NAMA grup itu sendiri mengingatkan pada cerita silat, The Mantis
Dance Company, atau kumpulan tari belalang. Mereka datang dari
Inggris hanya dengan 7 penari (5 lelaki dan 2 wanita). Tapi
suguhan di Teater Tertutup Taman Ismail Marzuki, 19 dan 20 April
yang lalu, dan bcberapa malam sebelumnya di Surabaya,
mcninggalkan kesan yang unik. Sebuah gaya balet modern yang agak
tidak biasa.
Panggung dibiarkan menganga dengan hiasan tall-temali yang
digantungkan terpusat di kanan-belakang pentas. Ujung-ujung tah
terentang ke tengah, kiri, dan kanan. Sobekan-sobekan kain buram
terkait pada rentangan tali-temali tersebut. Ini adalah tata
panggung untuk Signs, nomor pertama yang merupakan karya Micha
Bergese (pimpinan grup).
Bergese yang kokoh dan atletis, tampil hanya bercelana pendek.
Ia hanya sendirian membawakan karya barunya ini (1983), mencoba
menghadirkan misteri gerak dengan dukungan musik tradisi Jepang
dan tah-temali tadi.
Karya Bergese yang lain, Encore, yang secara harfiah berarti
pengulangan, ditata dengan iringan musik "tepuk tangan". Karya
ini menggaris-bawahi kaitan utama antara tari dan musik, yakni:
irama. Dua orang penari mula-mula melakukan gerak-gerak dengan
pola irama yang sama, kemudian perlahan berkembang saling
mengisi (sinkopasi), dan selanjutnya kembali pada pola irama
semula.
Dari ketiga karya Bergese yang dibawa ke Indonesia ini, paling
menarik adalah Dots and Dashes. Karya ciptaan 1981 ini sangat
kuat dipengaruhi gaya koreografi Merce Cunningham, salah seorang
pelopor balet modern Amerika. Cunningham sangat percaya pada
kekuatan komunikasi gerak tanpa harus bercerita. Mengungkap
masalah kejiwaan, tanpa hukum-hukum komposisi konvensional.
Cunningham dalam menyusun tata urutan gerak, cukup melempar dadu
atau kepeng - gaya garap kebetulan yang dikenal dengan istilah
chance. Ia pun sering meminta musik khusus kepada John Cage,
seorang komponis avant garde, untuk mengiringi karya tarinya.
Tetapi anehnya Cunningham tak merasa perlu mendengarkannya
terlebih dahulu sebelum memadukan musik pengiring tersebut
dengan gerak-gerak tari yang disusunnya. Yang penting, bunyi
dan gerak berakhir pada saat yang sama, katanya.
Gaya garap inilah yang juga dilakukan oleh Micha Bergese dalam
Dots and Dashes. Maka jangan terkejut kalau kadang terasa ada
ketakpaduan. Misalnya tiba-tiba musik berhenti, tapi tarian
jalan terus. Musik berbunyi lagi, kebetulan ketika para penari
sedang tak bergerak. Ini memang menimbulkan kesan lucu.
Micha Bergese juga menyuguhkan karyakarya penata tan tamu.
Rotany Action adalah karya Bill T. Jones dan Arnie Zahe.
Tentu saja koreografi ini pun sesuai dengan "selera" Bergese,
ada kesan "kurang ajar". Pada dasarnya tari ini menyuguhkan
vitalitas fisikal, kekuatan, dan kelembutan gerak dengan
selingan gerak jazz dan sho dancing. Tapi ada bagian yang
disebut ghosting atau menari dengan hantu. Karena jumlah
penari ganjil 5 orang, maka setiap kali mereka menari
berpasangan, selalu ada salah seorang yang menari dengan gerak
berpasangan tanpa pasangan.
Pergelaran Mantis ditutup dengan Dolly Sods, karya Dan Wagoner,
1982. Judul Dolly Sods sendiri diambil dari nama sebuah daerah
di Virginia Barat yang didiami oleh sejumlah pendatang dengan
latar belakang yang berbeda-beda. Para pendatang itu berhasil
bergotong-royong mengolah tanah untuk kehidupan mereka bersama.
Kisah itu dibuka dengan adegan meniru grand-final balet (sebuah
ide yang menawan). Dan sesuai dengan pergantian iringannya,
suasana gerak silih berganti: kadang jenaka, kadang serius,
sering juga ironis. Enam penari meluncur berkejaran, jatuh,
saling mengangkat. Secara berpasangan mereka melakukan
gerak-gerak berputar, melompat, menggamit pundak, menahan dada
teman dengan tangan, ganti dengan kepala, saling mendorong,
untuk kemudian berkejaran kembali seperti kanak-kanak yang
bermain riang-gembira. Ada pula misalnya penari pria yang
menari berpasangan dengan gadisnya, tetapi yang setiap mendekat
ditarik rekan pria yang lain yang dengan segera menggantikan
posisinya dengan gerakan yang luwes dan lucu. Mengesankan satu
ungkapan rasa saling bergantung, saling percaya, saling
membutuhkan. Dan, bagi mereka yang fanatik terhadap kaidah balet
klasik, tentu akan kaget. Dalam nomor ini beberapa kali ada
adegan penari wanita mengangkat atau menggendong penari pna.
Suatu hal yang amat ganjil, tidak biasa, tapi lucu.
Sal Murgiyanto
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini