Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Ami, arifin dan alpa

Cerita: yudi astono cahaya skenario: arifin c. noer. sutradara: ami priyono produksi: pt bhaskara indah cine produktion resensi oleh: salim said. (fl)

11 Juni 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KENANGAN DESEMBER Cerita: Yudi Astono Cahaya Skenario: Arifin C. Noer Sutradara: Ami Priyono Produksi: PT Bhaskara Indah Cine Production. BAIK Ami Priyono, sutradara, maupun Arifin yang menulis skenario, semuanya tahu syarat bikin film baik. Tapi mereka bisa alpa. bukan? Dan film ini pun cuma nyaris enak ditonton. Amat sayang bahwa justru faktor kebetulanlah yang menyebabkan ketidak-hadiran hal terpenting bagi jalannya sebuah cerita. Bahkan dalam hidup sehari-hari faktor sebab-akibat senantiasa merupakan titik pusat perjalanan hidup, apa lagi dalam cerita film yang disepakati sebagai kondensasi cerita kehidupan. Adalah faktor sebab-akibat itu yang dilupakan dalam film Kenangan Desember ini. Maunya film ini berkisah tentang Anna (Tanti Yosepha) yang hidup sebatang kara -- tidak dijelaskan karena apa - serta tentang keluarga Frans (Ishaq Iskandar) yang hidup dalam rumah mewah yang diliputi kesuraman. Tentang kesuraman ini memang ada sedikit dijelaskan pangkal soalnya, yakni lantaran ditinggal mati sang nyonya rumah yang muda belia dan cantik jelita. Kenapa dia mati? Bagi suaminya yang kelihatan menganut agama Katolik secara taat, melulu karena ajal yang datang secara misterius. Tapi penonton film menyaksikan kedatangan ajal itu lewat tangan adik kandung almarhumah, Renita (Marini), yang memasukkan racun dalam gelas minum kakaknya. Mengapa sejahat itu? Boleh macam-macam jawabnya. Tergantung inteligensi yang nonton. Inilah kalau faktor sebab ilupakan, sedang akibat didramatisir. Anna yang jadi guru bagi dua anak piatu Frans yang kaya raya itu lain pula kisahnya. Mula-mula ia menolak cinta pemuda Danny (Roy Marten), ipar Frans yang tinggal dalam rumah mewah yang terletak di kawasan Jawa Barat. Ketika Danny pergi bekerja ke Jakarta, cinta Anna kepada pemuda itu diamdiam bersemi. Sialnya pula, surat-surat Danny dibajak Renita. Tidak ada usaha lain dari kedua belah pihak - Danny dan Anna - untuk saling cari tahu keadaan masing-masing. Maka meski ada pernyataan cinta dari Frans, hati Anna toh terus mendingin untuk akhirnya membeku di sebuah biara setelah ikut menyaksikan matinya Frans oleh racun Renita. Racun yang sama juga dipakai Renita untuk bunuh diri lantaran cintanya terhadap Frans tidak bersambut. Kendati film ini kilai kemilau dengan warna pakaian pemain serta perabot rumahtangga mereka, juga pemandangan alanl sangatlah indahnya, perasaan kesuraman yang amat menekan tetap saja mengalir dari layar ke penonton sejak awal film hingga lampu terang kembali. Dari film ini penonton sama sekali tidak bisa mendapatkan hiburan, meskipun kesuraman yang menekan itu tercipta tidak dengan sewajarnya. Bagi penonton Indonesia, ada bagian-bagian film ini yang sedikit aneh. Lihatlah Frans yang kaya raya dengan rwnah mewah serta mobil Mercedes dan pekerja kebunnya yang berjubel. Tapi baik ketika perkawinannya maupun saat kematian isterinya, yang hadir cuma sejumlah kecil manusia yang bisa dihitung dengan jari. Kata orang-orang yang gemar nonton film di luar negeri, ini Kenangan Desember memang ada berbau film sana. Sayang buat Ami yang sudah banyak memberi harapan lewat film-filmnya yang terdahulu. Salim Said

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus