MISSING
Pemain: Jack Lemmon, Sissy Spacek, John Shea
Skenario: Constantin Costa-Gavras dan Donald Stewart
Sutradara: Constantin Costa-Gavras
TUJUAN seni bukanlah menghibur, melainkan mengganggu. Itu
pernyataan Constantin Costa-Gavras. Missing suatu contoh
bagaimana ia mencoba membikin risau kita. Sutradara dengan
simpati kuat kepada kaum kiri ini, dengan film pertamanya yang
lolos ke Indonesia praktis tanpa dipotong sensur membuktikan ia
memang bisa mengganggu tanpa berteriakteriak.
Mungkin karena ceritanya sudah dianggap bisa meyakinkan. Kisah
penulis Amerika yang hilang di Chili di tahun 1972 ini
didasarkan pada buku karya Thomas Hauser, The Execution of
Charles Horman: An American Sacrifice - sebuah kisah nyata
tentang campur tangan asing, kebrutalan suatu kudeta, dan
orang-orang yang Jadi korban.
Charles Horman, 31 tahun, adalah anak muda Amerika yang tipikal
bagi generasi resah tahun 1960-an. Ia anak kaum menengah yang
makmur. Ayahnya ahli disain industri. Ia cerdas (IQ-nya berada
di tingkat jenius, 192), tapi ia memilih pendidikan yang tidak
untuk mengejar karir dan kekayaan - yakni jurusan bahasa dan
sastra.
Dan seperti kebanyakan anak kaum menengah yang terpelaJar di
masanya, ia pembangkang terhadap nilai-nilal bapak: pandangannya
kiri, ia pernah mencoba obat bius, dan ia aktif dalam perjuangan
hak-hak sipil.
Gairah itu kemudian membawanya ke Chili, Amerika Selatan. Di
negeri jauh itu impian nampaknya bukan mustahil: sebuah
pemerintahan Marxis berhasil berdiri tanpa cara kekerasan.
Salvadore Allende, yang jadi presiden Chili, merupakan Marxis
pertama yang membuktikan bahwa sosialisme bisa menang tanpa
kediktaturan. Tak mengherankan bila ia jadi hero orang-orang
progresif di Barat. Charles Horman - dan demikian pula
Costa-Gavras termasuk dalam kelompok pemujanya.
Di Santiago, Charles Horman tinggal bersama istrinya, Joyce. Ia
menulis skrip film - misalnya tentang sejarah imperialis
me di Chili. Dan ia membuat catatan harian,juga tentang politik.
Tapi di tahun 1973, golongan kanan dengan kaum militernya
menumbangkan dan membunuh Allende. Penangkapan besar-besaran
dilakukan. Tanggal 17 September 1973, Charles Horman juga
diambil. Sejak itu ia hilang tak tentu buinya.
Maka datanglah ayah Charles ke Chili, untuk menemukan anaknya.
Ed Horman ahli disain industri itu, terutama terdorong oleh
cinta dan kewajibannya kepada seorang anak tunggal: orang tua
ini sebenarnya tak pernah menyetuJul pandangan politik dan
nilai-nilai hidup anaknya. Ia Juga punya pandangan yang sama
terhadap menantunya, Joyce - putri seorang pemilik spermarket
dari Minnesota yang, seperti Charles, juga pembangkang.
Pencarian Ed Horman ternyata gagal. Kemudian baru diketahui
bahwa Charles telah ditembak mati, dan Ed Horman bukan saja
sedih, tapi marah: ia merasa bahwa kedutaan besar AS di Santiago
telah membohonginya. Para pejabat Amerika itu berpura-pura
membantunya, padahal mereka telah lama tahu - bahkan menurut
dugaannya merestui - eksekusi Charles Horman.
Sebab orang muda ini - dengan semangat anti-imperialisme
Amerikanya - punya petunjuk: pemerintah AS mendalangi kudeta
terhadap Allende. Itu-terdapat dalam catatan hariannya.
Film Costa-Gavras berpusat pada kehadiran Ed Horman di Santiago:
harapannya kesedihannya, frustrasinya, dan akhirnya
kemarahannya. Dan dalam hal itu Missing tak mengulangi kebanalan
film politik yang lazim, yang suka melukiskan Si Kiri melawan Si
Kanan dengan sapuan kuas yang besar - plus pidato.
Missing, dengan realisme yang lugas dan seni akting yang begitu
wajar, bahkan bisa diterima sebagai drama keluarga. Sebab pada
akhirnya si bapak kehilangan anak, tapi menemukannya kembali
dalam Jiwa: Ed lebih memahami Charles - seraya mendapatkan nasib
dan ikatan yang sama dengan sang menantu. Jurang pemisah
generasi pun terjembatani, bagaikan kisah sandiwara TVRI. Film
ini, seperti dikatakan Costa-Gavras sendiri, memang bukan film
tentang keputusasaan.
Maka sejauh mana sebenarnya Missing bisa membikin risau? Untuk
penorlton Amerika, mungkin jawabannya jelas. CostaGavras pernah
menolak menyutradarai sejenis The Godfather karena ia menganggap
cerita itu amat bersifat Amerika. Namun Missing pada dasarnya
juga demikian: Costa-Gavras, seperti Thomas Hauser yang menulis
kisah ini pertama kalinya, berbicara kepada publik Amerika.
Ini adalah gugatan terhadap kebohongan birokrasi Nixon kepada
rakyatnya. Ini pula tuduhan tentang campur tangan Washington di
negeri asing, dan bukan suatu kisah politik tentang negeri itu -
sebab nama Chili pun hampir tak disebut dalam film ini. Ini juga
suatu cerita tentang satu keluarga di negeri di mana anak muda
mampu untuk muak terhadap kemakmuran mereka sendiri. Dan
akhirnya ini juga sebuah film yang menunjukkan kelebihan
demokrasi Amerika - meskipun bukan itu maksud CostaGavras.
Adegan yang paling berkesan bagi saya adalah adegan di stadion,
tempat ribuan orang ditahan. Ed Horman aack Lemmon) bersama
Joyce (dalam film disebut Beth, dimainkan oleh Sissy Spacek)
diantar para pejabat Chili ke sana, untuk menemukan Charles.
Mereka dipersilakan memanggil nama itu dengan pengeras suara. Si
ayah, setelah agak bingung, menyeru. Ia menyebut nama Charles,
dan - seolah mempertautkan kembali hubungannya dengan anak yang
pernah putus itu - bicara tentang perjalanan mereka berdua waktu
Charlie masih kecil. Tapi tak ada yang menjawab.
Tiba-tiba sesosok tubuh muncul mendekat dari bagian atas yang
jauh di stadion itu. Si ayah berteriak setengah berharap. Ia
tnenyangka yang datang adalah Charles. Tapi ternyata tidak. Ia
seorang anak muda Chili yang berteriak marah: "Ayahku tidak
dapat mengunjungi aku!"
Dengan kata lain, ia menggugat ketidakadilan itu: hanya seorang
ayah Amerikalah yang dapat beroleh previlese buat mencari
anaknya di neraka. Hanya seorang ayah Amerika, pembayar pajak
dari sebuah sperpoer, pendukung rezim militer Chili tapi juga
sebuah republik yang dengan segala justanya, toh tetap kasih
lihat betapa seorang warganegara harus dilayani.
Mungkin itu sebabnya Costa-Gavras benar, ketika ia membantah
bahwa filmnya anti-Amerika. Ia juga tak anti-Soviet, demikian
katanya, ketika ia membuat The (.'onfession (1970), tentang
pengadilan di Praha - sebuah film yang dilarang beredar hampir
di semua negara komunis. Ia menentang sistem yang buruk,
demikian pula katanya - tapi pada akhirnya sutradara yang
membuat Missing dengan biaya dari Universal di Hollywood itu
mengakui: film ini "bukti terbesar" tentang demokrasi dan
kemerdekaan di Amerika.
Mungkin dengan demikian jadi kaburlah kesewenang-wenangan yang
terjadi di sekitar penembakan, penyiksaan dan kebrutalan lain di
Chili.Missing memang menghadirkannya secara impresionistis, di
latar belakang: suara bedil, mayat-mayat, pasukan yang menggeledah
dan rasa takut di mana-mana. Bahkan seluruh kesewenang-wenangan
itu bagaikan mimpi: kita tak tahu adakah kuda putih yang berlari
di jalan dan dikejar serta ditembaki dari Jip tentara itu
benar-benar nyata, atau cuma lambang, atau mimpi buruk Beth yang
tertidur di emper kantor selama tercegat jam malam.
Tapi mungkin itu juga suatu kontras yang secara efektif
dimaksudkan Costa-Gavras: sementara dua orang Amerika repot dengan
seorang keluarga yang hilang, ribuan orang Chili dihabisi tanpa
ada yang mengacuhkan. Di banyak negeri di Dunia Ketiga, orang
memang sering hidup dengan kebisuan telur puyuh yang terjatuh
dalam semak. Sewaktu-waktu ada gajah, kuda atau kereta lewat, dalam
peperangan ataupun dalam keisengan - lalu nasib pun menggilas.
Goenawan Mohamad
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini