Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Arang dan Kapur Basoeki

Sejumlah drawing Basoeki Abdullah dipamerkan di museumnya. Ternyata Basoeki juga banyak membuat sketsa rapat pergerakan rakyat.

16 Desember 2013 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gambar sosok Ki Hadjar Dewantara mencuri perhatian pengunjung Museum Basoeki Abdullah, Cilandak, Jakarta Selatan. Ki Hadjar mengenakan jas, dasi, peci hitam, dan kacamata. Meski digambar "hanya" dengan arang dan kapur, gambar tokoh Perguruan Taman Siswa itu begitu hidup.

Dewangkara, cucu Ki Hadjar, ingat Basoeki Abdullah menggambar kakeknya itu di Yogyakarta pada 1957-1958. "Prosesnya agak lama karena diselingi minum teh dan makanan kecil," kata Dewangkara, yang kala itu berusia sekitar 5 tahun.

Dewangkara mengenang momen menggambar sang kakek itu seperti sebuah peristiwa besar. Hampir semua keluarga melihat proses kreatif menggambar kakeknya. "Kami sekeluarga mendapat radiogram dari kantor Teritorium 502 untuk datang ke Yogyakarta, naik pesawat Dakota," ujarnya.

Gambar sosok Ki Hadjar itu menjadi satu di antara 21 drawing karya Basoeki Abdullah yang dipamerkan di Museum Basoeki Abdullah pada 7-20 Desember ini. Pameran bertajuk "Seni Gambar Basoeki Abdullah" itu menunjukkan keahlian Basoeki menggambar dengan pensil, arang, pastel, atau kapur.

Dan ternyata banyak tokoh digambar Basoeki dengan pensil atau konte. Lihat saja gambar potret Gandhi yang dibuat dengan teknik dusel saat pelukis itu berusia 10 tahun. Atau lukisan potret pesanan istri bupati Wonogiri I saat masih gadis dan setelah menjadi istri bupati. Ayahnya, Abdullah Surjo Subroto, digambar dengan teknik arsir.

Ada juga goresan konte pada gambar berjudul Bapak, Ibu pada 1940 dalam frame elips. Seperti foto hitam-putih zaman dulu. Repro gambar arang Bung Karno dari posisi samping juga dipajang. Gambar ini menjadi gambar yang dicetak di prangko. Hubungan Bung Karno dengan Basoeki memang sudah lama terjalin erat.

Bung Karno bahkan tak keberatan ketika Basoeki masuk ke sebuah rapat pergerakan rakyat dan membuat sketsa. "Basoe–ki ternyata banyak berkarya di jalur diplomasi. Seniman lain mungkin turun ke medan perang melukis yang heroik," ujar Mikke Susanto, kurator pameran ini.

Mikke menduga masih banyak sketsa atau gambar Basoeki dari ruang rapat saat pergerakan. Salah satu yang mendukung adalah gambar bertajuk Tony Rafty and Subject. Basoeki menggambar Tony Rafty, pelukis-karikaturis Australia, terlihat seperti sedang menggambar atau mewawancarai subyeknya. Rafty dikenal sebagai karikaturis media yang cukup melegenda. Dia juga disebut-sebut sebagai salah satu saksi Perang Dunia II dan lahirnya negara Indonesia.

Basoeki juga menggambar dan melukis tokoh pergerakan di negeri ini. Bung Karno, Bung Hatta, Ki Hadjar Dewantara, Raden Mas Soedibio, Wahidin Sudirohusodo (yang juga kakeknya), Adam Malik, Sri Sultan Hamengku Buwono IX, juga Raden Sosrokartono, kakak Kartini.

Mikke mengatakan adanya gambar Rafty, sketsa rapat, dan tokoh-tokoh menjadi bukti kedekatan Basoeki dengan mereka, bukan sembarang tokoh. "Kalau tidak dikenal baik, mana mau mereka dilukis?" ujarnya.

Selain itu, ada satu lagi gambar yang mencuri perhatian. Sebuah gambar reproduksi, sayangnya ukurannya sangat kecil. Mungkin tak lebih dari 10 x 12 sentimeter. Sebuah gambar perempuan cantik setengah badan yang menyertai sebuah puisi karya Chairil Anwar. Gambar dengan pensil ini konon adalah gadis cantik yang dikagumi penyair Chairil Anwar. Ia adalah Sri Ayati. Chairil mengagumi Ayati. Ia mempersembahkan sajaknya, Sendja di Pela- buhan Ketjil, untuk Ayati.

Konon Ismail Marzuki sesungguhnya juga membuat sebuah lagu untuk Ayati. Ayati tentu perempuan yang sangat rupawan, sehingga dikagumi dua seniman besar itu. Dan Ayati sesungguhnya juga dikenal baik oleh Basoeki. Mereka bertemu dalam organisasi Persatuan Pelajar Pejuang yang diketuai Mohammad Yamin. Satu hal yang membekas setelah menyaksikan pameran ini, ternyata Basoeki tidak hanya bergulat dengan dunia Mooi Indie.

Dian Yuliastuti

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus