Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Belalang lucu dari inggris

Pertunjukkan balet dari grup the mantis dance company (inggris), di tim. balet dengan gerakan ganjil dan kostum yang tak rapi. (tr)

30 April 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

NAMA grup itu sendiri mengingatkan pada cerita silat, The Mantis Dance Company, atau kumpulan tari belalang. Mereka datang dari Inggris hanya dengan 7 penari (5 lelaki dan 2 wanita). Tapi suguhan di Teater Tertutup Taman Ismail Marzuki, 19 dan 20 April yang lalu, dan bcberapa malam sebelumnya di Surabaya, mcninggalkan kesan yang unik. Sebuah gaya balet modern yang agak tidak biasa. Panggung dibiarkan menganga dengan hiasan tall-temali yang digantungkan terpusat di kanan-belakang pentas. Ujung-ujung tah terentang ke tengah, kiri, dan kanan. Sobekan-sobekan kain buram terkait pada rentangan tali-temali tersebut. Ini adalah tata panggung untuk Signs, nomor pertama yang merupakan karya Micha Bergese (pimpinan grup). Bergese yang kokoh dan atletis, tampil hanya bercelana pendek. Ia hanya sendirian membawakan karya barunya ini (1983), mencoba menghadirkan misteri gerak dengan dukungan musik tradisi Jepang dan tah-temali tadi. Karya Bergese yang lain, Encore, yang secara harfiah berarti pengulangan, ditata dengan iringan musik "tepuk tangan". Karya ini menggaris-bawahi kaitan utama antara tari dan musik, yakni: irama. Dua orang penari mula-mula melakukan gerak-gerak dengan pola irama yang sama, kemudian perlahan berkembang saling mengisi (sinkopasi), dan selanjutnya kembali pada pola irama semula. Dari ketiga karya Bergese yang dibawa ke Indonesia ini, paling menarik adalah Dots and Dashes. Karya ciptaan 1981 ini sangat kuat dipengaruhi gaya koreografi Merce Cunningham, salah seorang pelopor balet modern Amerika. Cunningham sangat percaya pada kekuatan komunikasi gerak tanpa harus bercerita. Mengungkap masalah kejiwaan, tanpa hukum-hukum komposisi konvensional. Cunningham dalam menyusun tata urutan gerak, cukup melempar dadu atau kepeng - gaya garap kebetulan yang dikenal dengan istilah chance. Ia pun sering meminta musik khusus kepada John Cage, seorang komponis avant garde, untuk mengiringi karya tarinya. Tetapi anehnya Cunningham tak merasa perlu mendengarkannya terlebih dahulu sebelum memadukan musik pengiring tersebut dengan gerak-gerak tari yang disusunnya. Yang penting, bunyi dan gerak berakhir pada saat yang sama, katanya. Gaya garap inilah yang juga dilakukan oleh Micha Bergese dalam Dots and Dashes. Maka jangan terkejut kalau kadang terasa ada ketakpaduan. Misalnya tiba-tiba musik berhenti, tapi tarian jalan terus. Musik berbunyi lagi, kebetulan ketika para penari sedang tak bergerak. Ini memang menimbulkan kesan lucu. Micha Bergese juga menyuguhkan karyakarya penata tan tamu. Rotany Action adalah karya Bill T. Jones dan Arnie Zahe. Tentu saja koreografi ini pun sesuai dengan "selera" Bergese, ada kesan "kurang ajar". Pada dasarnya tari ini menyuguhkan vitalitas fisikal, kekuatan, dan kelembutan gerak dengan selingan gerak jazz dan sho dancing. Tapi ada bagian yang disebut ghosting atau menari dengan hantu. Karena jumlah penari ganjil 5 orang, maka setiap kali mereka menari berpasangan, selalu ada salah seorang yang menari dengan gerak berpasangan tanpa pasangan. Pergelaran Mantis ditutup dengan Dolly Sods, karya Dan Wagoner, 1982. Judul Dolly Sods sendiri diambil dari nama sebuah daerah di Virginia Barat yang didiami oleh sejumlah pendatang dengan latar belakang yang berbeda-beda. Para pendatang itu berhasil bergotong-royong mengolah tanah untuk kehidupan mereka bersama. Kisah itu dibuka dengan adegan meniru grand-final balet (sebuah ide yang menawan). Dan sesuai dengan pergantian iringannya, suasana gerak silih berganti: kadang jenaka, kadang serius, sering juga ironis. Enam penari meluncur berkejaran, jatuh, saling mengangkat. Secara berpasangan mereka melakukan gerak-gerak berputar, melompat, menggamit pundak, menahan dada teman dengan tangan, ganti dengan kepala, saling mendorong, untuk kemudian berkejaran kembali seperti kanak-kanak yang bermain riang-gembira. Ada pula misalnya penari pria yang menari berpasangan dengan gadisnya, tetapi yang setiap mendekat ditarik rekan pria yang lain yang dengan segera menggantikan posisinya dengan gerakan yang luwes dan lucu. Mengesankan satu ungkapan rasa saling bergantung, saling percaya, saling membutuhkan. Dan, bagi mereka yang fanatik terhadap kaidah balet klasik, tentu akan kaget. Dalam nomor ini beberapa kali ada adegan penari wanita mengangkat atau menggendong penari pna. Suatu hal yang amat ganjil, tidak biasa, tapi lucu. Sal Murgiyanto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus