar) yang hidup dalam rumah mewah
yang diliputi kesuraman. Tentang kesuraman ini memang ada
sedikit dijelaskan pangkal soalnya, yakni lantaran ditinggal
mati sang nyonya rumah yang muda belia dan cantik jelita.
Kenapa dia mati? Bagi suaminya yang kelihatan menganut agama
Katolik secara taat, melulu karena ajal yang datang secara
misterius. Tapi penonton film menyaksikan kedatangan ajal itu
lewat tangan adik kandung almarhumah, Renita (Marini), yang
memasukkan racun dalam gelas minum kakaknya. Mengapa sejahat
itu? Boleh macam-macam jawabnya. Tergantung inteligensi yang
nonton. Inilah kalau faktor sebab ilupakan, sedang akibat
didramatisir.
Anna yang jadi guru bagi dua anak piatu Frans yang kaya raya itu
lain pula kisahnya. Mula-mula ia menolak cinta pemuda Danny (Roy
Marten), ipar Frans yang tinggal dalam rumah mewah yang terletak
di kawasan Jawa Barat. Ketika Danny pergi bekerja ke Jakarta,
cinta Anna kepada pemuda itu diamdiam bersemi. Sialnya pula,
surat-surat Danny dibajak Renita. Tidak ada usaha lain dari
kedua belah pihak - Danny dan Anna - untuk saling cari tahu
keadaan masing-masing. Maka meski ada pernyataan cinta dari
Frans, hati Anna toh terus mendingin untuk akhirnya membeku di
sebuah biara setelah ikut menyaksikan matinya Frans oleh racun
Renita. Racun yang sama juga dipakai Renita untuk bunuh diri
lantaran cintanya terhadap Frans tidak bersambut.
Kendati film ini kilai kemilau dengan warna pakaian pemain serta
perabot rumahtangga mereka, juga pemandangan alanl sangatlah
indahnya, perasaan kesuraman yang amat menekan tetap saja
mengalir dari layar ke penonton sejak awal film hingga lampu
terang kembali. Dari film ini penonton sama sekali tidak bisa
mendapatkan hiburan, meskipun kesuraman yang menekan itu
tercipta tidak dengan sewajarnya.
Bagi penonton Indonesia, ada bagian-bagian film ini yang sedikit
aneh. Lihatlah Frans yang kaya raya dengan rwnah mewah serta
mobil Mercedes dan pekerja kebunnya yang berjubel. Tapi baik
ketika perkawinannya maupun saat kematian isterinya, yang hadir
cuma sejumlah kecil manusia yang bisa dihitung dengan jari. Kata
orang-orang yang gemar nonton film di luar negeri, ini Kenangan
Desember memang ada berbau film sana. Sayang buat Ami yang sudah
banyak memberi harapan lewat film-filmnya yang terdahulu.
Salim Said
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini